25. bangun

643 39 1
                                    

Jangan lupa Vote and komen biar Aya semangat ngetiknya.

And maaf banget baru bisa update sekarang ya🙏

HAPPY READING ✨

•••

Panik, cemas, takut. Itu yang tengah di rasakan mereka semua. Sama halnya dengan Maura yang terduduk dengan pandangan kosong kedepan, badannya bergetar, tubuhnya terasa lemas saat melihat tubuh Althea mengejang hebat sebelum mereka diperintahkan untuk keluar dari ruangan oleh dokter.

Matanya menyorot seperti tidak ada kehidupan, telinga kanan dan kirinya tidak henti mendengar suara Isak tangis dari beberapa sahabatnya. Pedih, dada Maura terasa nyeri.

Dia kesusahan menelan salivanya sendiri, setelah semuanya yang terjadi kini Andre membuat Via meninggalkannya?

Kenapa Setega itu?

"Maaf, shujae gagal..."

Shujae menangis dalam pelukan Callista, dia takut adiknya tidak bisa melawan masa kritisnya di dalam sana dan memilih meninggalkan mereka. Shujae memeluk erat ibunya yang juga sangat terpukul dengan kondisi Althea.

"Please, Thea. Lu bisa, gue mohon. Lu bisa laluin masa kritis lu" Sharen bergumam dengan suara bergetar, selalu berkata seperti itu dalam pelukan Kakanya. Rama hanya bisa menutup matanya sembari menenangkan Sharen yang sesekali terisak.

Dia juga ikut merasakan sakit, Rama tidak pernah tau akan hal yang tidak terduga seperti ini. Orang yang dulu dia lihat sangat menjengkelkan itu sangat terluka.

Lebih-lebih saat dia menemukan Althea satu bulan yang lalu. Tubuh Althea penuh dengan goresan, kaki yang berdarah karna terinjak duri, pakaian yang berantakan. Hal itu membuat Rama merasa hatinya di himpit batu besar saja.

Jujur, Rama menyukai sahabat Adiknya.

Dia Menyukai Althea.

Dari dulu.

Dia juga bingung, kenapa dari sekian banyak gadis diluaran sana dia malah menyukai gadis sejenis Althea yang urakan itu. Rama jadi membenarkan perkataan orang bahwa sebenarnya Cinta itu buta.

Prischa menengok pada ruangan Althea, melihat Dokter yang kelimpungan dari balik kaca pembatas dengan suara alat yang bergambarkan garis memanjang. Setetes air matanya kembali terjun bebas. Hampir beberapa tahun dia bersahabat kenapa baru sekarang dia tau fakta mengenai Althea?

Dia merasa kalau dia bukanlah Sahabat baik untuk Althea, lihatlah? Sebenarnya, Althea menganggapya apa sehingga seakan-akan Althea menutup rapat masalah sebesar ini dari mereka?

"Maafin gue yang gak bisa berbuat apapun buat lu, Althea." Lirihnya pelan nyaris berbisik.

Prischa menoleh pada Maura yang tiba-tiba bangun, Maura berbalik dengan tangan mengepal.

"Mau kemana, Ra?" Pertanyaan dari Nadya tidak di hiraukan.

Maura berjalan meninggalkan mereka dengan pandangan tajamnya. Daffa tidak mencegah, tapi dia tetap mengikuti Maura dari belakang. Dia tau, gadis di depannya butuh ketenangan.

Kakinya berjalan menuju taman rumah sakit, tangannya terangkat mencengkram erat dadanya yang merasa sesak. Menekan seakan menyuruh perasaan itu hilang, itu terlalu menyiksanya.

Maura duduk dikursi taman yang sepi, dari kejauhan terlihat Daffa duduk memperhatikan tanpa sepengetahuan Maura. Daffa mengusap wajahnya kasar saat Maura berteriak kencang seakan melampiaskan semuanya.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang