44

2.6K 248 6
                                    


































Mirza menghentikan mobilnya di depan rumah Aran. Ia menatap ke arah rumah itu, lalu ia menghela nafasnya.

"Kayaknya orang tua lu belum tau kejadian tenggelamnya kapal lu ran"gumam Mirza.

Mirza turun dari mobilnya. Berjalan masuk ke rumah Aran.

"Malam den mirza"sapa art Aran yang baru saja keluar dari rumah Aran dengan membawa plastik sampah.

"Malam mbak"sahut Mirza tersenyum tipis.

"Mau cari den Aran ya, aduh den Aran nya lagi pergi"ujar mbak.

"Bukan, Mirza mau ketemu sama Tante Shania dan om Bobby"

"Oh kirain, masuk aja den, nyonya sama tuan ada di dalam"

"Iya, Mirza dulunya ya mbak"ucap Mirza yang di balas anggukan oleh art itu.

Mirza berjalan masuk ke rumah mewah milik Aran, ia mencari keberadaan kedua orang tua Aran.

"Ga ada di ruang tamu, berarti di ruang tv kalau enggak di ruang makan"gumam Mirza, melangkahkan kakinya ke ruang tv.

"Bener di ruang tv, lihat tv tapi ga liat berita, pantes ga tau kalau anaknya entah selamat atau tidak"gerutu Mirza.

"Selamat malam Om, Tante"

Shania dan Bobby mengedarkan pandangannya, melihat ke arah samping.

"Eh malam, kenapa ke sini?"tanya Bobby.

"Mau cari Aran ya, Aran nya lagi pergi ke korea"ujar Shania.

"Iya Mirza tau, tapi kayaknya Aran ga ke Korea deh"ucap Mirza yang membuat Shania dan Bobby menjadi bingung.

"Maksudnya?"

"Tante sama Om ga tau?"tanya Mirza.

"Tau apa? Sebenarnya apa sih yang kamu maksud?"tanya Shania.

"Om sama Tante jangan kaget ya"ucap Mirza lirih.

Mirza membuka handphonenya, ia memberikan handphonenya kepada Bobby dan Shania, terlihat di sana terdapat berita tenggelamnya kapal CVO09, dimana kapal itu yang Aran tumpangi.

"Enggak! Enggak! Aran ga naik kapal itu kan pah?!"tanya Shania, tubuhnya bergetar, menahan tangisnya.

"Kapan kejadiannya?"tanya Bobby masih fokus dengan layar Mirza.

"Tadi sore"jawab Mirza singkat.

"A-aran selamat kan Mirza?"ucap Shania yang telah menangis.

Mirza terdiam tak menjawab ucapan Shania.

"Jawab Mirza!!!"bentak Shania.

Bobby menarik istrinya kedalam pelukannya, mengelus punggung shania dengan lembut.

"Aran anak saya selamat Mirza?"tanya Bobby setenang mungkin.

Mirza menggelengkan kepalanya."tim penyelamat dari Indonesia, Korea dan Taiwan menyatakan mereka sudah meninggal dunia, karena lautan yang sangat dalam, mereka juga tidak dapat mencari jasat para korban"

Shania yang mendengar ucapan Mirza semakin terisak dalam tangisnya. Bobby mengepal tangannya, menahan emosi serta air mata yang akan jatuh.




***



Chika menatap langit kamarnya, malam ini Chika benar-benar tidak bisa tidur.

"Mau peluk Aran"ucapan memanyunkan bibirnya.

Chika membangkitkan tubuhnya, ia mengambil handphonenya yang berada di nakas.

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang