20

19.9K 1.6K 20
                                    

Saat ini Vivi sedang mengendarai mobilnya menuju hutan lebat yang di dalamnya terdapat mansion mewah yang tak lain milik Vivi.

Saat di tengah jalan terlihat 6 orang dengan motor sport memberhentikan mobil Vivi.

Dirinya sudah tau siapa ke enam orang itu. Tentu saja dirinya turun dari mobil.

Lumayan bisa hapus kebosanan. Pikir Vivi.

"Turun Lo, beraninya keroyokan"ucap Vivi. Tentu mereka turun dari motor masing-masing.

"Apa maksud Lo hadang mobil gue hah!"bentak Vivi
"Karena Lo udah berani rendahin kita"ucap salah satu lelaki itu yang tak lain adalah Vir.

"Cih,cowok kok baperan"cibir Vivi.
Vir pun semakin geram. Ia mulai menyerang Vivi, memukulnya bertubi-tubi begitupun dengan anggota intinya.

Namun,tak mengenai Vivi,ntah itu di perutnya atau di wajahnya.

Dengan gerakan cepat,Vivi langsung berlari kencang dan melayangkan Bogeman bertubi-tubi pada Vir,dan anggotanya.

Semua sudah terkapar tak berdaya,banyak luka lebam diwajah Vir,dkk.

"Lain kali,kalau cari lawan yang sepadan"ucap Vivi
"Mental patungan aja banyak gaya"lanjut Vivi.

Ia pun berlalu pergi memasuki mobilnya,dan dalam sekejap mobil itu hilang seperti di lahap hutan lebat itu.

***

Pagi ini adalah Weekend, rencananya Vivi akan pergi ke puncak bersama dengan anggota intinya dan beberapa gangster yang di bawah naungan Red Blood,termasuk Vir,dkk.

Setelah selesai bersiap siap dengan pakaian yang cukup simpel.

Setelah selesai,Vivi pun menuruni tangga dan menuju markasnya dengan motor sport berwarna rose gold dengan lambang Red Blood,serta tulisan QUEEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai,Vivi pun menuruni tangga dan menuju markasnya dengan motor sport berwarna rose gold dengan lambang Red Blood,serta tulisan QUEEN.

Tak lupa dirinya juga mengenakan topeng berwarna gold.

***

Tak berselang lama, akhirnya Vivi sudah sampai di markas utamanya.

Saat Vivi turun dari motornya semua orang menunduk,tak terkecuali Vir,dkk. Tak lupa disana juga ada Delin,namun Delin tak ikut menunduk memberi hormat.

"Kenapa kau disini?"tanya Vivi dingin
"Apa Vir tidak memberi tahumu  sopan santun ketika berhadapan denganku?"lanjut Vivi.

"M-maaf Queen"ucap Delin dan Vir.
Tetapi itu hanya dianggap angin lalu saja bagi Vivi.

Ia pun menghampiri kedua kakaknya dan anggota intinya.

"Hai"sapa Vivi. Mereka pun langsung memeluk Vivi.

"I-ini di- dilep-as in"ucap Vivi
Mereka pun langsung melepaskannya,dan Vivi dapat bernafas lega.

"Sudah semuanya?"tanya Vivi tegas
"SUDAH QUEEN"ucap mereka serempak. Vivi pun mulai menaiki motornya disusul anggota lainnya.

"Baca doa dulu menurut kepercayaan masing-masing"perintah Vivi di atas motor.

Mereka pun mulai membaca doa

"Sudah?"tanya Vivi.
"SUDAH..."ucap mereka

Vivi pun mulai menjalankan motornya dengan santai,di posisi paling depan.

Di belakangnya terdapat anggota inti Red Blood.

***

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya Vivi dan yang lainnya sudah sampai di Villa milik Vivi yang sangat besar.

"Sekarang kalian beres beres,kita akan melanjutkan kegiatan nanti malam. Untuk kamar, biar anggota inti RB yang memberi tau kalian"ucap Vivi dan berlalu masuk kedalam Villa yang lebih tepatnya mansion

***

Kini malam pun tiba. Vivi dan beberapa perempuan yang merupakan kekasih para anggotanya mulai menyiapkan alat untuk barbeque,dan bahan lainnya.

