12. haha miris yah..(revisi)

1.6K 147 14
                                    

Janlup vote&komen!
Typo komen!

•••

"KENAPA LO GAK PERNAH CERITA MASALAH LO!! LO ANGGAP KAMI SAHABAT LO ATAU ENGGAK SIHH??!!"

Althea menatap gadis itu dengan netra bergetar. "P-prischa lo..."

"Kenapa, Thea? Kenapa lo rahasiain masalah lo?" Lirih Prischa, dia merasa tidak dianggap menjadi sahabat Althea. Bahkan kesulitan Althea saja dia sampai tidak tau, sahabat seperti apa dia sebenarnya di mata Althea?

Althea bangun dari duduknya, menghapus kasar air matanya lalu menatap Prischa dalam. Althea menjadi Pias, dalam hati dia merutuki perbuatannya. Seharusnya dia tidak melakukan ini.

"Gue..."

"Dengan lo nyembunyiin ini, lo sama aja membuat gue gak berguna jadi sahabat lo?!" Sarkas Prischa lagi.

"SAHABAT MACAM APA GUE SAMPE-SAMPE GAK TAU GIMANA KEADAAN SAHABATNYA!!"

Althea terkesiap saat mendengar Prischa Bentaknya dengan suara di naikan satu oktaf, sampai-sampai suaranya bergema didalam ruangan musik yang sepi itu.

Althea menoleh kanan kiri berharap tidak ada yang mendengarkan pembicaraan Prischa. Tatapannya kembali pada Prischa, dia menatap penuh peringatan pada sahabatnya itu.

"Please, cha. Jaga omongan lo! Ini masih kawasan sekolah." Ucap Althea masih mencoba untuk tidak terpancing emosi.

Prischa menggeleng dengan tatapan sulit. "Kenapa? Takut semua tau? Biarin semua tau Althea!. Kenapa lo mendam ini sendiri? Kenapa lo gak mau berbagi sakit lo?. KENAPA!!? Lo bego Althea! Anjing! Babi! Bangsat!"

Prischa mengatakan itu dengan lantang, tanpa sadar bahwa suara mereka sampai terdengar keluar ruangan dan mengundang rasa penasaran orang-orang diluaran sana.

Althea mengepalkan tangannya kuat hingga kuku-kukunha menancap di telapak tangannya. Rahangnya mengeras, bahkan tatapan matanya menajam. Althea tidak bisa menahan emosinya. Matanya menatap nyalang Prischa.

"KARNA GAK SEMUA MASALAH HARUS GUE CERITAIN KE KALIAN!!"

Cukup, Althea sudah muak bersandiwara. Biar semua orang tau bagaimana sisi rapuhnya hari ini. Dia tidak peduli seperti apa nantinya dia, bahkan biarkan saja plot cerita menyimpang seperti ini.

"GUE GAK BISA CERITAIN GIMANA SIKAP BEJADNYA MAMA GUE TERHADAP DIRI GUE SENDIRI KARNA BAGAIMANA PUN DIA ORANG YANG UDAH BERKORBAN MELAWAN MAUT BUAT MELAHIRKAN GUE!!"Dada Althea naik turun emosi.

Prischa tertegun menatap Althea yang hilang kendali. Hatinya bahkan dapat merasakan emosi yang berkobar di dalam diri Althea sekarang. Pedih sekali.

Prischa menyergit saat melihat Hazel mata Althea berubah semerah darah, rambutnya pun ikut memerah. Perubahan Althea sangat nampak sekarang. Nada bicara Althea bahkan tidak seperti biasanya.

"A-alter ego?" Beonya.

"IYA GUE BEGO! SEMUA YANG LO BILANG BENAR PRISCHA!. kenapa? KARNA GUE BENCI DI LIHAT LEMAH!. Lo tanya kenapa gue gak pernah bilang kekalian kan? karna gue gak mau kalian natap gue kasihan, menyedihkan. GUE GAK MAU PRISCHA!!"

"Lo mau tau apa masalah gue kan? Bakal gue kasih tau" tangan Althea terangkat menggulung tangan hoodie yang dia kenakan. Mengarahkan tangan penuh memar itu pada Prischa yang kaget melihat banyak sekali warna kebiruan dan luka sayatan di sana.

"Mama gue baik kan? Liat ukiran indah di pergelangan tangan gue. dia bikin tanda pengenal buat gue!" Althea tertawa sumbang dengan genangan air mata.

"Althea..." lirih Prischa. Gadis itu memegang dadanya yang merasa sesak. Air matanya ikut luruh melihat itu semua. Jadi,,, selama ini Althea tersiksa? Kenapa dia sampai tidak tau hal besar ini. Prischa mengusap wajahnya kasar.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang