8

25.9K 2.1K 60
                                    

Malam ini Vivi sudah berada di gedung tua Feroska.

Niat hati tak membawa Arvan,dkk. Tetapi ia terus di paksa. Alhasil,mau tak mau, akhirnya ia pun menurut.

"Kalian tunggu di mobil aja,di dalam mobil ini ada sesuatu yang Griz letakkan. Jadi saat nanti Griz butuh bantuan kalian,maka mobil ini akan bunyi. Mobil ini juga anti peluru,jadi tanpa kalian keluar pun terserah"ucap Vivi

"Ya udah,tapi hati hati"peringat Elvan. Vivi pun mengangguk,lalu ia pun keluar dari mobil dan berjalan menuju lantai 3 gedung itu.

Suasana yang menyeramkan,banyak ilalang yang sudah memanjang mengelilingi gedung itu.

Tak jarang Vivi melihat makhluk tak kasat mata,tetapi anehnya mereka malah menunduk ketika Vivi datang. Tetapi Vivi hanya bersikap acuh.

Setelah beberapa menit berjalan. Akhirnya Vivi sampai di lantai 3.

Penjagaan di lantai 3 tak ketat,hal itu membuat Vivi leluasa masuk ke dalam.

Saat sudah di dalam sebuah ruangan,Vivi melihat seseorang menggunakan topeng dan jubah hitam.

"WOY!"panggil Vivi dengan suara yang keras.
Orang itu pun terkejut,namun karena memakai topeng alhasil Vivi tak dapat melihatnya.

Satu lagi,jika biasanya Vivi akan memakai topeng atau masker,maka kali ini ia tak memakainya.

Orang itu hanya diam.
Hal itu membuat Vivi sedikit bingung,kalau di lihat dari postur tubuhnya dia seperti seseorang yang dekat dengan Vivi. Tetapi Vivi masih berpikir positif.

Lalu,orang itu pun menyerang Vivi,tentu saja Vivi akan menyerangnya balik. Persetan dengan sahabatnya atau kekasihnya bahkan Keluarganya. Jika sudah bertindak kasar kepadanya maka Vivi akan memberikan pelajaran. Tetapi lebih tepatnya bukan Vivi,namun Griz. 'Jiwa Griz,raga Vivi' itulah tepatnya.

Setelah bertarung dengan lawannya tadi,dan beberapa anak buah lawannya. Vivi pun langsung menghampiri seseorang yang memakai topeng tadi.

Ia mencengkram erat bahu orang tadi.
"SIAPA LO!"bentak Vivi.
Lalu,dengan sengaja Vivi mengambil Cutter di saku jaketnya,lalu Vivi pun menggoreskan pada bahu orang tadi.

"Awwsh"ringis orang tadi. Sedangkan Vivi,ia merasa tau dengan suara itu. S? Apakah dia? Pikir Vivi.

Namun,ia tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa perempuan tadi pelakunya.

Lalu,Vivi pun melepaskan cengkraman tadi,dan beralih ke topeng perempuan itu. Saat sudah akan tersentuh,tiba tiba tangan Vivi di gigit oleh perempuan tadi.

"Bastard"umpat Vivi.
Terpaksa Vivi membiarkan orang tadi pergi. Namun,Vivi membuat sebuah luka sayatan di telapak tangan orang tadi dan pergelangan tangannya.

Ah ya! Vivi juga menemukan gelang kaki dengan huruf S

***

Kini hari mulai pagi. Vivi pun sudah selesai bersiap siap.

Saat ini Vivi sudah berada di Ruang Makan.

"Delin,kau mau uang saku berapa hm?"tanya Papa dengan nada lembut.
"Terserah papa aja"jawab Delin
"Oke ini buat Delin,ini buat kalian boy"ujar Papa
*Delin: 500k
*2A+Sakha: 500k

"Pa,buat kak Vivi gak ada?"tanya Delin yang seolah peduli.
"Gak! Pulang malam terus! Palingan juga dia punya uang"jawab Papa
"Emangnya kakak kerja pa?"tanya Delin yang memang sedari awal memancing keributan.

"Kan kalau terus pulang malam berarti Jala**"jawab Papa.
Jawaban itu membuat Vivi sangat emosi.

Prangg

Dengan sengaja Vivi membanting piring ke lantai,untung saja di piring itu sudah tidak ada makanannya.

"Jaga mulutmu tuan Atmadja Levronka!"tegas Vivi
"TIDAK TAU SOPAN SANTUN!"bentak Papa
"KARENA ANDA TIDAK MENGAJARINYA!"ucap Vivi tak kalah keras.

"Jangan mengira jika saya selalu pulang malam saya menjadi seorang pelac**. Seharusnya anda tanya pada anak perempuan kesayangan anda!"ucap Vivi dengan sorot mata yang menajam.

"Tapi itu kenyataannya! Kau itu seorang Jala** yang berada di club!"tuduh Papa
"Dari mana anda tau? Apakah anda melihat sendiri?"tanya Vivi
"Delin yang pernah melihatmu berada di Club!"jawab Papa

"Cih,kau langsung percaya! Bahkan kau saja tidak tau ada musuh dibalik selimut!"sinis Vivi.
Lalu,ia pun langsung membisikkan sesuatu pada Delin, membuat Delin menegang.

"Laurent Sherina Marcelleon. Bukan Laurent Delina Levronka"bisik Vivi. Dan itu berhasil membuat Delin menegang di tempat.

"Whatever anda tidak memberi saya uang saku, karena uang saku saya lebih banyak dari yang anda berikan pada ketiga anak anda"ucap Vivi. Lalu, ia pun mengambil uang 100.000 berjumlah 10 lembar.

"Sombong sekali kau!"sinis Sakha
"Yes,tapi gue sombong juga ada buktinya kan?"ucap Vivi.
Lalu,tanpa menunggu jawaban mereka Vivi pun langsung masuk ke dalam mobilnya,dan melajukan ke sekolah.

***

Kini Vivi sudah berada di kelasnya.

Ia mengernyit heran saat mendapati luka di pergelangan tangan Sherly

"Sher,itu tangan Lo luka?"tanya Vivi
"Iya, semalem ke gores kaca meja"jawab Sherly
Sedangkan Vivi,ia berusaha berpikir positif.

"Oh,terus Lo lagi cari apa? Kok kayak bingung gitu?"tanya Vivi lagi
"Gelang kaki gue hilang. Padahal kemarin sore masih ada"jawab Sherly
"Mungkin jatuh? Lo semalam ada pergi ke luar rumah gak?"tanya Vivi
"Mmm g-gak sih"jawab Sherly gugup
Sedangkan Vivi hanya ber 'oh' saja.







Hi....

Kapan kalian baca cerita ini? Pagi/siang/sore/malam.

Ya pokoknya selamat Pagi/siang/sore/malam🤣

Okay.... Mbak Author cuman mau bilang 'see you next part'









SMG,2 November 2021

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang