Sangyeon pasrah berbaring menatapi langit kamarnya yang dilukis awan serta bintang malam hari.
Chanhee memeluk dan mendusalnya layaknya anak kucing, ya memang kucing sih.
Tidak punya pemilik
Tidak tahu asalnya sendiri
Jadi chanhee betulan menjadi miliknya, mau nyebutnya juga gimana ya
"Chanhee, apa kau tidak bisa turun dari tubuhku?"
"Tidak! Kucing memang manja kan"
"Hhh"
Yasudah, sangyeon mencoba menikmati suasana. Ia mengusap kepala dan punggung sempit kucing manisnya.
Dengungan halus chanhee yang merasa nyaman membuat sangyeon tersenyum tanpa sadar. Sudah lama ia tak memperlakukan orang selembut ini.
"Tidak-tidak, jangan dimakan. Itu sabun untuk membersihkan tubuhmu"
"Tapi wanginya enak"
"Chanhee."
"Hihi, iyaa"
Pelan-pelan sangyeon menggosok punggung putih chanhee dengan sabun. Ia sesekali menjelaskan pada si anak kucing agar kedepannya chanhee bisa segera bisa melakukannya sendiri.
Entahlah, rasanya sangyeon ingin mengajari segalanya, padahal chanhee bisa saja beradaptasi sendiri.
"Nah, sudah manis"
"Ugh? Bukannya aku memang manis dari sananya ya?"
Sangyeon mendengus, ia selesai mengeringkan rambut chanhee dengan handuk dan anak manis itu sudah dipakaikan setelannya yang kiranya lebih kecil.
"Hampir waktunya makan siang? Ayo kita keluar saja, dan membeli beberapa baju untukmu"
"Hiks"
"Hei? Kenapa?"
Mengusap air mata harunya, chanhee memeluk sebentar tubuh besar sangyeon. "S-sangyeon baik sekali. Aku tidak menyangka akan mendapat tuan sebaik sangyeon"
Yang dialem menggaruk kepala salah tingkah.
"Sangyeon, aku milikmu sepenuhnya"
"K-kenapa begitu kata-katamu? Dasar, keluarlah aku akan mandi"
"Kau tak ingin aku mandikan?" Tawar chanhee, ekornya melingkari pinggang tuannya.
"Hei! Keluar atau aku akan marah"
"His! Dasar sok batu!"
Sangyeon menggeleng lalu mendorong pundak chanhee agar kucing itu betulan keluar. Terlalu berani kalau katanya.
Tbc
