19. Congested

1K 164 63
                                    


Double up, anggep aja obat kangen mwhehe

-----

Sujin bangun dari mimpinya dengan tubuh yang banjir keringat, ia mengerjap beberapakali dengan kelopak yang berat bukan main, bola matanya terasa kering, rasanya seperti sudah berhari-hari tidak dibuka. Pandangannya sedikit mengabur, jadi ia kuceki sepasang matanya beberapa detik. Saat itu barulah ia dapati cahaya emas senja menyirami retina matanya, Sujin tutup matanya dengan sebelah tangan karena silau lalu berguling membelakangi cahaya. Ya ampun, tubuhnya juga terasa kaku.

Sujin mimpi apa tadi? Rasa-rasanya ia tertidur sangat lama, seperti sudah berhari-hari. Mimpi itu datang dari masa lalunya. Kenapa pula Sujin bisa memimpikan hal itu, padahal itu sudah lama sekali terjadi.

Ia mencoba ingat-ingat, apa yang sedang terjadi sekarang ini, ketika mencoba mengais ingatan, kepalanya dilanda pening mendadak sampai Sujin menautkan alis. Otaknya tiba-tiba buntu, lalu ia terawang lagi benda-benda sekitar, setelahnya Sujin tahu ini di mana. Kamarnya, Sujin terbaring di atas ranjangnya. Sujin mencoba bergerak untuk beranjak, tapi tangan kanannya mendadak ngilu, dari sanalah ia dapati selang infus juga sedang melilitnya.

Sejenak Sujin pegangi selang itu, cairan infusnya sisa setengah. Sujin merasa linglung, apa yang sedang terjadi ya? Lagi ia korek ingatan terakhirnya sebelum tidur.

Kain putih menutupi wajah anaknya. Sujin sempat histeris melihat itu, lalu ibu Taehyung merangkul mencoba menenangkannya sementara Taehyung tiba-tiba datang membuka pintu, stagnan sesaat lalu berjalan menghampiri brankar dan membuka kain putih yang menutup wajah Aelly.

Ah, paling-paling itu bagian dari mimpi buruknya. Tepisnya kemudian.

Sujin sibak selimutnya, lalu ia cabut dengan kasar selang infus. Ia mau lihat Aelly di kamar anak itu, pasti sedang belajar atau sedang main puzzle. Sujin melangkah tertatih sampai ke depan kamar Aelly, ia dapati pintu kamar anak itu terbuka sedikit, Sujin langsung buka saja dengan tak sabaran.

"A-Aelly..."

"Mama baru bangun, tak sempat membangunkanmu untuk ke sekolah tadi pagi. Maaf ya," kata Sujin mencari-cari saklar lampu karena kamar Aelly gelap, gordennya juga tak dibiarkan terbuka sedikit pun.

Sujin tak kunjung dapati sahutan, matanya langsung saja basah. "Aelly, Mama habis mimpi buruk kau tau?" Air matanya meluruh begitu saja, Sujin usap itu dengan kasar lalu dengan hati berkecamuk Sujin tekan saklar lampu, sedetik kemudian cahaya itu menyeruak ke setiap sudut kamar.

Kamarnya masih sama. Sujin mendesah lega, saat melihat sprai biru di atas kasur itu masih acak-acakan seperti habis ditiduri. Aelly pasti habis tidur siang di sini. Ia perlahan menghampiri ranjang kusut itu, duduk di sana dan meraih selimutnya. Sujin membaui setiap helai kain, bau Aelly masih tertinggal di sini, masih terasa sangat jelas.

"Tidak mau, pokoknya itu hanya mimpi..." Sujin gelengkan kepalanya, masih tidak terima kenyataan. Ia peluk kuat-kuat selimut itu, pipinya kering dari air mata karena kini airnya pindah ke selimut yang tak henti-hentinya Sujin ciumi.

Deritan pintu membangungkannya dari kesibukan tangis, ia tatapi pintu yang terbuka itu. Di sana sosok Taehyung sudah berdiri, tatapannya sama kelabu seperti dirinya. Sejemang Sujin ingat pertengkaran mereka, jika keadaanya tidak begini. Sujin sudah pasti akan mengajak Taehyung bertengkar dan membahas perceraian. Tapi untuk bertengkar dengan Taehyung, itu butuh energi yang banyak dan Sujin tak cukup punya energi untuk membahas pertengkaran mereka. Jadi ia buang muka dengan benci, lalu abaikan presensi suaminya di ambang pintu.

Perlajan Sujin dengar suara langkah, ia tahu Taehyung sedang menghampirinya. Ranjangnya berderit lalu rasanya telapak tangan lebar itu kini mengelus bahu. "Aku khawatir karena kau tak kunjung siuman," katanya kemudian.

HALCYON [√]Where stories live. Discover now