21 - Kesalahan Terbesar

117 6 0
                                    

"Loh, Mas?" Anisa bergegas menghampiri suaminya yang baru saja tiba di dasar tangga. Tentu saja dia kaget melihat suaminya tiba-tiba ada di sana dengan setelan kantor yang sudah rapi.

Elang menghentikan langkahnya, tapi tidak menoleh.

"Mas mau kerja?"

Tidak ada jawaban.

"Bukannya Mas lagi sakit?" Anisa ingin mengecek suhu tubuh suaminya, tapi tangannya ditepis dengan kasar.

"Hentikan semua kesia-siaan ini. Yang semalam adalah terakhir kalinya kamu bersikap seolah berhak mencampuri semua urusanku." Elang menyorot tajam. Matanya serupa laser mematikan. "Aku tegaskan sekali lagi, kita nggak perlu terikat hak dan kewajiban sebagai suami istri. Urus urusanmu sendiri!"

Anisa menelan ludah kelat. Air matanya meruah begitu saja. Padahal, baru beberapa menit yang lalu harapannya melambung tinggi, mengingat sikap Elang sudah melunak dan dia merasa menemukan celah untuk benar-benar memasuki kehidupan lelaki itu. Namun, kenapa sekarang dia kembali menjadi monster mengerikan?

"Sebenarnya apa yang salah dengan caraku, Mas?" Anisa tergugu.

"Salahmu karena terlalu percaya dengan cinta. Demi apa kamu langsung menerima lamaranku tanpa pertimbangan apa-apa? Kita, kan, nggak kenal!"

Anisa menggeleng. "Aku sudah mengenal Mas sejak 10 tahun yang lalu. Mas adalah kiblatku sejak mengeluarkanku dan foto Ummi dari telaga itu. Ini bukan tanpa pertimbangan, Mas, karena selama 10 tahun itu tak terhitung berapa kali aku menyebut nama Mas dalam doa, meminta kuasa Tuhan menyatukan kita. Lalu, ketika Tuhan benar-benar menghadirkan Mas di hadapanku, apa lagi yang bisa aku lakukan selain bersyukur dan menerima?" Air mata perempuan itu kian mengucur deras.

"Tolol!" Elang terkekeh mencemooh. "Banyak sekali yang bisa berubah selama 10 tahun. Hidup itu bergerak, bukan di situ-situ aja."

"Nyatanya perasaanku nggak pernah ke mana-mana, Mas. Selalu di situ hingga takdir benar-benar mempertemukan kita lagi."

"Ini bukan takdir Tuhan, tapi murni rencanaku."

Alis Anisa seketika bertaut.

"Aku nggak pernah mencintaimu. Sedikit pun nggak!"

Anisa bagai tersambar petir.

Elang melanjutkan langkahnya setelah mendengkus keras.

"Salah satu hal paling ajaib di hidupku adalah berjodoh dengan Mas."

Langkah Elang terhenti.

"Aku nggak akan menyerah hanya karena satu kalimat itu. Tuhan nggak pernah main-main mengukir takdir, dan aku ingin takdirku tetap bergulir di sisi Mas."

Elang sigap kembali ke hadapan Anisa dengan mimik yang semakin mengerikan. "Sepertinya kamu tipe orang yang apa-apa harus diperjelas." Elang menghela napas panjang dan mengembuskannya dengan kasar. "Dengar baik-baik, aku menikahimu hanya untuk keperluan bisnis. Jadi mulai sekarang, berhenti bersikap seolah kamu benar-benar akan berada di sisiku selamanya!"

Anisa tersurut beberapa langkah. Dia membekap mulutnya sambil menggeleng pelan. Demi Tuhan, dia tidak ingin memercayai kalimat itu.

"Untuk bisnis atau apa pun itu, aku nggak peduli, Mas. Nyatanya, Tuhan memilih kamu untuk jadi imamku. Selama kita masih terikat dalam hubungan ini, selama itu pula aku akan memohon kepada Tuhan agar Mas bisa berubah."

"Ini aku yang sebenarnya. Aku nggak akan berubah seperti yang kamu mau!" Rahang Elang mengetat.

"Tapi Mas nggak berhak menghalangi doa-doaku."

"Kenapa kamu keras kepala sekali?" Suara Elang meninggi.

"Karena Mas pernah menyelamatkan nyawaku. Aku rasa hanya Mas yang berhak memilikiku."

Elang mendengkus untuk kesekian kalinya. "Terserah!" Kemudian dia benar-benar pergi kali ini.

Anisa membeku di pijakannya dengan tangis yang semakin menjadi-jadi.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan rumah tangga Anisa dan Elang, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Rahasia Suami DinginkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang