prolog

3.8K 262 69
                                    



Bagaimana jalan kehidupan seseorang, pahit ataupun manis, itu bisa berpengaruh pada kondisi mental. Seperti pengaruh lingkungan, hubungan kekeluargaan. Bagi Sujin itu masuk dalam beberapa pengaruh yang paling kuat untuk kondisi mental. Kepribadian seseorang juga dibentuk bagaimana psikisnya.

Masa kecil Sujin yang kelam, itu mempengaruhi kondisi mentalnya. Ketika ia dewasa kepribadiannya yang tertutup sudah terbentuk. Sujin tak suka banyak bicara, Sujin selalu kaku dalam mengeluarkan protes, Sujin juga tak terlalu pandai berkata-kata. Sujin kira, semua sifat payahnya itu ia dapatkan dari kondisi psikisnya karena pengaruh lingkungan keluarga.

Sewaktu remaja, ketika dirinya duduk di kelas tiga sekolah menengah pertama, teman-temannya banyak sekali yang kehilangan rumah. Ah, bukan rumah dalam artian sebenarnya. Tapi rumah, yang dibentuk dari sebuah pernikahan lalu disebut keluarga dan dianggap rumah tempat untuk pulang. Sujin sering mendengar cerita-cerita temannya, mengenai keluarga. Di mana ayah ibu mereka berpisah, atau melihat ayah mereka selingkuh, atau bahkan melihat ibu mereka membawa pria muda ke rumah. Itu menyakitkan, Sujin tak bisa menjabarkannya yang jelas Sujin sudah kenyang melihat itu di dalam rumahnya sendiri.

Ketika remaja, Sujin pernah membayangkan sebuah pernikahan impian. Di mana dirinya punya suami yang penuh cinta, anak perempuan manja dengan rambut panjang. Di mana setiap pagi dirinya disambut oleh pelukan hangat suaminya. Rasanya mungkin menyenangkan, memiliki keluarga impian seperti itu.

Salah satu impiannya memang terwujud. Sujin berusia dua puluh delapan tahun sekarang, dia sudah menikah lalu dikaruniai anak perempuan yang manis.

Sujin bahagia karena ia diberi anak perempuan. Namanya Aelly baru berusia lima tahun, terlalu dini bagi Aelly untuk melihat tubuh ibunya menjadi samsak sang ayah, terlalu dini untuk Aelly yang sering menjadi saksi pertengkaran orang tuanya.

Kekerasan yang suaminya lakukan, lalu kegaduhan yang suaminya ciptakan dalam rumah. Sujin takut, itu mempengaruhi mental putrinya.

Taehyung suaminya, pria itu kasar dan tempramental. Hanya ada kekasaran dalam diri pria itu, hanya ada umpatan dari bibir pria itu, hanya ada kekangan bagai jerat rantai yang menyiksa dari pria itu.

Sujin meringis, setelah mengangkat bagian bawah kausnya. Kakinya berdiri di depan cermin besar, bersama sinar matahari yang menyorot dari jendela kamarnya. Luka lebam hampir membiru sudah Sujin terima di bagian samping pusarnya, ini didapatkan karena tendangan kuat suaminya.
Mereka bertengkar malam kemarin. Sujin menyentuh luka itu, nyeri sekali, hingga mengundang air mata untuk meluruh. Sujin menurunkan kausnya lagi tak sanggup melihat lebih lama bagaimana mengerikannya luka itu.

"Mama......"

Saat hampir meloloskan air mata, ia langsung menahan luruhan itu. Sujin buru-buru melihat ke asal suara. Ternyata itu putrinya membuka pintu kamar, sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Mau berangkat ya?"

"Hu'um. Aelly pamit dulu." Gadis berambut panjang itu menghampiri ibunya. Memberi isyarat agar ibunya merunduk agar Aelly bisa mengecup pipi ibunya.

"Pergilah, paman Hong pasti sudah menunggu Aelly di depan."

Aelly mengangguk. Sampai akhirnya, Aelly menghilang di balik pintu. Sujin sempat melangkah terpincang samar, saat kakinya melangkah menuju balkon untuk melihat mobil yang ditumpangi Aelly melaju.

Satu dengeringan ponsel menyita perhatiannya, saat baru saja tangannya menyentuh pembatas balkon.

Taehyung mengiriminya pesan.

Jangan keluar rumah, nanti sore aku pulang membeli obat untuk memarmu. Ingat perintahku ini!

Sujin menangis ketika membaca pesan itu. Selalu seperti ini. Pria itu yang menciptakan luka, tapi pria itu pula yang menggobatinya. Tadi malam, ia benar-benar dihabisi. Hanya karena masalah sepele, pria itu kembali menorehkan luka pada tubuhnya yang hampir hancur ini.

Awal pertemuannya dengan Taehyung juga tidak begitu indah. Taehyung adalah anak dari teman ibunya, ibunya dan ibu Taehyung bersahabat. Sujin kuliah di luar negeri, setelah lulus. Pada malam kepulangannya di korea, ibunya memperkenalkan ia dengan anak temannya. Mereka hanya sekedar berkenalan malam itu tak ada ketertarikannya sama sekali pada Taehyung. Sampai suatu ketika setelah pertemuan itu, Taehyung mengajaknya menjalin hubungan kasih. Sujin menolak pria itu, tepat di depan orang banyak Taehyung menciumnya, melumat ganas sampai rasanya Sujin malu sendiri. Sujin tak suka cara Taehyung yang seperti itu, ia tak suka menjadi pusat perhatian. Tapi Taehyung seolah tak punya malu malah terus melumat bibirnya, menganggap seolah itu hal romantis. Sujin mendorong kencang dada pria itu, lalu melempar sebuket bunga besar di hadapanTaehyung.

Menolak pernyataan cinta Taehyung dengan kasar.

Kejadian itu memupuk kemarahan Taehyung. Pria itu memblokir semua media sosialnya. Sujin merasa bersalah, tidak seharusnya Sujin menolak Taehyung dengan kasar begitu. Sampai akhirnya suatu malam, ia mendatangi rumah Taehyung hendak meminta maaf karena sudah mempermalukan pria itu.

Taehyung memang menerima permintaan maaf. Tapi, Taehyung tidak menerima permintaan itu secara tulus. Karena kekesalan yang pria itu pendam, karena tak bisa memiliki Sujin. Taehyung mejebaknya, mencampur minuman Sujin dengan perangsang, sampai malam itu Taehyung puas mengagahinya.

Aelly hadir karena hubungan malam itu.
Orang tua mereka mendukung pernikahan mereka, tanpa tau isi hati Sujin. Rasa halcyon, tak pernah hinggap menghangati ruang hatinya selama hampir enam tahun pernikahannya.

Sujin ingin keluar dalam lingkaran ini.

-----

02/12/21

prolognya dulu ya.
ragu sih mau up tapi yaudalah nanti kalo aku gakuat nulis ini cerita bakalan aku unpub:'( soalnya cukup berat.

HALCYON [√]Место, где живут истории. Откройте их для себя