"Queen, apakah Queen tidak menyukai perempuan yang sedang bergelayutan seperti monyet di tangan Vir itu?"tanya perempuan itu yang bernama 'Fara'

"Ya, kau benar. Memangnya kenapa?"tanya Vivi
"Tidak ada. Saya juga tidak menyukainya"jawab Fara
"Saya juga, pakaiannya saja menjijikan"ucap Rere
"Dia seperti seorang penggoda. Sedari tadi dia terus merayu kekasih kami jika tak ada Vir"ujar Shiva

Vivi pun juga sangat geram melihat Delin terus merayu anggotanya. Karena saat ini Vir sedang pergi ke dalam.

Pranggg

Dengan keras Vivi melempar pisau kecil di sebelahnya ke arah Delin.

Untung saja pisau itu tak mengenai kaki Delin.

"Jangan menggoda anggota saya, jika anda tidak mau saya usir dan saya katakan sebagai murahan. Jala** kecil"ucap Vivi
Delin pun menunduk takut begitupun para anggotanya.

"Bawa kekasih kalian masuk. Jika sudah siap akan ku panggil kalian"ucap Vivi pada Fara,dkk.

"Baik Queen"ucap Fara,dkk.

"Untuk apa kalian masih disini hah? Masuk semua! Kecuali kau Delin!"teriak Vivi. Tentu saja anggotanya mengangguk dan masuk.

Bahkan Vir,dkk. Tak berani menentang perintah Vivi. Mereka hanya mengintip dari jendela kaca.

"Saya tidak suka jika ada wanita penggoda di sekitar saya. Dan kamu"ucap Vivi seraya menunjuk wajah Delin yang sudah pucat pasi.

"Dan kamu berani sekali menggoda anggota saya secara terang-terangan dan di depan saya pula. Kamu butuh uang sampai harus mendekati anak buah saya?"tanya Vivi
"JAWAB!"teriak Vivi
"S-saya tidak menggoda siapapun Queen. S-saya su-sudah punya kekasih sendiri"elak Delin dengan gugup.

"Kau bilang tak menggoda? Tadi kau bilang anak buah saya tampan, apa itu tidak menggoda? Bahkan dengan lancangnya kau bersender di pundaknya. APA KAU TAK TAU JIKA MEREKA SUDAH MEMILIKI KEKASIH HAH!"bentak Vivi
"Sa-saya tidak menggoda mereka. Mungkin Queen salah lihat dan mendengar"ucap Delin

"APA KAU BILANG? SALAH LIHAT? HEH, BAHKAN MUSUH SEJAUH 1000 METER SAYA DAPAT MELIHATNYA BAHKAN SAYA DAPAT MENDENGAR GUMAMAN, DAN ASAL KAU TAU DELIN. SAYA JUGA BISA MEMBACA BATIN ORANG, TERMASUK KAMU. SAYA TAU KAMU SEDANG MEMAKI SAYA DI DALAM HATI BUSUKMU ITU"bentak Vivi

Memang itulah kebenarannya, saat ini Delin memang sedang memaki Vivi di dalam hatinya. Katakan saja dia pengecut karena tak berani memaki di depan. Siapa pula yang berani dengan Queen Darkness? (Mon maap nih ya, ini dunia fiksi)

Dengan susah payah Delin menelan salivanya. Bahkan, saat ini ia sudah menegang.

"CK"decak Vivi
"VIR"teriak Vivi
Vir yang dipanggil pun langsung menuju ke hadapan Queen.

"Kenapa Queen?"tanyanya
"Jaga kekasih kamu ini, agar dia tidak menggoda orang. Jangan sampai dia pulang dari sini dengan keadaan mengenaskan"ucap Vivi, datar dan dingin.

"Maaf Queen"ucap Vir dan Delin. Ia tidak tau apa yang terjadi, kenapa Queen marah marah pada kekasihnya itu.

Vivi pun langsung melanjutkan membakar sosis, dll.

"Makanan sudah siap"teriak Vivi. Mereka pun berbondong-bondong keluar Villa dan menuju ke halaman belakang Villa.

Bahkan mereka sangat terkejut, karena banyak sekali makanan yang ada di meja.

"Terima kasih Queen"ucap mereka serempak seraya menunduk.
"Baiklah, sekarang kalian boleh makan"ucap Vivi. Ia dan para anggotanya langsung makan tak lupa berdoa sesuai kepercayaan mereka.

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang