25. Bitterness [ Part 1 ]

1K 132 25
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Bulan mulai surut saat jarum jam menunjuk ke sekitar angka enam pagi, Taehyung mulai buka mata, sambil meraba pinggangnya yang agak encok sebab semalam tidak dapat posisi tidur yang bagus di atas sofa. Kalau diingat soal pertengkaran makan malam, itu masih membuatnya agak marah. Ia bisa saja benar-benar lepas jika Sujin mengajaknya berdebat lebih sengit, tapi untungnya, ia masih bisa mengendalikan diri, meski semalam tangannya gatal sekali ingin melayangkan satu sampai dua tamparan pada wanita Liu itu sebab terlalu geram. Sebuah pilihan bijak menyuruh Sujin pergi dari hadapannya dan ia pun berakhir tidur di sofa sampai pagi.

Taehyung tahu, bisa jadi bahaya kalau-kalau dirinya tidak pintar mengendalikan diri. Tempramentalnya yang buruk sering jadi ketakutannya sendiri.

Semalaman pula ia tidur kedinginan sebab tak pakai selimut. Lebih baik begitu, daripada dekat-dekat pada Sujin dan berakhir keributan. Soal perceraian yang Sujin minta semalam, agaknya Taehyung harus pikirkan hal itu secara dingin supaya ia tidak meledak-ledak lagi seperti semalam.

Taehyung bangkit dari sofa, berjalan gontai ke kamar untuk siap-siap masuk kerja pagi ini. Dipoteknya gagang pintu yang syukurnya tidak terkunci dari dalam, sewaktu matanya menjelaja kamar, didapatinya tubuh Sujin tidur dalam posisi yang tak wajar. Istrinya itu tidur sambil duduk, punggungnya menyandar di headboard ranjang sementara kepalanya lunglai menunduk sampai dagunya menyentuh dada. Hal ini membuat hatinya meringis, Sujin pasti menjaga posisi waspada sampai ketiduran. Wanita itu mungkin ketakutan sepanjang malam.

Taehyung dekati istrinya itu pelan-palan, saat ini angkara sedang tidak menguasainya, jelas melihat Sujin yang begini, tidak lagi ingin membuatnya memaki seperti semalam. Perlahan Taehyung benarkan posisi tidur Sujin, tubuh ringkih itu sekarang sudah berbaring nyaman di atas kasur, Sujin sempat mengigau dengan gumaman tidak jelas.

"J-jang--an," Sujin merancau ketika Taehyung benarkan posisi bantal di kepala Sujin.

"Sssttt...." Taehyung menepuk-nepuk bahu Sujin, supaya wanita tenang dan kembali lelap. Terus mengusap bahunya pelan-pelan seolah Sujin adalah anak kecil yang sedang mimpi buruk.

"Kau menangis," Taehyung bergumam saat dapati wajah Sujin agak bengkak. Ia melamun sejenak, lalu memutuskan untuk membiarkan Sujin tetap tidur meski ini sudah pagi.

Taehyung benahi diri untuk berangkat kerja, ia siapkan pakaian kerjanya sendiri dan mandi sambil merenung. Semua ini pasti punya jalan keluarnya, kan? Nanti setelah pulang kerja, ia bisa tenangkan diri dan mulai bujuk Sujin lagi. Paling-paling Sujin tidak serius soal hal itu.

Taehyung keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk putih di pinggang, sekali lagi ia lihat Sujin yang masih tenggelam dilahap selimut itu asik lelap. Wanita serapuh Sujin nyatanya butuh kebebasan, Taehyung tahu Sujin sangat ingin lari darinya sejak dulu. Kata perpisahan bukanya melayang satu kali, dulu sering, setiap kali Taehyung puas memukul. Sujin pasti menangis dan murung lalu minta pisah. Ia tidak pernah mengabulkan dan sampai kapan pun tidak.

HALCYON [√]Where stories live. Discover now