28. Nilai 95

555 29 0
                                    

Jangan lupa vote and komen yaa. Andd Aya sangat berterima kasih untuk kalian yang bisa menghargai karya saya.

Happy Reading 🌸

••••••

Althea menerima suapan itu dengan diam, gadis itu tak henti-hentinya menatap pemuda yang masuk ke ruangannya. Tadi juga mamanya pamit untuk pulang sembari membawa pakaian kotor Althea. Jadilah sekarang hanya Althea dengan Dokter muda di depannya.

"Abang Andreandra?" Tanyanya, hatinya sangat gusar sekarang. Sedangkan pemuda itu hanya tersenyum kecil lalu kembali menyodorkan sendok berisikan nasi goreng, Althea menerima dengan baik.

Makannya sudah selesai, tapi pemuda itu tidak kunjung menjawab. "Minum dulu.."ucapnya saat Althea ingin kembali melontarkan pertanyaan.

Gadis itu mendengus lalu meminum air yang di sodorkan. Dapat Althea lihat, pemuda itu mulai merapikan piring Althea, dia seperti bersiap pergi dari ruangan itu.

"Lo belum jawab pertanyaan gue!" Althea mencekal tangan pemuda itu mencegahnya pergi begitu saja.

Pemuda itu berbalik, menatap Lamat tangannya yang di cekal Althea. Dia tersenyum kecil menatap wajah kebingungan Althea.

"Nama saya Mahesa, dokter kejiwaan. Tadi saya kebetulan lewat sini karna mau ada pertemuan dengan teman saya yang juga dokter disini." Penjelasan Mahesa tidak membuat rasa penasaran Althea surut. Walau begitu Althea melepaskan cekalan tangannya setelahnya.

Kenapa mereka sangat mirip? Althea mencoba mengenyahkan pikiran negatifnya.

"Maaf Althea jadi ngerepotin" ucapnya tidak enak, Mahesa hanya menggeleng untuk menjawab.

"Enggak sama sekali ko, kalo begitu saya permisi ya.." pamitnya sebelum benar-benar pergi dari sana.

Althea menatap rumit pintu yang kembali tertutup itu. Dia menatap tangannya yang tadi mencekal pergelangan tangan Mahesa dalam. Dia sangat yakin, kalau pemuda itu adalah kakanya di dunia nyata.

Ceklek

Suara pintu terbuka itu membuyarkan lamunan Althea, gadis itu kembali menoleh pada pintu. Dia menatap sengit Shujae yang baru datang.

"Lo lama!" Ketusnya membuang muka dari Shujae.

Shujae mendekat dengan beberapa plastik yang tentu isinya adalah pesanan gadis itu. "Maaf, tadi macet" ucapnya sembari menaruh makanan itu di depan Althea.

"Gue maafin" awalnya dia memang kesal, tapi saat melihat makanan yang ada di depannya dia jadi melupakan rasa kesal dan berganti dengan raut terlihat senang.

mata Althea jadi berbinar melihat makanan yang menggugah selera. Padahal dia baru saja selesai makan, tapi dia kembali merasa lapar.

"Yoo gays, Langit cakep datang". Kini ruangan Althea penuh dengan teman Shujae. Gadis itu menghembuskan nafas saat tidak ada satu orang pun temannya yang menjenguk.

"Bang, kenapa temen-temen Althea gada yang jengukin?" Tanya gadis itu sedikit cemberut.

Guntur menepuk jidatnya karna melupakan sesuatu. "Gue lupa ngasih tau mereka, kalo lo udah sadar" ucapnya sembari cengengesan.

Althea menatap malas guntur. "Anjing Lo!" Guntur melototkan matanya mendengar umpatan kasar gadis itu untuknya.

"Heh!" Tegur Shujae.

Ceklek.

Althea menatap pada Shujae seakan bertanya apakah ada orang lain selain mereka yang kesini, sedangkan Shujae mengangkat bahunya tidak tau.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang