"Terimakasih telah menjadi istriku..."
"Kita akan bersama sampai selamanya."
Kisah tentang bagaimana Regha, Kia dan pernikahan mereka. Sang istri pemilik hati lembut, penyabar, penuh kasih sayang dan tentu sangat cantik. Sangat berbanding balik deng...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
"Deon, buka mulutnya." Kia mengangkat sendok yang siap memasuki mulut Deon. Anak laki-laki itu membuka mulutnya dan tertawa kecil. Ia melirik Antariksa yang membantunya menyusun puzzel . Terlihat Antariksa sangat kesal kepadanya.
"Manja." sindir Antariksa.
Deon tersenyum menampilkan giginya.
"Abang jangan iri." Balasnya lalu menjulurkan lidahnya. Antariksa menghela napas.
"Kak Garien udah!" pekik Astra.
Garien terkekeh kecil lalu menyudahi aksinya mendandani Astra. "Ih adek bayi jadi makin lucu, deh." gemas Garien mencubit pipi Astra. Pipinya semakin memerah.
Gadis itu bertepuk tangan sangat senang. Ia baru saja mengucir rambut Astra hingga membuat rambut anak laki-laki itu seperti air mancur.
Terlihat lucu dan Garien berniat mengabadikan momen ini. Anak gadis kecil itu meraih ponselnya.
"Astra, senyum mana?"
Astra dengan sangat-sangat terpaksa menyunggingkan senyumnya. Tersenyum dengan wajah masam membuat Garien terkekeh puas.
Beginilah ketika Garien ketika berjumpa dengan triplets kecuali Antariksa. Si tembok berjalan itu bahkan selalu menjaga jarak dengannya. Dulu Garien pernah tinggal di rumah Regha dan Kia selama tiga bulan. Saat Rafka dan Laura sedang menjaga Surya di rumah sakit, saat itu juga sama-sama berada di London. Jadi mereka menitipkan Garien kepada Regha dan Kia.
Garien itu selalu kesal dengan Antariksa. Emang julukan tembok berjalan sudah cocok dengan anak itu. Sebenarnya ejekan tembok berjalan adalah dari Garien sendiri. Secara gadis itu pernah membaca dari sebuah buku yang isinya tentang laki-laki bersikap cuek kemudian dijuluki tembok berjalan. Nah jadi Garien menyebut Antariksa dengan sebutan itu.
Dan hal itu juga yang terkadang membuat Angkasa dan Astra jadi ikut-ikutan menyebut Antariksa sebagai tembok berjalan. Sementara Antariksa sama sekali tidak peduli dengan sebutannya.
"Image aku sebagai laki-laki paling ganteng sedunia jadi buruk." Keluh Angkasa memandangi wajahnya di cermin mini milik Garien. Belum lagi wajahnya yang memakai bedak setebal adonan donat kesukaan Astra.
Angkasa menyentuh salah satu kuciran rambutnya hendak melepas.
"Ehhh, Angkasa jangan dilepas dulu. Kakak fotoin ya, senyum dong." Kata Garien memberi arahan.