25. Bitterness [ part 2 ]

1.1K 153 23
                                    

"Tuan, Han

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Tuan, Han."

Panggilan dari sebuah suara berat membuat Taehyung gagal tenggelam dalam lamunan, sejenak ia alihkan pandangan yang semula betah pandangi  gedung-gedung tinggi di seberang kaca sana. Mendung makin hitam, tapi hujan belum juga turun. Taehyung asik sedari tadi di ruangan sambil menerka-nerka gerimis atau badai yang akan melanda hari ini.

Kini ia dapati Woyong --sekretarisnya baru-buru ini, sedang berkacak pinggang sambil pasang air muka yang agak kusut, terlihat seperti orang jengkel sebenarnya.

"Bisa-bisanya masih santai? Astaga, nanti kucuri jabatanmu ya, kalau kau malas-malasan begini." Woyong mencak-mencak.

Taehyung melangkah ke kursinya, lantas duduk di sana. Mejanya masih begitu rapih, bahkan komputer saja belum Taehyung nyalakan.
"Langsung saja, ada apa?" Taehyung bersandar di kursi sambil agak pijat pangkal hidung. Pertengkaran semalam di ruang makan membuatnya agak pening hari ini, ia belum hubungi Sujin. Tadi pagi ia berangkat bahkan sebelum Sujin bangun, Taehyung hanya siapkan sarapan kecil saja untuk wanita itu.

Kini ia kembali angkat pandangan, menatap Woyong yang raut wajahnya ditekuk jadi masam. Pria ini, mantan pacar Haejin. Baru kerja sekitar satu bulanan yang lalu, rekomendasi dari direktur utama langsung karena lulusan terbaik. Nyatanya memang begitu, Woyong cukup cekatan, selalu tepat waktu dan punya kecerdasan yang lumayan. Di samping cara kerjanya yang luar biasa, saat sela-sela istirahat Woyong masih suka cari perhatian pada Haejin. Taehyung tak begitu memperhatikan mereka, karena memang bukan urusannya juga. Tapi, yang jelas Woyong sudah tahu kalau Haejin mantan simpanannya. Pria ini mungkin punya dendam pribadi, makanya kalau-kalau Taehyung lakukan kesalahan kecil, Woyong selalu besar-besarkan masalah. Mencak-mencak seperti punya dendam. Badan Woyong yang kokoh dan tegap itu kadang suka tidak konstan dengan mulutnya yang cerewet seperti ibu-ibu anak dua.

"Ya, ampun Tuankuuuuu..... ada acara penting pagi ini." Woyong meraup udara banyak-banyak sambil tengadahkan kepala, lelah meladeni kelambanan Taehyung hari ini.

Bagai tersiram air dingin, Taehyung mendesah panjang karena baru ingat. "Brengsek! Bisa-bisanya sampai lupa." Ia lantas beranjak, mendorong kursi dan sampirkan jassnya pada lengan.

"Acara peresmian Mall Linju, jam berapa sekarang?" Sejak tadi ia hanya berdiam diri di ruangannya yang lampunya dibiarkan menyala sebab mendung terlalu gelap.

Woyong angkat tangan kanannya guna lihat jam tangan. "Jam sepuluh lewat lima belas. Kau terlambat lima belas menit, Yang Mulia....." Woyong bergeling malas.

Padahal mall ini adalah cabang dari Busan, pembangunannya memakan waktu satu tahun. Dipegang oleh tim di bawah pengawasannya. Hari ini adalah acara peresmian cabang Mall Linju, sayang cuacanya buruk dan ia juga heran sampai tidak konsentrasi pada jadwal sepenting ini. Ini karena Sujin, otaknya jadi terlalu penuh. "Kita berangkat."

Taehyung melangkah lebih dulu melewati Woyong, pria itu cekatan mengambil payung lipat yang selalu tersedia di laci dekat rak-rak brankas. Seperti itulah Woyong, selalu memikirkan kemungkinan-kemugkinan kecil. Tipikal orang yang 'Sedia payung sebelum hujan' dan kali ini payungnya memang berguna kalau nanti hujannya luruh.

HALCYON [√]Where stories live. Discover now