13. kata hati Althea. (Revisi)

1.5K 131 2
                                    

Jangan lupa vote sama komen!
Typo komen!

••••

Bugh!

Wajah lelaki tampan itu tertuleh kesamping, rasa kebas dan perih menjalar di wajahnya yang terkena pukulan keras yang di layangkan oleh Rama.

Bahkan sudut bibir Shujae sedikit mengeluarkan darah segar. Rama menatap penuh emosi pada Shujae.

"KENAPA GAK BILANG DARI DULU, BANGSAT?!"

Shujae diam, tangannya terangkat memegang rahang yang terasa mati rasa itu. Dia menatap pada Rama dengan ringisan kecil yang keluar dari bibirnya.

"Karna itu gak penting." Jawab Shujae.

Rama semakin dibuat panas, tangannya terkepal kuat dengan air wajah bengis menatap Shujae penuh permusuhan.

"Gak penting kata Lo?" Dia terkekeh sumbang.

"GAK PENTING DARI SEGI MANANYA?!. HARUSNYA LO NGOMONG KALAU ALTHEA ITU ADEK LO, SIALAN!"

Shujae diam, dia tau dia salah. Tapi ada suatu alasan kenapa hingga sampai sekarang dia diam dan tidak memberi tahukan fakta itu.

Dia takut, Althea akan membencinya.

Pemuda itu menunduk merasa bersalah, lidahnya terasa kelu. Entah kemana sifat tangguhnya sekarang, dia merasa sangat bersalah.

"Gue salah, Maaf."

Hanya kata itu yang bisa dia ucapkan membuat Rama terperengah. Mereka berdua sedang berada di taman rumah sakit yang lumayan sepi.

Hanya berdua.

Rama kepalang emosi mengetahui fakta mengejutkan beberapa menit lalu. Dimana Shujae mengaku bahwa sebenarnya Althea, gadis yang tengah terbaring kaku di ruang IGD itu adalah Adiknya.

Adik dari mantan istri ayahnya sebelum kembali rujuk dengan ibunya yang itu berarti Shujae dan Althea adalah saudara sedarah beda ibu.

"Lo Tau, Jae?"

"Adek lo menderita selama ini, apa lo tau?"

Shujae kembali diam terpaku. Tapi selama Shujae memantau keadaan Althea, gadis bar-bar itu baik-baik saja.

Rama tertawa meremehkan. "Lo gak tau? Segitu doang lo ngawasin dia?" Tanya Rama dengan nada mengejek.

Diam-diam Shujae mengepalkan tangannya di samping badan, pikirannya berkecamuk. Ternyata Shujae tidak mengetahui semuanya. Shujae gagal.

"To the point, Ram." Ucap Shujae berusaha setenang mungkin walau hatinya tengah menerka-nerka segala kemungkinan- kemungkinan yang akan di katakan Rama.

Tawa meremehkan Rama luntur digantikan tatapan tajam menghunus Shujae, bahkan aura mengintimidasi yang di kobarkan Rama tidak main-main.

Marahnya seorang pelawak itu adalah 'bahaya'.

"Althea depresi, Shujae. Dia bahkan...dia pengen akhiri hidupnya sendiri."

Lengang sesaat.

Shujae seakan di hantam ribuan anak panah transparan hingga menembus jantungnya. Pikirannya tiba-tiba kosong. Separah itu kah?

Pemuda itu membasahi bibir bawahnya dengan lidah, matanya menatap patah-patah pada Rama. Jakunnya naik turun karena rasanya tenggorokan Shujae mengering dan tidak bisa mengeluarkan suara.

"R-ram? Lo...Lo bercanda kan?" Tanya Shujae dengan diiringi sedikit tawa paksaan.

Sayangnya Rama tidak menjawab dan berlalu pergi meninggalkan Shujae di sana sendirian.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Where stories live. Discover now