Butterfly 2

5 3 0
                                    








"Namun pada akhirnya, bunga hanyalah tempat singgah sesaat.
Sang kupu-kupu telah menemukan pasangannya, bunga akan perlahan layu hingga jatuh ke tanah.
Bunga tak akan bisa lagi menggapainya"

_KI_

Berkali-kali Helen menghela napasnya kasar. Pikirannya kalut, perasaannya campur aduk antara khawatir, takut, cemas, dan gelisah.

Tadi pagi ia mendapat telefon dari Farez, bahwa kondisi sang ibu mendadak drop. Beliau harus menjalani operasi agar bisa tetap bertahan. Itupun kemungkinannya hanya lima puluh persen, karena jika operasi itu gagal maka nyawa Siena, sang ibu tidak dapat diselamatkan.

Helen langsung panik dan uring-uringan.

"Keputusan ada di tangan keluarga Madam Siena."

"Apa yang akan terjadi jika ibu tidak mendapatkan operasi? "

"Kondisinya akan semakin memburuk. Jika dibiarkan, akan berujung pada kematian. "

Sekelebat percakapan itu kembali terngiang di kepalanya. Membuat tak fokus, hingga sutradara menegurnya.

"Helen!!! Gesturnya!!!" Teriak sang sutradara membuatnya tersentak dan sadar dari lamunannya.

Semua pemain pun sama terkejutnya dengan Helen. Baru kali ini mereka melihat sang sutradara semarah ini. Bahkan Helen nyaris saja terkena lemparan properti panggung andai saja tidak menghindar.

"Helen, are you okay? " Tanya Erwin, partner mainnya.

Helen hanya mengangguk pelan, namun keterkejutan tak bisa ia sembunyikan.

Iya, Helen menjadi begitu karena mendapat gertakan dari sang sutradara. Gadis itu tidak bisa dibentak, karena tubuhnya akan gemetaran dan tangannya akan menjadi dingin.

"Sepertinya aku akan mundur dari peran ini. Aku-" Helen tak sempat melanjutkan ucapannya tatkala Diez, salah satu rekannya memprotes.

"Apa yang kamu katakan!? Kami semua sudah sangat percaya dengan performa mu, Helen. Lagi pula, pertunjukannya tinggal dua minggu lagi, mana bisa diganti! "

Helen seketika menunduk lesu. Diez benar, apa lagi semua pemain juga membenarkan ucapannya. Tapi, Helen merasa khawatir jika performanya yang buruk saat ini akan berpengaruh hingga hari pertunjukan nanti. Namun di sisi lain, ia juga tak ingin mengecewakan teman-temannya yang sudah sangat mengandalkannya.

Bagaimana pun, peran Helen sebagai sang tokoh utama sangat penting dan cocok dengan karakternya. Fiko, sang sutradara juga sudah sangat mempercayai kemampuannya dalam mendalami peran ini.

Masalah terbesarnya bukan itu. Musikal teater ini sudah sangat dinantikan oleh para penggemar dan juga mereka sebagai pelakon nya. Akan sangat mengecewakan jika Helen yang dari jauh hari sudah digadang-gadangkan akan menjadi pemeran utama, tiba-tiba mengundurkan diri.

Antologi KACAU✅Where stories live. Discover now