After Divorce-21

56.9K 5.7K 954
                                    

Rumah Dexter dan Winnie kini dipenuhi oleh orang-orang dengan berpakaian serba hitam, tentu saja orang-orang itu datang untuk melayat. Tubuh Belle diletakkan di atas kasur dengan tertutupi oleh kain, suara tangisan masih saja terdengar. Baik dari Winnie berserta keluarga, ataupun dari para pelayat yang merasa sangat sedih melihat tubuh kecil itu terbujur kaku.

Morgan terus berada di sebelah Belle, matanya tidak pernah lepas dari wajah sang anak yang tertutupi oleh kain di mana tatapan Morgan terlihat kosong.

"Maaf, Bu. Saya mau bertanya, untuk penguburannya kapan, ya?" tanya pengurus jenazah pada Winnie yang juga berada di dekat Belle.

Winnie menoleh dengan mata yang sembab dan hidung yang merah. "Besok, Bu. Maminya lagi di Paris, mungkin sudah dalam perjalanan ke Indonesia."

"Baik, Bu." Sang pengurus jenazah mengangguk lalu menjauh dari Winnie.

Winnie menatap Morgan yang duduk di sebelahnya lalu mengusap-usap punggung Morgan karena laki-laki itu kembali menangis untuk yang kesekian kalinya, menangis tanpa suara.

"Yang kuat, harus kuat, tegar. Mungkin Belle sempet ngerasain sakit tapi sekarang Belle udah baik-baik aja di sana." kata Winnie pada Morgan dengan mata yang tertuju pada wajah Belle. Untuk keadaan wajah Belle, tidak terdapat luka yang serius, hanya ada goresan kecil di bagian pipi anak itu dan sebenarnya tidak terlalu terlihat.

"Seharusnya Morgan nggak tinggalin Belle di mobil itu, seharusnya Morgan bawa Belle sama Morgan, ini salah Morgan, Mi. Seharusnya Morgan lebih prioritasin Belle daripada Aiko." lirih Morgan dan Winnie dapat mendengarnya.

Winnie terus mengusap-usap punggung Morgan dengan matanya yang tertuju pada Aiko yang duduk di seberang mereka.

-afterdivorce-

Kini hanya tersisa keluarga Winnie saja karena hari sudah larut, Morgan masih setia duduk dekat Belle dari siang hari hingga saat ini. Morgan merasa sangat bersalah karena tidak mempertahankan Belle untuk terus bersamanya, seharusnya Morgan menjadi orang yang keras kepala dengan membawa Belle dan tidak mempedulikan Aiko yang marah dengannya.

Morgan merasa bersalah sekaligus bodoh, sangat bodoh.

Morgan menatap jam dinding yang menunjukkan pukul  01:00 dini hari. Morgan menurunkan kain yang menutupi wajah Belle dengan pipi yang dibanjiri oleh air mata.

Morgan menelan ludah dengan susah payah dan memejamkan mata sejenak. "Happy birthday, My Belle."

Mereka yang mendengar ucapan Morgan tertegun.

Morgan menatap keluarganya seraya tersenyum kecil, "hari ini Belle ulang tahun." ujar Morgan dan suara tangisan kembali terdengar setelah sebelumnya hening.

Morgan mengecup kening Belle dengan waktu yang lama. "Daddy bener-bener marah, marah karena harus ngucapin selamat ulang tahun di kondisi Belle yang kayak gini. Seharusnya kita pergi piknik, bertiga. Kayak yang Belle mau."

Jemari Morgan bergerak mengusap pipi Belle. "Daddy janji bakal pake aku-kamu ke mami."

Mendengar pintu utama rumah terbuka, mereka menoleh dan tangisan mereka kian terdengar saat melihat Gwen berdiri di ambang pintu dengan wajahnya yang pucat.

Morgan memejamkan mata seraya menutupi matanya ketika Gwen menangis histeris hingga terjatuh di lantai di mana Winnie langsung menghampiri perempuan itu.

