35

9.8K 816 59
                                    

Pagi pun tiba, setelah Vivi bersiap siap ia pun langsung memasuki mobilnya dan menjalankan menuju sekolahnya.

Setelah sampai, Vivi pun memasuki kelasnya.

Namun, ia masuk kedalam kelas ia sangat terkejut ketika melihat Gio dan Sherly mengatakan bahwa mereka menjalin hubungan.

"Hai Vi, udah lama banget ya Lo gak masuk? Kemana aja?"tanya Sherly
"Ada urusan"jawab Vivi
"Vi, gue mau ngomong tapi jangan marah ya"kata Gio

"Apa?"tanya Vivi
"Gue sama Sherly punya hubungan lebih dari teman saat Lo lagi pergi ke Kanada"jawab Gio

"Hah?"beo Vivi
"Gue sama Gio punya hubungan lebih. Awal kita punya hubungan lebih saat Lo pergi ke Kanada"ujar Sherly

Kecewa, sedih,dan marah itulah yang Vivi rasakan saat ini mungkin lebih tepatnya Griz rasakan saat ini.

Ia hanya dapat tersenyum kecut menanggapi ucapan mereka berdua.

Vivi bukan orang bodoh yang tidak tau apa maksud ucapan Sherly dan Gio.

Dia bertahun tahun mengharap Gio hidup dan ada di sampingnya. Namun, itu semua sia sia saja jika berakhir seperti ini. Pikir Vivi.

"Selamat"singkat Vivi, ia pun berlalu pergi menuju Rooftop.

Saat ini hanya ketenangan yang ia butuhkan.

"Gue yang nungguin Lo bertahun tahun tapi ternyata dalam sekejap Lo udah jadi kekasih orang lain"ujar Vivi seraya menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Hingga ia tak tau jika ucapannya di dengar oleh Arvan,dkk. Dan Vir,dkk.

"Dek"panggil seseorang
Vivi pun langsung menghapus air matanya kasar ketika mendengar seseorang memanggilnya.

Setelah ia menghapus air matanya Vivi pun membuka matanya melihat sekeliling yang ternyata ia di kelilingi oleh Arvan,dkk. Dan Vir,dkk.

"Kenapa bang?"tanya Vivi, yang tadi memanggilnya adalah Arvan.

"Kamu kenapa hm?"tanya Arvan
"Gak papa"jawab Vivi
"Kalau gak papa kenapa tadi nangis? Kok jadi sad girl gini adik gue?"tanya Arvan

"Mana ada, lagi mimpi paling gue"elak Vivi, namun mereka tak percaya.

"Oh ya kah?"tanya Elvan
"Udahlah, gue mau ke kantin lagian udah bel"ucap Vivi.

Ia pun langsung berlari melangkahkan kakinya menuju kantin.

***

Kini Vivi sedang berada di kantin, sesak itulah yang ia rasakan kini.

Bagaimana tidak, di depannya kini Sherly dan Gio sedang bermesraan.

"Kamu makan kok kayak anak kecil sih"ucap Gio, ia pun langsung mengusap nasi yang berada di ujung bibir Sherly.

"Ihh malu tau"kata Sherly
Sedangkan Vivi, ia hanya dapat memandang sendu ke arah mereka. Mungkin lebih tepatnya ke arah Gio.

"Ekhem, Sher aku duluan"ucap Vivi
"Ah iya"sahut Sherly.
Saat Vivi akan melangkah keluar dari kantin tiba tiba ia kehilangan kesadaran dan pingsan.

Semua orang panik dan terkejut, terlebih Arvan,dkk.

"Dek, bangun dek"ujar Arvan
"Adek, bangun hey"ucap Sakha
"Bawa ke rumah sakit bang"ucap Elvan
Arvan pun langsung menggendong tubuh Vivi dan menuju mobil.

Sedangkan Gio dan Sherly mereka menyusul dengan mengendarai motor milik Gio.

***

Tak berselang lama akhirnya mereka tiba di rumah sakit.

"DOKTER"teriak Arvan
Kemudian dokter pun datang dengan seorang suster membawa brankar.

"Cepet tanganin adek gue!"perintah Elvan dokter pun mengangguk. Kemudian mereka membawa Vivi masuk ke dalam IGD.

***

Beberapa menit kemudian, akhirnya dokter keluar dari ruang IGD.

"Bagaimana keadaan adik saya dok?"tanya Elvan
"Apakah beberapa waktu lalu pasien pernah koma?"bukannya menjawab dokter tersebut malah melemparkan pertanyaan.

"Iya dok, beberapa hari lalu sempat koma"jawab Arvan
"Huft... Karena tekanan dan emosi kondisi nona melemah, ditambah luka tembakan yang ada pada lengan nona jahitannya terbuka. Namun, jika kondisinya sudah membaik besok sudah boleh pulang"jelas dokter

"Baik dok, terima kasih"ucap Arvan
"Sudah tugas saya, kalau begitu kami permisi"kata dokter itu dan berlalu pergi diikuti dua suster.

"Kenapa kalian gak bilang?"tanya Artha
"Gak sempet"jawab Arvan.
Kemudian mereka pun masuk ke dalam ruangan Vivi.

"Dek bangun dong"kata Elvan
"Eughh"terdengar lenguhan dari Vivi.
Elvan pun langsung tersenyum ketika Vivi sudah sadar begitupun dengan yang lain.

"Gue kenapa?"tanya Vivi
"Lo tadi pingsan, Lo kenapa sih dek? Ada masalah?"tanya Arvan
"Gak ada"singkat Vivi

"Bang, gue mau balik"ucap Vivi
"No no no. Keadaan Lo gak memungkinkan dek"kata Elvan
"Gue gak papa bang"ucap Vivi

Ia pun langsung menuruni brankar dan berjalan keluar ruangan.

Semua memanggil namanya, namun hanya dianggap angin lalu saja bagi Vivi.

Ia pun langsung menyetop taksi dan menaikinya.

Bahkan Arvan,dkk. Vir,dkk. Gio, dan Sherly ikut mengejar.

Mereka mengikuti kemana arah mobil taksi itu berjalan.

Tak lama taksi berhenti di sebuah mansion mewah dan luas milik Vivi.

Saat turun Arvan,dkk. Dan yang lain menghentikan langkahnya yang hendak masuk kedalam mansion.

"Dek, ayo kembali ke rumah sakit"ucap Arvan
"El, ayo dong balik ke rumah sakit. Keadaan kamu belum pulih total"ujar Gio

"Kalau gue bilang gak ya gak. Please kalian pergi dulu, gue capek mau tidur"kata Vivi
Ia pun berlalu masuk kedalam mansion itu.

"Udahlah bang, mungkin Queen butuh waktu"ucap Langit menenangkan
"Hm ya udah, kita pulang"kata Elvan
Mereka pun meninggalkan komplek mewah itu.

TRANSMIGRATION OF GRIZ Where stories live. Discover now