41. Jadi Boleh?

95 3 4
                                    

Maaf ya lama, terimakasih masih mau bertahan dengan cerita ini🫶

Semoga suka, votenya jangan lupa ya😋🫶

~Milik Zian~

Di depan satu ruangan yang serba putih, kini diisi tangisan seorang Ibu yang hatinya sangat takut, khwatir pada sang anak yang kini berbaring di dalam tanpa kabar apapun lagi

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Di depan satu ruangan yang serba putih, kini diisi tangisan seorang Ibu yang hatinya sangat takut, khwatir pada sang anak yang kini berbaring di dalam tanpa kabar apapun lagi.

Terakhir mendengar katanya ingin kerumah teman dengan janji akan pulang dijam sembilan malam pas, namun yang terjadi bukan pulang dengan selamat malah mendapat kabar kalau sang anak kini sudah terbaring dirumah sakit karena menjadi korban pengeroyokan.

Hati ibu mana yang tidak khawatir mendengar kabar itu, apalagi sang anak dibawa dengan keadaan yang sudah tidak sadarkan diri lagi.

Sudah pasti Nadira menangis hebat dengan sangat keras, didalam hatinya ketakutan yang sangat dirasakan oleh seroang Ibu sepertinya.

"Bisa kamu jelaskan kenapa bisa seperti ini Arka?" Dengan masih memeluk sang istri yang sudah lemas bukan main, Zean bertanya tentang keadaan anaknya yang bisa-bisanyaa ditemukan begini, setaunnya Zian itu adalah orang yang sangat pandai dalam bela diri lalu kenapa bisa ditemukan tak sadarkan diri oleh teman-temannya.

Tambah lagi adanya Leon yaang terluka dengan luka tusukan disamping Zian, bagaimana bisa? Leon dan Zian itu terkenal sangat pandai bela diri, bahkan melawan tiga orang sekaligus mereka sangat mampu, namun kenapa sekarang malah ditemukan seperti itu?

Arka yang sejak adi menunduk diam bersama Dion dengan sama syoknya melihat keadaan kedua temannya, kini mendongak menatap Papa dari temannya yang menatapnya datar.

Lelaki dingin itu sedikit merasa gugup ditatap datar oleh Zean, namun mau tidak tidak mau dirinya mejawab sebagai tanda sopannya.

"Maaf Om, saya juga tidak tau, tadi saat telfon Zian buat ngajak nongkrong bareng yang jawab cewek, minta pertolongan katanyaa mobil Zian di hadang di tengah jalan, dan ketika saya ngerasa itu tidak beres saya lansung cari keberadaan Zian, pas nyampe saya udah ngeliat keadan Zian dan Leon udah kayak gitu, tapi satu yang pasti, mereka dikeroyok oleh geng motor lain."

Ingatan Arka tentang tadi yang terjadi pada sang sahabat kini berputar dikepalanya, matanya juga masih mengingat jelas bagaimana terbaringnya Zian dijalanan sambil memegangi dadanya, juga Leon yang memegangi luka tusukannya yang mengeluarkan darah sangat banyak.

Arka sedikit bersyukur karena bisa datang tepat waktu dan bisa membawa Zian maupun Leon ke kerumah sakit, setidaknya mereka sedikit berguna untuk sang teman, walaupun ada penyeasalan karena datang saat mereka sudah terluka parah, padahal harusnya mereka bisa melawan itu secara bersamaan.

Milik Zian[✔]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora