After Divorce-08

61.6K 6.2K 390
                                    

Morgan dan Gwen sama-sama berjalan menuju apartemen Gwen di mana perempuan itu sudah merasa baikan. Gwen berjalan dengan mata yang tertuju pada lantai sedangkan Morgan menatap lurus ke depan.

Gwen pun mengangkat kepalanya dan tertegun melihat Vincent sedang berdiri di depan pintu apartemennya dengan mata Vincent yang tertuju pada Morgan. Gwen beralih menatap Morgan di mana Morgan juga menatap Vincent.

Vincent menatap Gwen. "Muka kamu keliatan agak pucet, kamu sakit? Atau kenapa?" Vincent menyentuh pipi Gwen.

"Nanti aku ceritain, aku mau masuk dulu." balas Gwen dan Vincent mengangguk.

Vincent kembali menatap Morgan dengan tatapan penuh peringatan lalu memasukkan password apartemen Gwen tanpa laki-laki itu bertanya dan pintu pun terbuka.

Entah mengapa, ada rasa kesal yang Morgan rasakan melihat Vincent dapat memasukkan password tanpa harus bertanya yang kemungkinan saja Vincent sering datang ke apartemen Gwen.

Morgan menoleh ke kanan dan kiri setelah Gwen dan Vincent masuk. Setelah ada rasa kesal, kini ada rasa penasaran. Morgan sangat penasaran dengan apa saja yang Gwen dan Vincent lakukan di dalam sana.

"Apa CCTV yang ada di apartemen ini terhubung ke komputer kalian?" Morgan menujuk apartemen Gwen dan laki-laki itu sadar jika ia baru saja melontarkan pertanyaan bodoh pada petugas yang kebetulan lewat.

Sang petugas pun sempat diam setelah mendengar pertanyaan Morgan. "Maaf, Pak. Untuk CCTV yang bisa terhubung ke komputer kita hanya CCTV yang ada di bagian luar. Untuk bagian dalam, sudah jelas hanya terhubung ke komputer pemilik apartemen." 

Morgan mengangguk lalu pergi seraya mengeluarkan ponsel dari saku celana bahannya dan setelah itu ia tempelkan benda pipi tersebut ke telinga. "Temui saya sekarang."

-afterdivorce-

"Morgan ada karena dia nolongin aku." Gwen baru saja menceritakan kejadian mengerikan yang ia alami pada Vincent yang sedang menyiapkan makan malam. Kejadian yang Gwen alami tadi adalah di saat Gwen baru saja pulang dari kantor, di sore hari.

"Nolongin kamu sampe dua kali? Oh iya, Belle di mana?"

"Belle lagi nonton sama Friska. Soal Morgan nolongin aku. Yang pertama, mungkin aja emang nggak sengaja. Karena udah sore, bisa aja Morgan baru pulang dari kantor. Tapi emang abis itu Morgan ikutin aku sih, karena laki-laki itu kayak sempet ancem aku. Ya, aku ngerasa makasih banget sama Morgan."

Vincent mengangguk, "kamu emang harus punya rasa makasih. Tapi, gimana kalo abis ini Morgan jadi deketin kamu?"

Gwen membulatkan mata, "nggak mungkin lah."

"Kenapa nggak mungkin? Morgan nggak benci sama kamu, kalo Morgan benci, pasti dia nggak bakal nolongin kamu."

"Ya, mungkin lagi pengen nolongin aku aja?"

Vincent tertawa seraya menaruh makanan hasil masakannya di mini bar karena mereka akan makan di sana. "Morgan curhat sama Natta kalo sikap Aiko itu berubah, Natta cerita sama aku."

"Aku pernah denger. Walaupun kita pacarannya lama, pasti bakal ada satu sifat yang baru keliatan kalo kita udah nikah nanti, mungkin Aiko kayak gitu." balas Gwen.

"Mungkin, tapi Morgan bilang kalo Aiko itu beda. Nggak kayak Aiko yang biasanya, mereka juga sering ribut, bukan ribut besar sih emang."

Gwen diam.

"Siapa tau karena sifat Aiko yang sekarang, Morgan nggak tahan, terus deketin kamu." kata Vincent.

Gwen menatap lekat Vincent di mana ia dapat melihat Vincent yang sedang takut. "Kamu keliatan takut."

Vincent tersenyum. "Udah bertahun-tahun aku nunggu kamu, selalu ungkapin perasaan aku, tapi tiba-tiba aja ntar kamu rujuk sama Morgan? Gimana aku nggak takut?"

"Aku nggak ada kepikiran untuk rujuk sama Morgan, Vin. Morgan juga udah nikah, Morgan cinta banget sama Aiko."

Vincent mengangguk kecil. "Yang jelas, kamu tau, 'kan? Kalo aku takut."

Gwen sedikit menundukkan kepala dan matanya tertuju pada tangan Vincent, dengan perlahan, Gwen sentuh tangan Vincent lalu ia usap-usap tanpa mengatakan apa-apa.

-afterdivorce-

"Aku udah sampe di apart, udah makan juga, kamu mau aku jemput atau bakal dianter sama supir papa?"

"..."

"Oke, hati-hati." Morgan menjauhkan ponselnya dari telinga dan duduk di depan orang kepercayaannya yang bernama Barra.

"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Barra.

"Saya mau setiap CCTV yang ada di apartemen ini bisa terhubung ke laptop atau handphone saya." Morgan menunjukkan foto yang merupakan apartemen Gwen. "Saya tau kamu bakal suruh orang lain, yang jelas orang itu harus yang profesional."

"Ini bukan tugas yang berat." kata Barra membuat Morgan tersenyum.

"Jangan kecewain saya kalau begitu."

Barra mengangguk. "Baik, bahkan saya bisa langsung turun tangan. Saya cukup meretasnya saja, besok saya pastikan Anda bisa memantau pemilik apartemen ini."

Morgan tersenyum, "saya tunggu."

"Baik, saya permisi."

Morgan mengangguk, setelah Barra keluar. Morgan pergi ke dapur dan mengeluarkan sebotol minuman dari kulkas dan ia minum langsung dari botol tersebut.

"Anggap aja kelakuan gue ini imbalan karena udah nolong lo, Gwen." gumam Morgan sambil terus menenggak minumannya.

afterdivorce

After Divorce [COMPLETED]Where stories live. Discover now