After Divorce-19

51.1K 4.8K 991
                                    

Gwen mencium seluruh wajah Belle lalu memeluk anak itu di mana Gwen sudah tiba di bandara dengan di antar oleh Belle dan Morgan. Morgan bisa ikut mengantar atas paksaan dari Belle.

"Kalo Belle nggak sekolah, mami bakal ajak Belle, sayangnya Belle harus sekolah." kata Gwen dengan raut sedih.

"Lagian kalo Belle nggak sekolah, Belle mau di sini aja sama daddy. Tapi, daripada mami pergi, menurut Belle kita bertiga piknik aja."

Gwen tertawa, "oke. Kalo mami udah pulang, kita bakal piknik." Lalu Gwen menatap Morgan. "Aku titip, Belle."

Morgan mengangguk seraya satu tangannya berada di bahu Belle.

"Mami pergi dulu, ya. Baik-baik di sini." Gwen kembali mencium dan memeluk Belle.

"Iya, Belle bakal baik-baik aja soalnya ada daddy." Belle menunjuk Morgan.

Gwen tersenyum lalu menatap Belle dalam waktu yang cukup lama karena berat rasanya untuk meninggalkan Belle, pasalnya, setiap Gwen pergi keluar negeri, Gwen selalu membawa Belle untuk ikut bersamanya.

Gwen sudah berjalan menjauh sambil melambaikan tangan pada Belle.

"Yuk, kita harus makan siang." kata Morgan saat Gwen dan Friska sudah tidak terlihat lagi.

Belle mengangguk tanpa ada rasa sedih di wajahnya di mana nantinya, Belle akan menginap di rumah orang tua Morgan atas inisiatif laki-laki itu sendiri.

-afterdivorce-

"Kemaren itu Belle cuma nginep sehari di sini, kali ini harus seminggu. Belle nggak bakal nangis kalo nggak ada kalian, 'kan?" tanya Winnie pada Morgan di mana mereka sedang duduk di ruang keluarga, Belle sendiri berada di kamar Driz, bersama Driz juga tentunya.

"Mungkin ntar Morgan bakal ikutan nginep di sini." ujar Morgan.

Winnie menatap lama Morgan lalu menarik satu kuping anaknya di mana Morgan sempat terkejut dengan tindakan sang ibu. "Masih nggak mau setuju kalo mami bilang Gwen itu jauh lebih baik dari Aiko?"

"Mi, masih aja dibahas soal itu." kata Morgan sambil mengusap-usap kupingnya yang merah.

"Setuju nggak? Setuju nggak kalo Gwen itu jauh lebih baik dari Aiko? Walaupun mami nggak ada di deket kalian, mami tau gimana keadaan rumah tangga kamu waktu sama Gwen, waktu sama Aiko, mami tau." Winnie menepuk-nepuk pelan dadanya.

Morgan menghela napas seraya menjatuhkan kepala di sandaran sofa lalu memejamkan mata.

"Gwen bisa masak, bisa beres-beres rumah, penurut, penyabar, punya sopan santun, punya sifat keibuan. Sedangkan si Aiko? Beres-beres nggak bisa, masak nggak bisa, keluyuran ke sana kemari, dikit-dikit ke rumah orang tua, istri durhaka."

Morgan diam saja karena memang apa yang Winnie katakan adalah benar. Morgan juga tidak sakit hati saat Winnie mendeskripsikan bagaimana Aiko, peran Aiko sebagai seorang istri.

"Morgan, liat mami." ujar Winnie dan Morgan pun menoleh. Winnie bergeser lebih dekat pada Morgan. "Mungkin mami jahat, tapi mami udah mikirin ini semenjak Gwen balik ke Indonesia."

Morgan menaikkan satu alis.

"Udah, kamu rujuk aja sama Gwen." ucap Winnie dan Morgan tidak terkejut mendengarnya. "Gwen masih sendirian, ditambah kalian punya anak, rujuk aja deh."

Morgan menghela napas.

"Kamu mau tau nggak? Waktu Belle tidur sama Driz, Belle bilang kalo dia pengen terus-terusan tidur bertiga sama kamu, sama Gwen. Pengen liburan bareng, pengen liat kamu sama Gwen selalu bareng-bareng. Itu artinya apa? Artinya Belle bener-bener butuh sosok kedua orang tua yang selalu ada di deket dia, di depan mata. Nggak kasihan sama anak kamu?" tanya Winnie.

After Divorce [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon