24 - Aku Harus Jujur

109 3 0
                                    

Roni keluar ICU lebih dulu. Elang memilih kamar termahal di rumah sakit itu untuk Papanya.

"Gimana perasaan Papa?" tanya Elang yang duduk di samping tempat tidur Roni. Tepat di sebelahnya ada Samuel yang masih terus terisak. Wajar, Lena masih ditangani di ruang ICU dan hingga detik ini dokter belum mengabarkan perkembangan apa-apa.

"Badan Papa rasanya remuk semua. Tangan, kaki, semuanya susah digerakkan."

Elang menghela napas prihatin. "Kok, tiba-tiba Papa bisa lepas kendali? Ngebut, ya?" Ini memang bukan waktu yang tepat menanyakan itu, tapi Elang tidak bisa menahannya.

Roni tidak langsung menjawab. Dia memang buru-buru agar bisa tiba di lokasi sebelum acaranya dimulai, tapi kecepatan mobilnya masih terbilang wajar.

Tadinya Roni ingin menggeleng, tapi otot lehernya terasa kaku. Akhirnya dia hanya menceritakan detik-detik kecelakaan itu, saat Lena tiba-tiba teriak bilang awas padahal jalanan di depan mereka kosong.

"Yakin, Papa nggak lihat apa-apa?"

"Iya. Papa langsung banting setir karena kaget."

Elang mengernyit. Ini terdengar mistis.

"Mama emang agak aneh belakangan ini." Samuel menyela. "Aku sering mergokin dia melamun. Pernah juga dia nangis sendirian di teras belakang. Pas aku tanyain dia nggak jawab dan malah ngalihin topik."

Elang hanya menyimak. Dia tidak tinggal sama mereka, jadi dia tidak tahu apa-apa.

"Pa, Bang, aku ke ruang ICU lagi, ya."

Elang mengangguk. "Nanti aku nyusul.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan rumah tangga Anisa dan Elang, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Rahasia Suami DinginkuWhere stories live. Discover now