BAB 29- Cala Jatuh Cinta?

68K 7.8K 271
                                        

Mengandung keambiguan

Coba aku pengen tahu dong apa yang kalian sukai dari cerita ini?🙆‍♀️

༶•┈┈⛧┈♛

"Lo kenapa?" Cala menyentuh kening Zaro yang memar.

"Bunda lempar gue pake heels," ringisnya.

"Cuma dilempar doang," sahut Cala santai.

"Tapi ini sakit."

Cala berdecih. "Sakitan mana sama gue?"

Dia menunjuk pipinya yang merah, Zaro menghela napas pelan mengelus pipi Cala.

"Mana obatnya gue bantu."

Zaro dengan pelan mengobati pipi Cala, pipi gadis ini memerah dan sudut bibirnya juga lebam. Dia menatap Cala yang memejamkan mata sembari meringis pelan.

"Ini serius lo berantem sama Kana?"

"Lo gak percaya?"

"Gak gitu, cuma."

Zaro diam karena gadis ini juga diam. Dari jarak sedekat ini istrinya sangat cantik. Tanpa sadar Zaro menelusuri wajah Cala jarinya berhenti dibibir Cala. Dia tergoda untuk mengecup bibir berwarna merah muda tersebut.

Awalnya hanya kecupan namun lama-lama menjadi lumatan. Cala berusaha melepaskan diri karena napasnya terasa akan habis tapi Zaro tidak mengindahkan. Kesal dengan Zaro dia menggigit bibir bawah Zaro.

"Fuck, sakit woy," ringis Zaro memperhatikan bibir bawahnya yang memerah.

"Lo mau gue mati?!" kesal Cala.

"Mana ada orang yang mati karena ciuman. Yang ada enak kali."

Cala mencubit lengan pemuda ini kesal. Zaro tertawa kecil menanggapinya.

"Rasa Vanilla, gue suka," bisik Zaro kemudian pergi.

Cala berteriak dengan wajah tersipu. Jantungnya berdebar kencang dan perutnya serasa diglitik saat mengingat ciuman tadi. Dia menghela napas 9elan untuk mengatur ritme jantungnya namun gagal. Jangan-jangan dia...

"Kok jantung gue deg-degan gini," lirih Cala kebingungan.

Dia berlari keluar kamar mencari neneknya yang kebetulan sedang memasak bersama bunda ajeng. Tidak memperhatikan sekitarnya dia terjatuh karena menginjak kaki Zaro yang sedang mengupas telur di bawah.

"Sakit njir. Lo jalan liat-liat dong," gerutu Zaro memegang kakinya.

"Ya, elo lah yang salah. Diem kok di tengah jalan untung yang gue injek kaki lo bukan milik lo yang gampang berdiri itu," sinis Cala.

Tawa Zoya menggema dengan puas menertawakan kembarannya yang malu. "Gampang berdiri?"

"Iya twins lo ini. Duh gue pegang sekali aja langsung bangun," ejek Cala.

"Bunda," adu Zaro malu.

Bunda Ajeng terkekeh. "Udah jangan digoda terus Zaronya."

Cala menggeleng. "Gak digoda, Bun. Ini fakta perlu aku buktiin?" tanya Cala bersiap memegang milik Zaro.

"Bunda," rengek Zaro bersembunyi di belakang Ajeng. Malu habis-habisan dia.

"Becanda doang, lagi pula gue gak minat," ucap Cala.

Zoya semakin tertawa. Gadis itu memang mudah tertawa apalagi jika menyangkut kembarannya. "Zaro, mental aman?"

"Sial, dia cuma belum nyoba aja," tutur Zaro.

Zarocala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang