18. Setengah hari w/Kak Heeseung

1.7K 179 2
                                    

~adek~
.
.
.
.

"Kalian ayo bangun heh! "


Heeseung membangunkan semua adik-adiknya yang tergeletak dimana-mana. Mulai dari Sunghoon, Jay, dan Jake yang tertidur disofa. Juga jungwon dan sunoo yang tertidur dengan berbantalkan lengan diatas meja.

Heeseung saja meringis melihat keadaan kelima adiknya. Pasti punggung mereka sakit jika tertidur seperti itu. Tapi apa yang bisa Heeseung lakukan jika adik-adiknya bersikukuh ingin disini.

"Jay bangun! " Heeseung lebih memilih membangunkan Jay terlebih dahulu karena memang Jay adalah yang paling mudah sekali bangun.

"Ahh.. Iya. " Terbukti bukan?

"Jay bangunin kembaran lo itu! Apa gak sakit tidur kaya gitu? " Ucap Heeseung. Lihat saja Jake tertidur dengan kepala Sunghoon sebagai bantalan dan Sunghoon menggunakan bahu Jake sebagai bantalnya.

"Hmm. Gue coba" Jawab Jay.

Heeseung meninggalkan sikembar tiga dan beralih kepada Sunoo dan Jungwon.

"Noo, Won. Sst- ayo bangun udah pagi. Kalian harus pulang soalnya sekolah" Ucap Heeseung.

Sunoo dan Jungwon pun terbangun dengan wajah bantalnya. Merasa sangat malas sekali hari ini.

"Eungh--  bisa libur aja gak Kak? Jungwon males, mau disini aja" Gumam Jungwon.

"Ya gak bisa lah. Ayo bangun cuci muka terus pulang" Titah Heeseung. Akhirnya dengan rasa yang sangat amat malas. Jungwon, Sunoo dan ketiga kakaknya pergi ke wastafel untuk membasuh wajah.

.
.
.
.

Sudah jam 8 pagi. Yang lainnya sudah melakukan semua tugasnya. Dari Jay, Jake, dan Sunghoon yang harus pergi ke kampusnya. Sunoo dan Jungwon yang harus pergi ke sekolahnya. Lalu disini, Heeseung yang sedang menjaga adik bungsunya dirumah sakit. Heeseung juga seorang mahasiswa, dan karena dirinya termasuk pintar Heeseung hanya kurang tugas akhirnya. Yaitu, skripsi.

"Ki, bangun dulu. Kamu harus sarapan" Heeseung mengusap kening adiknya hingga adiknya mengerjap pelan.

"Eughh-- "

"Pelan pelan ya" Ucap Heeseung sembari membantu ni-ki untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang.

"Sshh" Pusing, itu yang dirasakan ni-ki. Mungkin ini efek anemia dan dirinya belum makan apapun dari kemarin malam.

"Makan ya? Semalem kamu kan gak makan karena tidur. Kakak gak mau kamu udah kena Asma masa nanti maag juga" Ujar Heeseung.

"Hmm" Gumamnya.

"Nih minum dulu. Tenggorokannya sakit kan? " Ni-ki mengangguk lalu menerima gelas yang dipegang Heeseung.

"Makasih kak" Ucapnya sembari mengembalikan gelas tersebut ke Heeseung.

Heeseung mengembalikan gelas itu ke nakas dan mengambil semangkok bubur. Menyendok bubur tersebut sedikit demi sedikit lalu dengan telaten menyuapi adiknya.

"Kak. Udah berapa lama aku disini? " Tanya ni-ki.

"Kemarin sore. Terus semalem kamu drop juga. Jadi harus dikasih obat lagi" Jawab Heeseung sembari memberikan suapan kedua untuk adiknya.

"Maaf ya. Pasti kakak jadi re--

"Nggak. Udah lah jangan ngomong gitu terus" Sahut Heeseung yang langsung memasukkan sesendok bubur ke mulut ni-ki.

Ni-ki hanya memandang Heeseung saja. Ni-ki berfikir dirinya pasti sangat merepotkan. Bohong jika ni-ki tak mengingat kejadian semalam yang membuat kakaknya kerepotan.

Cross The Line - Enhypen [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu