3

7.9K 577 20
                                    

STOK TERAKHIR PART🙂👍



























"kita duduk di situ aja yuk"ucap Eli menunjukkan meja kantin yang berada sudut.
"Ya udah yuk"balas Jinan.

Mereka menuju meja tersebut. Kantin tidak terlalu ramai, mungkin sebagian murid memilih untuk tetap di kelas mereka.

"Mau pesan apa?"tanya Jinan.

"Gw batagor sama es teh manis satu"ucap Dey.

"Gw sama'in kayak Dey"ucap Eli.
Jinan melirik ke arah Chika."lu mau pesan apa Chik?"

"Em... Sama'in aja deh"Jinan mengangguk, ia meninggal ketiga temannya untuk memesan makanan mereka.

Tak berapa lama Jinan kembali dengan membawa pesanan mereka.

Saat mereka semua asik makan, terlihat seorang cowok yang berdiri di depan meja mereka, menatap dingin ke arah salah satu cewek yang fokus pada makanannya.

"Ganteng banget gila"bisik Jinan ke Dey.

"Kakak kelas ini mah, namanya Aran kalau ga salah, dia emang ganteng, bahkan dia jadi rebutan cewek cewek yang ada di sekolah ini"balas Dey, dengan berbisik.

"Gebet Sabi kali ye"ucap Eli dengan berbisik juga.

"EHEKM!!"cowok itu berdehem. Chika yang tengah fokus dengan makanannya itu pun mendongakkan kepalanya. Bertapa kagetnya ia melihat Aran berada di hadapannya.

"Ngepain makan itu"tanya Aran dingin. Tatapannya mulai menajam ke arah gadisnya itu. Aran melarang Chika untuk memakan makan seperti itu, menurutnya ga sehat.

Chika menundukkan kepalanya, ia sangat takut melihat Aran seperti itu.

Jinan Eli dan Dey nampak bingung melihat Chika yang tiba tiba menundukkan kepalanya, seperti ketakutan.

Aran berjalan mendekati Chika. Ia menarik lembut tangan Chika, membawa gadisnya itu pergi dari kantin tersebut.

Ketiga temannya Chika menatap heran ke arah mereka berdua.

"Mereka ada hubungan apa?"Dey dan Jinan menggelengkan kepalanya tak tahu.

*****************

Aran duduk di bangku taman belakang yang sangat sunyi, tak ada murid yang bakalan datang ke sana. Chika duduk di pangkuan Aran, ia meletakan kepalanya di bahu kekasihnya itu.

Chika memanyunkan bibirnya, matanya mulai berkaca-kaca menandakan cairan bening akan keluar dari sana.

Aran mengelus punggung Chika, ia tau kalau sekarang Chika sedang ketakutan dengan dirinya. Padahal Aran tidak akan marah kepada gadisnya itu, paling ia hanya menasehati saja. Seseram itu kah dirinya, padahal ia belum berkat apapun kepada gadisnya itu.

"Kenapa hm?"ucap Aran, namun tak ada jawaban dari Chika, ia malah mempererat pelukannya di pinggang Aran.

Seketika punggung Aran basah, ternyata gadisnya itu telah menangis.

"Kenap nangis?"ucap Aran.
"Takut..."cicit Chika.

"Jangan takut ya, aku ga marah kok"ucap Aran menarik tubuh Chika, menatap wajah gadisnya itu yang sudah basah karena air matanya.

Aran menghapus air mata Chika, ia mencium bibir pink Chika sekilas.

"Jangan takut ya, aku ga marah"namun Chika kembali menangis.

"Kenapa nangis lagi"Chika menjatuhkan kepalanya di dada bidang milik Aran.

"Takut kamu marah"ucapnya di dalam dada Aran.

Posesif Aran [Telah Terbit]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz