Perfect Wife 30

7.5K 526 311
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.

.

APAKAH KAMU SUDAH FOLLOW?


BACA PART INI JAM BERAPA?


WAJIB MENINGGALKAN JEJAK

           Kia memegang perutnya yang terasa keram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

           Kia memegang perutnya yang terasa keram. Tangannya mengelus perutnya yang mulai terlihat membuncit. Kia berpegangan pada dinding dengan berhati-hati duduk di lantai. Ia menutup mata sejenak. Apa dirinya terlalu kasar kepada Antariksa? Tapi ia memang tidak bisa mengontrol emosinya tadi. Semua kekesalannya ia keluarkan begitu saja tanpa berpikir.

"Shh..." Kia meringis pelan.

"sayang." panggil Regha membuka pintu.

"Iya?" tanya Kia dengan lembut. Regha mengerut kening mendengar suara Kia yang terdengar berbeda. Ia menghampiri istrinya, berjongkok di hadapan Kia. Ia kaget melihat keringat yang membanjiri pelipis Kia dengan tangan yang memegang perut.

"Kamu kenapa? perutnya sakit?" tanya Regha khawatir. 

Kia menggeleng kepala. "Cuma keram sedikit, kamu nggak perlu khawatir." Jawab Kia mengelus wajah Regha.

Regha membantu Kia untuk tidur. Ia menyibak baju istrinya sedikit ke atas hingga memperlihatkan bentuk perut Kia yang sedikit menonjol. Tangannya mengelus-elus perut Kia dengan lembut. Ia juga memberikan satu kecupan hangat di perut istrinya membuat  Kia tersenyum tipis. 

"Anta..."

Kia menghembuskan napas ketika Regha memulai pembicaraan mereka dengan menyebut nama Antariksa.  "Mood aku lagi nggak baik. Kita bicarain ini nanti, aku mau istirahat." 

Regha mengelus pipi Kia yang kini sudah menutup mata. Ia sangat hapal dengan sikap Antariksa. Putranya itu tidak mungkin melakukan sesuatu yang buruk tanpa alasan. Tapi ia tidak mungkin memaksa Kia menceritakan apa yang membuatnya marah.  Setelah melihat Kia pulas, Regha meninggalkan kamar dan menemui Antariksa.

"Kamu mau sampe kapan berdiri disitu?" terdengar suara Angkasa yang bertanya namun Antariksa diam.

"Mommy hukum kamu, ya?" tanyanya lagi. "Aku sedih kamu dihukum." Bibir Angkasa cemberut.

"Kamu mau minum?" Astra menyodorkan minuman kepada Antariksa. Namun anak itu tetap diam tidak berkutik sama sekali. Sudah hampir setengah jam Antariksa berdiri membuat mereka khawatir.

Regha berdeham membuat ketiga putranya itu menoleh. Regha menatap Antariksa yang tidak berani menaikkan dagunya. 

"Kamu buat kesalahan apa sampai mommy marah?" tanya Regha serius.

Perfect WifeWhere stories live. Discover now