Prolog

1K 57 6
                                    

Assalamualaikum, sobat readers ....

Terima kasih sudah memilih cerita ini.
Semoga suka, ya.

Selamat membaca.

💕💕💕

Anisa terlambat. Gerakan cepat tangannya hanya berakhir menggenggam udara. Embusan angin yang tiba-tiba menyelinap itu berhasil menerbangkan foto Ummi hingga mengapung di permukaan telaga. Mengingat itu satu-satunya foto Ummi yang tersisa, cewek berusia 14 tahun itu panik. Dia teriak minta tolong, tapi tidak ada siapa-siapa di sekitar telaga.

Dia mulai menangis, betapa dia tidak ingin kehilangan foto itu. Dia harus bertindak cepat sebelum fotonya rusak atau bahkan tenggelam.

Setelah teriak sekali lagi dan tidak ada pertanda seseorang akan datang, dia pun nekat turun ke tepian dan menjulurkan tangan perlahan-lahan. Meski tidak bisa berenang, dia terus saja masuk lebih dalam. Saat air sudah sebatas dadanya, tiba-tiba dia tergelincir hingga kehilangan keseimbangan. Dia meronta, berusaha menggapai apa saja. Namun, tubuhnya malah terperosot lebih dalam.

Anisa pikir hidupnya akan berakhir. Di tengah kepanikan itu dia mengucap nama Allah, Abi, dan Ummi bergantian. Dia sudah menelan air beberapa kali, sebelum akhirnya seseorang tiba-tiba menariknya ke permukaan dengan cepat.

Anisa langsung meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Tarikan napasnya terdengar jelas, meski tersendat-sendat. Dia terbatuk beberapa kali hingga wajahnya memerah. Cewek itu masih sangat syok, tidak sempat untuk sekadar melihat wajah penolongnya.

Setelah berhasil dikeluarkan dari telaga, bukannya langsung berterima kasih, Anisa malah berlari ke tepi lagi. Dia sama sekali tidak peduli dengan tubuhnya yang basah kuyup. Tatapannya liar mencari foto Ummi. Dan ternyata benda itu sudah semakin jauh ke tengah. Air matanya pun kembali jatuh.

"Kenapa?"

Mendengar suara itu, Anisa langsung menoleh. Dia bahkan baru sadar bahwa yang menyelamatkannya seorang cowok.

"Itu," tangan Anisa mengacung ke permukaan telaga, "foto Ummi."

Mendengar nada isak itu, tanpa dikomando si cowok kembali terjun ke dalam telaga. Tidak butuh waktu lama dia juga berhasil menyelamatkan foto itu.

Saat menerimanya kembali, Anisa langsung mengelap permukaan foto itu dengan telapak tangan. Namun, si cowok malah merebutnya.

"Jangan digosok, nanti gambarnya rusak," katanya sambil mengipas-ngipaskan foto itu. "Diginiin aja sampai kering."

Sambil memeluk diri sendiri, Anisa diam saja menyaksikan tindakan cowok di depannya. Sesekali cowok itu mengecek kondisi foto di tangannya, lalu beralih menatap Anisa sambil tersenyum hangat.

Senyum yang pelan-pelan meredakan kepanikan Anisa.

Senyum yang seolah bicara; tenang, foto Ummimu nggak apa-apa.

Senyum yang nantinya akan memenjara Anisa dalam abu-abu penantian.

***

Semoga berkenan bantu like and share.

Mohon dukungannya sampai akhir, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Rahasia Suami DinginkuOnde histórias criam vida. Descubra agora