15. Ajakan jalan

44 7 0
                                    

Hell-O! Call Me Kak Bi😈 Slalu Dukung Ceritaku Dengan Cara Vote,Komen Dan Follow Akun ini:) Makasih, Slm Mns♡
.
.
.
Tandai Typo🐾
🍒
Spam Emot😈 Biar Kak Bi Semangat dan cepet Up!

[Milik_Zian]


"Abaaang! Itu unya cea!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abaaang! Itu unya cea!"

Bocil kecil dengan hanya memakai celana dalam dan kaos dalam itu berlari mengejar sang Kakak yang membawa mainan kesayangannya, kalau cuman di bawa sih gak papa masalahnya kalau Zian sudah megang akan berakhir tragis nanti mainannya.

Hari libur seperti ini biasanya kalau tidak ada kegiatan Zian akan menjaili para adek-adeknya, itu keharusan karena kalau tidak berasa kurang katanya.

Cowok yang sama hanya memakai boxer tema Alan Walker dan kaos putih dalam longgar itu terus menghindar dari sang adik, membawa boneka yang katanya kesayangan itu, tapi yang pasti bukan karena setiap mainan selalu dicap kesayangan oleh Zea jadi tak ayal tangan Zian gatal untuk mengambilnya.

Sampai di samping meja naasnya Zian jatuh terjerembab ke depan karena tak sengaja menyandung karpet, alhasil tubuh bongsornya menghanhantam lantai beralaskan karpet bulu itu, Zea tertawa ngakak begitu pun dengan Ziva yang mulai tadi memang berada di sofa ruang tamu.

"AAAAA MAINANNYA CEA!" Pekikan itu dari Zea saat matanya tak sengaja melihat mainannya tergencet mengenaskan di bawah sang Abang, mainan dari menekin itu jelas tak berbentuk karena tergencet tubuh Zian yang bongsor.

Sedetik kemudian Zea menangis kencang berlari menuju dapur akan mengadu pada Nadira bahwa mainanya dirusak sang Abang, yang nantinya akan berakhir Zian pasrah akan kemarahan sang Buna atas aduan adiknya yang pasti dilebih-lebihkan, iyalah adeknya itu 'kan ratu drama!

"Uuuuhhuk! Sakit perut gue anjir." Ringisan dari Zian dijawab tawa lebar oleh sang adik Ziva, dia sampai memegang perutnya akibat terlalu lama tertawa, terasa sedikit kram.

Zian bangun dengan rintihan, lansung duduk disofa setelah tadi melirik manekin cantik yang sudah tak karuan akibat ulahnya, tiba-tiba telingannya ditarik membuat dia mengaduh kesakitan karena memang sungguh menyengat plus panas rasanya.

"Aduh-aduh Bun! Sakit telinga Abang! Ampun Bun sakit ini! Allahuakbar!"

Ziva tambah tertawa ngakak mendengarnya, melihat wajah sang Abang yang kesakitan itu terlihat sangat bagus baginya, hingga tarikan hidungnya juga sofa di dekatnya yang bergerak, membuat dia sedikit mengendurkan tawanya.

"Kamu ini seneng banget liat Abangnya kayak gitu." Ziva cengengesan menampilkan giginya yang rapi pada Papanya, dia merapatkan tubuh memeluk lengan Zean erat rindu setelah satu minggu ini Zean pergi keluar kota karena urusan pekerjaan.

Milik Zian[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang