27

3.2K 311 15
                                    

Kayak 🐷!































Aran mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang sangat gelap, tangannya terasa sakit karena ia di ikat gantung, membuat kakinya tak menyentuh ke lantai.

"Akh! Gw di mana?"gumam aran.

Aran berusaha melepaskan tali yang mengikat kuat di tangan. Namun sudah beberapa kali aran berusaha melepaskan tali itu, tapi tetep saja tidak bisa. Malah pergelangan tangan berdarah gara gara tali itu menggoreng kulitnya.

Tak berapa lama datang lah dua orang pria. Kedua pria itu menatap remeh ke arah aran.

"Hahaha, Aran Hitto, miris banget gw liat lo kayak gini"ujar seseorang, dia adalah Rehan.

"Hay anak berandalan, gini nasib kamu kalau bermain main dengan saya"ujar Rian.

Aran terkekeh kecil."gw ga taku sama kalian, kalian itu cupu, satu lawan satu kalau berani!"ujar Aran.

Rehan mendekati Aran, ia sedikit mendongakkan kepalanya, karena Aran di gantung agak lumayan tinggi.

"Satu lawan satu?"ucap Rehan lalu menendang kuat perut Aran.

Buhg!

Bugh!

"Nih, satu lawan satu!"ujar Rehan lalu memukulnya kepala Aran dengan kayu.

Bugh!

"UHUK UHUK!"Aran kembali mengeluarkan batuk darah. Aran menundukkan kepalanya, terasa amat pusing karena Rehan memukul kuat kepalanya dengan kayu.

"Rehan! Kau jangan terlalu sering memukulnya, biarkan dia menderita, lalu kita bunuh dia"jelas Rian.

"Ah ya, aku lupa"ujar Rehan lalu kembali mendekat ke Rian.

"Selamat menderita Aran Hitto"ujar Rehan tersenyum miring.



***


"Hhhuuaa Chika ga mau!!!"ujar Chika merengek.

"Sayang makan dulu, nanti kamu sakit"ujar Aya.

"Ga mau!!! Chika mau Aran, hiks Aran pergi!"tangis Chika.

"Aran ga pergi sayang, Aran ada di rumahnya"jelas Aya.

"Enggak!! Aran pergi, hiks Aran jahat"tangis Chika yang semakin kencang.

Tak berapa lama, seseorang pria berlari memasuki kamar Chika. Ia melihat Chika yang sudah menangis.

"Kenapa Chika Tante?"tanya pria itu.

"Tuh, adek kamu, nyariin Aran, kamu ada liat Aran ga Mirza?"tanya Aya.

Mirza menggelengkan kepalanya."aku dari semalam ga ada liat Aran malah"

"Hhhuuaa kak Mirza, Chika mau Aran hiks"ucapan langsung merentangkan kedua tangannya.

Mirza langsung memeluk Chika, ia mengelus punggung Chika agar lebih tenang.

"Sssstttt, nanti kak Mirza cari Aran ya"ucap Mirza.

"Chika mau Aran, mau Aran kak Mirza"ujar Chika memanyunkan bibirnya.

"Iya, nanti kak Mirza cari Aran dimana"

"Lo dimana ran!"batin Mirza.



***


Seseorang masuk kedalam gudang yang sangat gelap. Ia menatap tajam ke arah seseorang yang tenga di gantung.

"Hhhaaaaa, kalau gw bukan di suruh om Rian ga bunuh lo, pasti lo udah mati kemarin"ujar Rehan.

Aran mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Rehan.

"Kenapa? Lo takut sama tua Bangka itu?"

"Hahaha gw takut, ga lah. Gw cuman nurutin dia buat lo tersiksa dulu sebelum mati"ujar Rehan sambil terkekeh.

"..."

"Lo tau, setalah lo mati, gw bakalan nikah sama Chika"

Aran terkekeh kecil."jangan bermimpi"

"Gw ga mimpi Aran Hitto, saat lo udah mati, ga ada lagi yang bakalan halangi gw sama Chika"

"Gw ga akan pernah mati bajingan!!"bentak Aran.

Buhg!

Rehan langsung menendang kuat kepal Aran, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Jaga omongan lu Aran!! Gw ga segan segan buat bunuh lo sekarang!!"geram Rehan.

"Kenapa ga lo bunuh aja gw?!"

"Gw masih mau buat lo menderita, liat"ujar Rehan, melirik Aran dari kaki hingga ujung kepalanya.

"Lo udah kayak binatang, udah ga ada gunanya"ujar Rehan terkekeh.

"Lebih mulia binatang dari pada sampah kotor kayak lo"ujar Aran tersenyum miring.

Buhg!

Buhg!

"Jangan buat kesabaran gw habis ya anjing!!!"ujar Rehan menendang perut Aran.

"UHUK UHUK!"Aran kembali memuntahkan darah dari mulutnya. Pandangannya mulai kabur, tak berapa lama, Aran pingsan karena tak sanggup menahan rasa sakit di seluruh badannya.



































TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Where stories live. Discover now