1. [M] Nipple clamps.

447K 12.1K 3.7K
                                    


A fanfiction by dekhyuckie.
Hope you enjoy. Please if you don't like it just leave.

Start!

Ada yang bilang, kalau 3-5 tahun umur pernikahan tuh mulai banyak masalah kecil datang tiap harinya. Tapi gak buat pernikahan Jeno dan suami mungilnya, tentu saja Na Jaemin.

Ibaratnya, masalah yang minder buat datengin mereka— yang tiap saat sibuk berdebat gaya apa nanti malam, pakai dress apa nanti Jaemin, pakai uhuk— toys apa gak.

Bahkan sahabat-sahabat Jaemin ngeri kalo denger ceritanya, well, mereka gila, saling pamer keperkasaan pihak dominan.

Dan sahabat Jeno, saling sharing pengalaman pakai sex toys mereka yang baru. Indahnya persahabatan se-frekuensi.

Kata yang tua, udah mau kiamat.

Padahal anak Jaemin— Chenle (5) dan Jisung (4), masih kecil-kecil, bukan ngajarin hal berguna, malah denger rengekan Buna-nya tiap malam.

Uhm, kalau kata Jeno sih, educated yourself. Sejak dini.

Dan kata mommy Rossa sama ayah Donghae, mereka kurang puas waktu mudanya. Yah, ingat pas bulan madu dulu deh, waktunya bentar banget, terus Jaemin mulai sibuk ngurusin bayi Bundanya, eh ternyata si manis juga hamil.

Jeno nahan 3 tahun, ya wajar sekarang meledak-ledaknya.

Kayak sekarang, masih pagi dan Jaemin sudah merengek keras karena permainan Jeno di lubangnya.

"mmh..." Suaranya serak, tenggorokannya sakit, mereka bersetubuh dari semalam.

Karena hari ini Jeno libur. Agendanya cuma bercinta seharian sama Jaemin. Anak-anak wajib nginep di rumah Rossa setiap Jum'at sore.

Yah, biar daddy-nya gak keganggu sama Jaemin yang ke-diatraksi terus kalau ada anak-anak.

"Ud—ahh mas," Jeno menggeleng, terasa jelas di perpotongan leher jenjangnya.
Ah sial, Jaemin malah menggelinjang kegelian karena rambut halus Jeno menggelitik lehernya.

"Stoph! Aku laper anjing, mas!" Jaemin juga lelah, maka dari itu rambut legam suaminya dijambak sangat keras.

Bahkan teriakan Jeno menggelegar di telinganya.

"Heh, mentang-mentang gak ada bocil, ngomongnya anjing-anjing."

"Ya mas sih kayak anji—akh–!" Jaemin mendongak, tangannya menekan perut untuk menahan gejolak klimaks lagi.

Sial, Jeno baru saja membalikkan badan Jaemin dengan satu tangan, tanpa melepas persatuan, kemudian kembali melanjutkan tusukannya.

"Aku anjing kan, Na? So, aku lagi perkosa anjing betina dong ini?" Sebisa mungkin Jeno menahan desahannya, supaya terdengar kejam dan kuat, padahal mati-matian kenikmatan karena lubang Jaemin menjepit miliknya terlalu kuat.

"Kamu tuh, baru dikasih dirty talk dikit langsung ngowos aja." Jeno terkekeh, menekan punggung ramping Jaemin agar lebih rendah.

Omongan Jeno benar, suaminya baru ngasih sedikit bumbu untuk percintaan, Jaemin langsung klimaks banyak. Sperma putihnya terbuang percuma dan menggenang di atas seprei.

"Nghhgguk!"

"Hah? Gimana honey?" Niat Jeno baik, ingin mendekatkan telinganya supaya jelas mendengar racuan Jaemin, tapi diartikan berbeda oleh si manis.

Jaemin berpikir, Jeno ingin menghancurkannya melalui persetubuhan gila pagi ini. Oh ayolah, semakin rapat jarak mereka, semakin terasa jelas penis besar Jeno di lubangnya.

BINAL || NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang