01. Bad Destiny

2K 231 107
                                    

Chapter 1 ini fokus flasback dulu ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 1 ini fokus flasback dulu ya
.
.
.
.



"Ibu Sujin lelah, baru sampai siang tadi ingin istirahat." Sujin menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, ketika mendengar ajakan acara makan malam dari ibunya.

"Ayolah. Nyonya Han ingin melihatmu." Saewon menarik langan putrinya, yang kini posisinya sudah telungkup di atas kasur sembari menggelengkan kepalanya. Lucu sekali mirip seperti anak kecil yang sedang tak ingin dibujuk.

"Tapi, kan bisa besok ibu!" Sujin beranjak dari posisi lalu memasang wajah masam. Pada dasarnya Sujin memang bukan tipe perempuan yang banyak bicara, pendiam dan tertutup. Untuk itulah dari pada ikut acara makan malam lebih baik ia di rumah menikmati kasur. Apalagi ia baru sampai dari Cina, setelah selama bertahun-tahun dirinya kuliah dan menetap di rumah ayahnya bersama istri barunya.

Omong-omong, ayah dan ibunya sudah bercerai sejak lama. Ketika Sujin masih kecil sekali, ia sudah merasakan keretakan hubungan orang tuanya. Dulu, mereka saling membentak di depan Sujin kecil, sampai barang-barang rumah pun ikut hancur karena amukan sang ayah. Sujin ketakutan, ia mengalami tekanan batin lalu membentuk kpribadiannya yang tertutup seperti ini. Sampai akhirnya kedua orang tuanya bercerai, lalu ayahnya pulang ke Cina dan menikah lagi. Setelah lulus sekolah menengah atas, ayahnya meminta Sujin melanjutkan kuliah di Cina. Sekali lagi, karena sifat Sujin yang tak pandai memberontak. Ia hanya iya-iya saja waktu itu. Setelah lulus dari jurusan tata riasnya barulah ia kembali ke Korea, dan baru sampai siang tadi. Sedangkan ibunya, sejak perceraian itu beliau belum menikah lagi.

"Mau ya?" bujuk sang ibu lagi.

"Tidak bisa besok?" kata Sujin menatap sang ibu memohon.

"Tidak bisa, Nyonya Han akan keluar negeri bersama suaminya. Ini malam terakhir mereka di sini." Saewon melirik jam dinding, sudah hampir pukul 19.00 malam.

Sujin mengacak surai panjangnya, mendesah lelah lalu mengangguk menyetujui. "Yasudah, Sujin siap-siap dulu."

"Good girl, bersiaplah teman ibu juga membawa anaknya kau harus kenalan dengannya, dia tampan." Saewon dengan girang kini mengacak surai putrinya, lalu dengan bersenandung ria Saewon menghubungi seseorang —mungkin itu teman yang dibicarakannya tadi.

Sujin mengambil handuk dari gantungan pintu kamar mandi. Terpaksa menuruti karena memang bujukan sang ibu yang melemahkannya, germicik air membasahi tubuhnya yang pualam, rambutnya digulung tinggi ke atas sementara tangannya sibuk memegang selang shower untuk membashi inci tubuh. Selesai dengan urusan kamar mandi, Sujin memilih dress sederhana dari lemari. Ia kemudian duduk di depan meja rias, ini kamar lamanya. Sudah lama sekali rasanya Sujin tidak menghuni lingkupan ruangan ini. Kini dengan rasa rindu pada kamarnya, Sujin mulai merias wajah. Sujin pandai dalam hal ini, sejak dulu ia tertarik pada riasan-riasan wajah bermain dengan warna dan teknik memoles wajah. Sujin mengedipkan matanya, setelah selesai merias wajah sedikit.

HALCYON [√]Where stories live. Discover now