3. Awal baru (revisi)

2.3K 185 7
                                    

Jangan lupa vote and komen!!!

Typo silahkan tingglkan jejak.

Happy Reading🌺
_________________________

Hari ini adalah hari kepulangan Maura dari rumah sakit. Itu permintaan-nya, walaupun harus menggunakan kursi roda terlebih dahulu.

Siang nanti dia akan pulang dan paginya ia sempatkan untuk ketaman rumah sakit menyendiri, Itulah yang di lakukannya.

Dia menatap kelangit biru yang indah, wajahnya tidak menampilkan ekspresi sama sekali, dia kembali sendiri. Tanpa sahabatnya. Rasanya, Maura kehilangan setengah raganya karna tidak ada Via.

Maura menghembuskan nafas panjang lalu menunduk menatap kaki yang masih belum bisa di jalan-kan dan tangan yang masih terdapat perban yang melilit tangannya.

Kenapa dengan tangan Maura?

Jawabannya adalah karena Maura asli melakukan percobaan bunuh diri dengan memberi sayatan pada pergelangan tangannya.

Nekat sekali memang, tapi mungkin hanya itu yang terlintas di pikiran Maura dulu sehingga mengambil tindakan itu.

Kelumpuhan sementara Maura di sebabkan karena Maura terlalu lama koma sehingga sel darah dan sendinya masih terasa kaku. (Plis ini ngarang!).

Tiba-tiba dia teringat dengan Via, apa sahabathya itu baik-baik saja?

"Viaa..." lirihnya seakan memanggil sahabat-nya.

Bagaimana keadaannya?, Apa dia kembali mendapat aniaya karna mengira telah membunuh Rana?. Gadis ini sangat takut kalau sahabatnya menjadi menderita karenanya.

"Maafin gue.." lirihnya kembali seperti berbisik.

Air matanya turut meleleh saat mengingat bagaimana frustasinya sahabatnya itu menceritakan bagaimana perlakuan ibunya jika sedang marah. Apa sekarang Via kembali di perlakukan kasar?

"Maaf".

Tangannya terangkat memegang dadanya yang terasa bagai terhimpit batu karna kalut dengan rasa bersalah.

Tiba-tiba terlihat sepasang sepatu didepan Maura, dia mendongak melihat siapa orang yang menghampirinya itu.

Terlihat pria tampan dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya tersenyum tipis menatap Maura yang menyergit bingung.

Pemuda itu berjongkok di depan Maura dengan tatapan pokus pada netra coklat pekat Maura. tangan pemuda itu terangkat menghapus air mata yang leleh di sudut mata Maura.

Maura bingung, dia tidak tau siapa orang yang berada di depannya ini. Tapi kenapa reaksi dari tubuh ini sangat berlebihan? Jantungnya berdetak dengan cepat dan Maura merasa hatinya berdesir hangat.

Pemuda itu menggeleng kecil seakan berkata 'jangan menangis' pada Maura.

"Masih ada gue."ucapnya.

Maura tidak merespon apapun, dia diam. Mata pemuda itu memancarkan ketulusan.

Pemuda itu terkekeh kecil saat mengingat sesuatu.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Where stories live. Discover now