11. Loh ini kenapa si? (revisi)

1.6K 140 1
                                    

Jangan lupa Vote and komen!
Banyakin komen biar gue sekangat.

•••••

Suasana kantin menjadi lengang, seakan semua aktifitas terhenti karena dua orang yang sedang melakukan drama seperti plot cerita sebenarnya.

"Padahal gue belum mau mulai loh" Desis kiranti.

"Tapi karna kayaknya emang lo udah ngebet pengen menderita, its okey, gue percepat" Kiranti tersenyum miring.

Matanya tidak lepas dengan bakso dan es teh nya yang sudah berserakan di lantai, karna siapa? Tentu si pemeran utama perempuan.

Aluna Sagita

Althea menatap sulit pemeran utama yang di katakan polos dan rendah hati tapi kalau dilihat-lihat itu hanya sebagai topeng saja?. Pikirannya berkecamuk, kenapa sifatnya seperti....dipaksakan menjadi polos?

Tatapan Althea melirik pada meja sebelahnya, meja para pemeran utama pria. Keningnya menyergit heran karna Shujae hanya memandang datar pertikaian di depan mereka.

Shujae yang mungkin merasa ada yang memperhatikan menengok ke samping. Tatapannya terpaku pada gadis yang juga menatapnya dengan...bingung?

Althea mengalihkan tatapannya ke arah lain, diluar plot!.

Kenapa Shujae hanya berdiam diri?

Althea melirik Maura yang juga berekspresi bingung sepertinya. Dan ada apa dengan Maura? Kenapa dia juga kebingungan? Apa ada sesuatu hal? Atau sebenernya dia juga bukan Maura asli?.

"M-maaf kak, Luna gak sengaja"

Kini tatapan mereka kembali pada dua gadis itu, Kiranti menyeringai karna mangsanyalah yang berserah diri padanya.

"Mau bikin Reputasi gue makin jelek? Gue kabulin"

Dengan cepat Kiranti mengambil jus alpukat milik Haura. Menyiram jus itu tepat di atas kepala Luna secara pelan.

Luna menangis terisak, Kiranti berdecih lalu meninggalkan area kantin di iringi dengan anteknya.

Tidak ada yang prihatin pada kondisi Protagonis itu, malah banyak tatapan menyejek padanya. Tidak ada tatapan memuja atau bahkan ketertarikan, hanya ada tatapan merendahkan yang seakan melihat tai sapi bertumpukan.

"Miris" ringis Maura, dia merasa melihat Luna sebagai Maura asli dulu.

Zea berdehem memecahkan keheningan kantin, sehingga semua orang kembali pada kegiatannya.

"Eh btw, Kalian mau nyoba masakan Nyokap gue gak? Dijamin kalian ketagihan!!" Seru Ara kepada temannya.

Mereka mana mau membantu cewe cengeng itu, suruh siapa dia berani nyenggol Kiranti. Tau sendiri padahal gimana sikap cewek itu tadi pagi.

"Emang boleh?" Tanya Althea.

Gadis itu sangat ingin merasakan masakan yang langsung di buat dari seorang ibu, kata orang masakan seorang ibu adalah makanan ter'enak dibandingkan dengan masakan chef sekalipun.

"Boleh dong, kenapa enggak?" Sahut Ara membuat Althea dan Maura tersenyum tipis.

Dan hari itu, Althea dan Maura bisa tau bagaimana rasa masakan seorang ibu sesungguhnya. Benar perkataan orang-orang. Sangat enak bahkan candu.

Namun mereka berdua hanya tersenyum miris, mereka hanya bisa memakan masakan seorang ibu dari sahabatnya saja? Sangat miris.

•••

Althea berjalan santai di koridor yang sudah sangat sepi, tatapannya datar, tidak seperti yang di tunjukan pada saat ramai. Gadis itu sesekali bersiul menghilangkan rasa bosannya.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Where stories live. Discover now