44. Tidak Mau

34 4 1
                                    

Malam minggu ya? Wah semoga bisa nemenin malam minggu kalian ya!😋

Jangan lupa vote💋

°MZ°

"Gadis bernama Ara, apa kamu mengenalnya Zian?"

Tubuh anak lelaki yang tadinya mencoba untuk tenang itu kini menegang dengan sendirinya kala mendengar suara sang Papa yang menyenbut nama seseorang yang begitu penting untuk Zian.

Dengan kaku cowok itu menoleh pada sang Papa yang menatapnya tanpa eksperesi, sial! Zian melupakan gadis yang ikut dalam bahaya karena ulahnya!

"Papa Zian mau kesana! Zian mau kesana, mau ketemu Ara, dia baikkan kan?" Dengan sangat ribut Zian ingin turun dari ranjang rumah sakitnya, walaupun badanya lemas namun mendengar ucapan sang Papa, demi apapun rasa khawatir yang datang tanpa diminta hadir sebagai penyemangatnya untuk bangkit sekarang juga.

Ara, gadis yang tadinya bersama dengannya sebelum kejadian ini, kini juga ikut masuk kerumah sakit, pastinya! Zian tumbang sebelum melindungi sang gadis dari amukan para musuhnya, Zian tidak yakin kalau Ara tidak terluka, tapi semoga yang dia pikirkan tidak terjadi.

Ah sial! Sumpah Zian baru ingat bukan hanya dia di tempat kejadian namun ada Leon dan juga Ara, Leon yang terkena tusukan dan Ara yang ditinggal di dalam mobilnya, gadis yang bahkan tidak bisa melihat.

Sialan! Dua orang itu tidak papa 'kan?

"Minggi! Gue mau ke Ara!" Anak sulung Albaretha itu berteriak marah kala Arka sang sahabat menghalangi jalannya untuk turun, Zian yang dalam keadaan panik sekarang tidak bisa memikirkan banyak hal kecuali keselamatan sang gadis, yang sudah dijanjikan akan baik-baik saja pada sang tante namun sialnya Zian kurang menepati.

Apa kata tante Ara nanti?

Dia membawa Ara dengan janji tidak akan ada yang terluka, tapi dia saja yang berjanji sekarang berada di atas ranjang rumah sakit, bukankah itu sama saja dengan dirinya berbohong? Zian benar-benar merasa sangat takut sekarang, setakut itu tentang keadaan sang gadis.

"Mau lo apasih sialan!" Zian sampai mengumpat sekarang sambil menatap cukup nyalang pada si dingin Arka, sialan! Sejak tadi dirinya dihadang hanya untuk turun dari brangkar rumah sakit.

Maunya si anjing ini apa coba!

"Elo yang maunya apa. Lo gila? Keadaan lo masih jauh dari kata baik, dan lo mau turun dari ranjang ini? Jangan gila, tubuh lo masih gak kuat." Arka berbicara dengan nada datarnya, namun mereka semua tau kalau si sulung Sanjaya khawatir dengan keadaan sang sahabat, tapi memang hanya Zian yang bodohnya minta ampun malah merasa di halangi untuk tidak bertemu dengan Ara.

"Siapa lu ngatur gue sialan? Minggir gue mau ketemu Ara, minggir gue bilang!" Saking kesalnya Zian sampai mendorong Arka agar tidak menghalanginya untuk turun, namun tetap lelaki itu berdiri dengan sangat gagah disana, tenaga Zian yang habis tidak ada apa-apanya baginya sekarang.

Berbeda kalau di hari biasa dan tidak dalam keadaan sekarat, maka Zian akan lebih kuat dari pada sekarang, bahkan mungkin cukup mampu untuk membuat seorang Arkana Sanjaya terpental karena dorongan kerasnya.

Tapi sekarang tidak sama sekali, lelaki itu benar-benar butuh istirahat yang sangat cukup, lihatkan? Bahkan hanya untuk mengangkat tubuhnya sendiri Zian sangat tidak bisa.

"Benar kata temanmu Bang, keadaanmu masih tidak terlalu pulih bahkan tidak akan pulih kalau kamu tetap keras kapala untuk tidak mau operasi." Zian melirik pada sang Papa yang bicara masih dengan nada datarnya, dari pandangan itu Zian tau satu hal, Zaen mengancam dirinya secara halus.

Milik Zian[✔]Where stories live. Discover now