"BELLE! ANAK MAMI!" kata Gwen dengan keras sampai sedikit membungkukkan badan.

Winnie memeluk erat Gwen di mana tangisan Gwen terdengar semakin kencang seraya perempuan itu meracau. Winnie berdiri lebih dulu saat menyadari jika Gwen ingin berdiri.

"Gwen!" seru Winnie berserta yang lainnya karena saat Gwen berdiri, Gwen pingsan.

-afterdivorce-

"Kenapa bisa kayak gini? Kenapa?" tanya Gwen disela-sela tangisnya dan tubuh yang bersandar pada Winnie karena Gwen begitu down hingga tubuhnya terasa seperti tidak memiliki tenaga sedikitpun.

"Ini salah aku." sahut Morgan di mana ia dan Gwen duduk bersebelahan.

Gwen berhenti menangis lalu menatap Morgan.

"Aku tinggalin Belle di mobil itu karena aku mau nemenin Aiko ke toko berlian, seharusnya aku bawa Belle sama aku. Seharusnya aku tetep pertahanin Belle sama aku."

Gwen menjauh dari Winnie dengan bibirnya yang terlihat bergetar dan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Bukannya aku udah bilang, sekali-sekali prioritasin Belle?" tanya Gwen dengan nada rendah.

"Aiko nggak mau Belle ikut dan bodohnya aku malah dengerin dia, aku tinggalin Belle di mobil itu, aku..."

"LAGI-LAGI AIKO!" teriak Gwen lalu menepuk-nepuk dadanya. "Cukup aku, cukup aku yang menderita karena kamu lebih prioritasin Aiko, Belle jangan sampe. TAPI, KAMU LIAT GIMANA BELLE SEKARANG!" Gwen menunjuk Belle.

"Gwen, udah malem, Nak." Winnie berusaha menenangkan Gwen.

"Enggak, mami harus tau gimana kelakuan anak mami ini. Kalian semua harus tau!" Gwen meremas bahu Morgan. "Aku selalu nangis! Kamu enak-enakan telfonan, chattingan di depan aku, mesra-mesraan di depan aku! Aku yang selalu tersiksa dulu, aku! Gimana kamu ninggalin aku dan lebih pilih bawa Aiko pergi sampe akhirnya kepala aku berdarah kena lemparan batu! Kamu juga yang ngelakuin aku kayak pelacur, pemuas nafsu kamu! Kamu yang secara terang-terangan bilang kalo kamu sayang sama Aiko dan aku, aku cuma bisa nahan semuanya di sini, hati aku. Dan sekarang, Belle! Karena siapa? Perempuan itu!" Gwen menunjuk Aiko yang berdiri di depannya di mana Gwen terlihat begitu meledak sampai seluruh wajahnya berubah merah.

Aiko hanya diam dengan arah pandangan yang tertuju pada Belle.

"Belle udah nggak ada. Rasa kehilangan kamu belum seberapa dibandingkan aku! Aku hamil, melahirkan, ngurus, dan besarin Belle tanpa sosok suami. Belle sumber kekuatan aku, tapi sekarang sumber kekuatan aku udah pergi. Apa yang harus aku lakuin abis ini? Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi, dua orang yang paling aku sayang pergi ninggalin aku. Nenek, anak aku. Mereka udah pergi, Morgan." kata Gwen lagi.

Gwen memeluk Belle. "Ini hari ulang tahun Belle, biasanya kita selalu bikin kue, pergi ke tempat-tempat yang Belle mau. Kenapa Belle harus pergi secepet ini, Nak? Mami masih pengen sama Belle terus, mami pengen liat Belle tumbuh jadi anak remaja, dewasa, liat Belle nikah bahkan punya anak. Seharusnya mami yang lebih dulu pergi tapi kenapa malah Belle?" kata Gwen di mana kain yang menutupi Belle seketika basah oleh air mata Gwen.

afterdivorce

Qotd: ada yang ikut nangis?

After Divorce [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt