going crazy (2)

315 50 1
                                    









.

"Heh, pindah kamar sana"


Hangyul dan sihoon menegur chanhee, terkejut tentu saja langsung mendorong kepala sangyeon.


"Kamar? Ini kan rumah orang anjir"


Sangyeon menggumam kesal karena kegiatannya diganggu, memilih menenggelamkan wajahnya pada leher chanhee.


"Boleh, dilantai dua tangga ke kiri, ada 2 kamar, bebas pake yang mana"


"Gue ajak pulang aja deh"


"Lo nikmati aja buat malam ini doang, lo sayang kan sama bang sangyeon"


"...emmm"


Chanhee menatap ragu dua orang itu, akhirnya mengangguk. Sihoon sebenarnya sangsi, ia langsung menabok wajah pacarnya ketika chanhee beranjak.


"Masa adek kakak bercocok tanam"


"Biarlah yang, siapa tahu abistu bang sangyeon nikahin chanhee langsung. Kamu pengen?"


"Dimobil"


"Sialan. Jangan bercanda"


Sihoon mengedipkan matanya genit lalu keluar dari rumah mewah itu, hangyul mengusap wajahnya yang mulai panas kemudian menyusul pacar imutnya.



~



Chanhee belum menutup pintu betulan sangyeon sudah mendorongnya menabrak dinding.


"Sabar kak, astaga-mmph"


Rasa wine dimulut sangyeon buat chanhee pusing dan panas. Ia jambaki pelan rambut yang lebih tua dan mendesah tertahan. Mulut terbuka dan lidah tak ingin mengalah, dagu chanhee basah oleh saliva mereka.


Mereka terus bergerak sampai kaki sangyeon menabrak ranjang. Pria itu terduduk, chanhee menetralkan nafasnya lalu berlutut diantara kaki sangyeon yang terbuka.


Mata sangyeon yang memerah menatap tajam chanhee, mengusap rambut halus anak cantik itu.


"Tau nggak kak?"


"Apa?"


"Gue pernah mikir kotor, ngasih servis lo pake mulut"


"Lakuin aja sekarang, imajinasi lo terkabul"


Chanhee menatap pangkal paha yang lebih tua berbinar. Ia menyentuh gundukan besar yang muncul sejak mereka berciuman. Tak peduli sangyeon mabuk, chanhee terlena menggunakan ini sebagai kesempatan.


"Ugh, yahh"


Penisnya dikeluarkan, dipijat pelan dan dipompa. Sangyeon mendongak dengan kedua tangan meremati seprai. Tangan cantik chanhee ahli juga.


"Sepeti bayangan gue kak, besar dan panjang"


Chanhee mengecupi benda keras itu, pelan-pelan lalu memasukkan penis sangyeon ke mulutnya.


Mengeluarkan lalu mengecap


"Mmch, nggak muat seluruhnya"


"Masukin lagi."


Pandangan sangyeon menggelap, chanhee langsung mengulum dan menghisapi tanpa pelan.


Sangyeon mabuk kepayang, kepala chanhee ia raih lalu digerakkan maju mundur. Nikmat sekali, sesekali taring chanhee mengenainya.


Chanhee ikut merasakan nikmat saat pucuk penis sangyeon menabrak tenggorokannya.


"B-bentar lagi"


"Shit, mulut lo enak banget"


"Gerakin lidah lo"


Racauan kotor sangyeon membuat chanhee makin semangat.


"Ah! Ah!"


Semprotan sperma sangyeon chanhee telan dengan senang hati.


Sangyeon terdiam dengan nafas berantakan. Kesadarannya mulai muncul tepat saat chanhee melepaskan kulumannya.


"D-dek?"


"Ya?"


Chanhee berdiri, mengusap pipi sangyeon. Yang diusapi terpaku pada gundukan kecil di jeans chanhee.


"Gue suka sama lo, maka dari itu gue minta...lanjutin tadi"


Dari yang ia dengar, chanhee betulan ingin ia melayani sepertinya ia dilayani pemuda manis itu tadi. Sangyeon sudah bisa berfikir normal, ini sangat menggiurkan tapi nalarnya sedikit menolak.


Saat tangan putih itu merabai leher dan dadanya, sangyeon mulai terpancing. Ia raih pinggang chanhee lalu melempar tubuh ramping itu ke kasur sampai chanhee memekik manja. Selanjutnya ia melakukan apa yang diinginkan chanhee.




.






Tamat

   

Bloom Bloom • SangnewWhere stories live. Discover now