07. Ulang Tahun Asya

100 19 1
                                    

Hell-o! Call Me Kak Bi😈 Slalu Dukung Ceritaku Dengan Cara Vote, Komen Dan Follow Akun ini:) Makasih, Slm Mns♡
.
.
.
Tandai Typo👣

[Milik_Zian]

Dunia itu gak adil bagi Zian, karena kadang dia suka berfikir kenapa dalam satu minggu hanya ada satu hari untuk libur, kenapa tidak dua atau tiga hari saja, itu lebih menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia itu gak adil bagi Zian, karena kadang dia suka berfikir kenapa dalam satu minggu hanya ada satu hari untuk libur, kenapa tidak dua atau tiga hari saja, itu lebih menyenangkan.

Terlebih lagi jarak dari senin ke minggu harus melewati lima hari dulu, sedangkan minggu ke senin hanya butuh waktu beberapa jam saja, menyebalka! Di tambah dihari senin kita harus mengikuti upacara bendera yang pastinya ada pidato membosankan milik kepala sekolah, yang tak pernah absen!

Langkah Zian berhenti melihat Ziva yang sedang Yoga di samping kolam, pikirannya bertanya apakah gadis itu tidak sekolah? Dengan langkah lebar, Zian sampai pada Ziva.

"Lo ngak sekolah?" Biasanya jam segini Ziva sudah rapi dengan seragam sambil nangkring di meja makan ditemani roti juga susu dan jangan lupakan buku yang selalu ia baca, Ziva anak pintar beda seratus persen dengan Zian yang bodo amat sama pelajaran.

"Libur." Jawaban Ziva disertai lirikan mata, lebih fokus pada gerakan Yoga yang menenangkan, Ziva sangat suka dengan olahraga itu karena menurutnya gerakan Yoga lebih membuat tubuhnya lentur dan fleksibel.

"Enak banget lo! Kok gue ngak libur?!" Ini tidak adil bagi Zian, kenapa cuman Ziva yang libur kok dirinya enggak? Sungguh tidak adil!

"Ya mana gue tau! Udah deh Bang, pergi sono jangan ganggu gue!" Ziva sangat tidak suka bila dia sedang Yoga harus diganggu, itu sangat menyebalkan apa lagi Zian yang menganggu, lebih menyebalkan lagi!

Zian pergi sambil terus misuh-misuh gak jelas, dunia terlalu gak adil buat Zian pikir-nya, sampai meja makan Zian lansung melahap nasih goreng yang terpampang jelas di atas meja.

Elusan kepala diikuti segelas susu yang membuat Zian medongak, senyumnya ia tunjukan pada Nadira juga ucapa terima kasih karena susah memberikan susu kesukaanya, sssttt! Jangan bilang-bilang kalau Zian masih suka susu!

"Abang tadi kenapa kok misuh-misuh?" Tanpa sengaja tadi Nadira melihat ke arah Zian yang sedang misuh-misuh, kebiasaan Zian yang tak pernah absen bila sedang kesal.

"Abang kesel Bun, Ziva libur tapi abang kenapa enggak!" Nadira yang mendengarnya hanya mampu mengelus dada, kepribadian Zian kadang membuat Nadira bingung dan banyak bersabar.

"Kalian berdua beda sekolah, kalau abang lupa?!" Zian menyengir lebar mendengar nada sinis dari Nadira, benar kalau mereka beda sekolah dan beda kelas tapi tetap saja Zian merasa kurang adil!

"Udah ah Zian berangkat duluan, assalamualaikum." Dengan cepat Zian melajukan mobilnya ke jalan raya, tak lupa senyum manisnya yang menghias sempurna di bibirnya mengingat ucapan terakhir dari Nadira.

Milik Zian[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang