11. Hurted

1.2K 192 39
                                    

Warning!

: Part ini mengandung kekerasan, dan bahasa yang kasar. Aku gak menyarankan ini dibaca buat di bawah umur. Jika yang dibawah umur ttp maksa baca, dan mulai merasa tenggangu dan kurang nyaman aku nyaranin buat ninggalin cerita ini, dan cari bacaan sesuai umur yang bisa kalian pahami. Ini Tergantung bagaimana kalian menyikapinya, warning yang aku maksud di sini bukan hanya sekedar naninu 18+ doang.

~Read slowly and enjoy~



Sebenarnya saat ia merasakan atmosfer di sekitarnya semakin terasa sesak, rasanya ia ingin lari saja keluar ruangan lalu menenangkan detakan jantung yang sudah menggila ini. Ia sangat ingin mendengar cerita dari Taehyung tapi Sujin terlalu pengecut untuk sebentar saja menahan diri di dalam kamar yang terkunci ini.

Beberapa gambaran buruk bertebaran seperti kapas yang ditiup dalam kepalanya. Taehyung tidak akan menyakitinya, kan? Atau barangkali Taehyung tak akan kumat lagi kemonsterannya, kan? Karena ketakutan-ketakutan itu Sujin memutuskan untuk meraih kunci yang tadinya masih menggantung di pintu. Ia takut, ia mau keluar dari kamar ini.

"Mau dengar aku cerita, kan?" lagi intonasi itu menginstrupsinya untuk memandang.

Persetan, jika begini cara menceritakannya lebih baik tak usah diceritakan. Pribadi Taehyung menakutkan, Sujin hanya mau mendengar cerita tanpa harus ditakut-takuti begini.

Saat Sujin sudah hampir memutar kunci untuk membuka, rasanya ia butuh sedetik saja lagi agar pintu terbuka lebar-lebar. Tapi urung, karena kunci itu sudah Taehyung rebut dan dimasukkan ke dalam saku.

"Jangan dikunci," mohonnya pada Taehyung.

Gelengan mutlak Sujin dapatkan. "Nanti kau akan lari."

"Memangnya aku mau lari ke mana? Ini sedang badai." Alis Sujin menaut resah sementara matanya menanar sayu.

Taehyung beralih menatap wajah teduh Sujin. Melihat ekspresi Sujin yang memelas, jelas Taehyung tak akan goyah. Puncak hidung bangir Sujin memerah, bibirnya sesekali mengigil karena suhunya terlalu kejam menghunus. Tidak, tidak. Taehyung tak akan membiarkan kemungilan ini lari darinya, jika bisa Taehyung harus mengikat Sujin saat ia menceritakan hal itu pada Sujin. Tapi, dengan acara ikat mengikat, tentu itu akan semakin menakuti Sujinnya, jika dikunci saja sudah takut apalagi diikat. Jadi Taehyung mengurungkan opsi kedua itu.

"Diikunci atau tidak kuceritaka sama sekali," sebenarnya prakata Tarhyung tak mirip pilihan sama sekali.

"Kau jangan menakutiku....." kata Sujin pelan.

"Aku tidak menakutimu, kau sendiri yang membuat dirimu takut," suhut Taehyung cepat.

"Tapi, asal kau tau. Karena kau terus-terusan minta diceritakan hal ini, kau memaksa otakku mengingat kejadian tak beradab itu! Rasa takutku lebih menyeramkan dibandingkan rasa takutmu Ji," katanya seraya membawa Sujin menjauh dari bingkai pintu. Sujin terseok-seok saat terpaksa mengikuti arah tarikan kuat pribadi Han itu. Ternyata Taehyung membawanya ke depan jendela, tepat di depan kaca sampai mata Sujin bisa melihat kaca jendelannya yang merana karena embun menempelinya.

"Perhatikan baik-baik hujan lebat di luar sana Ji." Taehyung berada di belakangnya, berbisik seperti suara hujan yang menakutkan di tengah malam.

HALCYON [√]Where stories live. Discover now