13. Derita Dion

57 14 0
                                    

Hell-O! Call Me Kak Bi😈 Slalu Dukung Ceritaku Dengan Cara Vote,Komen Dan Follow Akun ini:) Makasih, Slm Mns♡
.
.
.
Tandai Typo🐾
🍒
Spam Emot😈 Biar Kak Bi tambah semangat dan Cepet Up!
[Milik_Zian]

Suara hiruk piruk di malam itu semakin membuat suasana meriah, suara teriakan penyemangat juga stater motor semakin terdengar, asap dari rokok maupun mobil apa lagi motor menguar semakin hebat di udara, padahal jam menunjukkan pukul 00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara hiruk piruk di malam itu semakin membuat suasana meriah, suara teriakan penyemangat juga stater motor semakin terdengar, asap dari rokok maupun mobil apa lagi motor menguar semakin hebat di udara, padahal jam menunjukkan pukul 00.23 tapi diantara mereka masih tak berniat untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Paansi tuh orang! Sok deh." Cibiran itu dari Zian yang tengah duduk di atas motornya, terpakir ditempat yang bisa leluasa melihat siapa saja yang tengah bertanding balapan, sambil menyesap minuman kalengnya dia mendecih lagi saat orang-orang itu mulai menunjukan keahliannya yang masih jauh dibawahnya—menurut Zian sih.

Ke-tiga temannya ikut menoleh ke tempat yang dituju mata Zian, lantas mereka menggeleng ikut berdecih saat segerombolan geng abal-abal itu menggas motornya sambil mengerem, membuat efek suara besar juga asap dari ban motornya karena bergesekan lansung dengan aspal.

Tempat mereka berdiri bisa dibilang ilegal tempat di mana kalian bisa melihat kuda besi yang malaju dengan cepat hanya untuk membuktikan siapa paling hebat dan berkuasa, tempat di mana kalian melihat wanita-wanita berbaju kurang baha selain diclup, minuman keras seperti alkohol terlihat di mana-mana walau bukan bar, tempat terbuka dan jalanan umum yang masih sering dilewati, oleh mereka diseting menjadi tempat balap liar mendadak.

"Mau berapa geng sekarang?" Setelah meneguk minumannya Arka berucap, dengan pandangan yang masih setia pada mereka. Tidak mereka tidak minum alkohol atau semacamnya, karena sebenarnya mereka tidak se-nakal itu mereka di sini juga karena alesan.

"Satu ajalah, gue pengen cepet pulang." Itu kata Dion, saat enggan untuk berlama-lama ditempat ini, kalau bukan karena permintaan Zian dia ogah ke tempat ini, tidak punya moral, tidak punya aturan dan terlalu bebas—Dion benci itu.

"Oke, gue mau lawan mer—Oi! Om Burhan!" Seruan Zian mengundang tatapan mereka semua—walau tempat mereka jauh dari keramaian tapi tetap saja kedengaran—yang dipanggil mendecak tidak suka, terlalu malas berhadapan dengan Zian yang selalu berhasil bikin naik darah.

"Sini Nyet! Jangan diem mulu napa! Sini!" Walau malas Om Bu—maksudnya Farhan, dia berjalan ke arah Zian dengan malas, sungguh seharusnya dia pergi ke clup saja dari pada ke sini dan berujung bertemu dengan Zian.

"Paansi loh, sok kenal." Pemilik nama asli Raja farhandra dengan panggilan Raja yang diubah ke Farhan oleh Zian, melengos malas saat tepat di depan mereka berempat.

Milik Zian[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang