30. Maura berbahaya.

857 36 5
                                    

Jangan lupa vote and komenn ya!

Happy Reading 🌸
•••••••

Setelah berbagai macam cara akhirnya Althea dapat bernafas dengan lega saat di izinkan pulang. Ya, pagi harinya Althea merengek meminta untuk pulang.

Berhubung dia juga sudah pulih total jadi mau tak mau Galih mengiyakan kehendak putrinya.

Dengan gemas Galih mencubit pipi Althea. "Anak cerewet papa ini sangat menguras kesabaran." ungkapnya yang mendapat delikan tak suka dari Althea.

"Gini-gini Althea anak papa." Selorohnya yang mampu membuat kedua orang tuanya tertawa kecil.

"Mah, Pah. Shujae gak bisa ikut nganterin Althea pulang. Gak papa kan?" Tanyanya sembari menoel jahil hidung Althea yang mancung.

Galih mengangguk paham. "Gapapa, kamu juga harus pergi sekolah." Ucapnya sambil merangkul mesra Istrinya yang tersenyum dan mengangguk setuju.

"Kamu belajar yang bener, Jangan bolos." Ujar Callista menimpali. Shujae mengangguk patuh.

Althea menatap mengejek Shujae."Tuh dengerin. Apa lag bolosnya karna cewe. Beehh, itu sangat menggangu pelajaran." Ucapnya ikut memberi nasehat.

Shujae mengulum bibirnya menahan senyum, dia menunduk menyama ratakan tingginya dengan Althea. "Iya Bawel!" Ucapnya sambil mengacak gemas pucuk kepala Althea.

"Abang!" Sunggutnya kesal.

Setelahnya Shujae pamit untuk berangkat sekolah. "Shujae berangkat Mah, Pah." Shujae menyalimi kedua orang tuanya dan mencium puncak kepala Althea.

Sedangkan Althea, setelah Shujae keluar menyisakan mereka, gadis itu jadi termenung. Sekarang dia dapat merasakan apa itu keluarga harmonis.

Sekarang dia tau bagaimana hangatnya suasana keluarga dengan limpahan cinta juga kasih sayang. Tapi ini keluarga Althea, Bukan Via. Apa boleh Via egois dengan mengganggap keluarga Althea sebagai keluarganya sendiri?

"Dek.."

Althea terperanjat kaget saat Callista memanggilnya karna melamun berdiri. Dengan linglung dia menoleh pada Callista. "Ya? Kenapa ma?" Tanyanya.

Callista menatap khawatir Althea. "Kamu yang kenapa? Ada yang sakit lagi? Kalau emang masih ada yang sakit, mending kita tetap di sini, ya? Biar kamu di rawat dulu sampai benar-benar pulih." Ujar Callista yang mendapat gelengan penolakan gadis itu.

Althea menatap kedua orang tuanya melas. "Althea gak sakit ko, Althea mau cepet-cepet pulang. Althea bosen di sini."jawabnya meyakinkan.

Galih dan Callista saling bertukar pandang, lalu Galih menghela nafas. "Okey, ayo kita pulang." Ucapnya sembari menggeret koper pakaian kotor Althea.

Senyum manis Althea tertarik indah, dengan semangat dia bejalan riang mendahului kedua orang tuanya. "Let's go!" Serunya.

Kedua orang tuanya sempat terdiam, mereka masih merasa kesedihan itu, tapi saat melihat senyum indah Althea semuanya terbayarkan. Tidak dipungkiri, mereka turut bahagia saat melihat pancaran gembira yang menyorot di mata Althea.

"Aku berharap, Senyumnya ga bakal luntur untuk kedepannya." Ucap lirih Callista, Galih merangkul  Istrinya, pandangannya ikut melihat pada punggung gadis kecil Althea.

"Aku bakal usahain semuanya demi kebahagian anak-anak." Ujarnya yakin.

Merasa orang tuanya tertinggal Althea menghentikan langkahnya. Dia menoleh dengan bingung melihat kedua orang tuanya berdiam diri di belakangnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Where stories live. Discover now