20. Sad morning

1.1K 170 55
                                    

Pelukan dari sebuah lengan kekar adalah hal pertama yang Sujin rasakan saat ia bangun dari tidur

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Pelukan dari sebuah lengan kekar adalah hal pertama yang Sujin rasakan saat ia bangun dari tidur. Meski semalam tak begitu nyenyak, tapi rasanya ia bangun dengan tubuh yang jauh lebih baik. Tidak seperti kemarin saat ia siuman tulangnya terasa remuk semua.

Untuk sesaat ia biarkan tangan itu mendekap perutnya kuat-kuat, melingkar seperti belitan ular sampai Sujin geli sendiri kalau-kalau Taehyung mengusak. Wajah pria itu tenggelam di leher, berkali-kali hembusan napas hangat itu juga menggelitik romanya. Taehyung mengusak lagi, sampai kini wajahnya bertengger di dada Sujin. Sujin lirik sejenak puncak kepala itu lalu ia angkat tanganya untuk merasai tekstur rambut Taehyung yang warnanya legam, agak berminyak dan lepek tapi Sujin betah menghirup aroma rambut itu.

Apa Taehyung mengurus dirinya sendiri dengan baik akhir-akhir ini? Apa pria ini sempat berkeramas di sela kesibukkan mengurusnya? Ia bertanya-tanya sendiri dalam hati.

Taehyung sepertinya merawat Sujin dengan baik, sampai Sujin merasa tubuhnya jauh lebih baik pagi ini. Karena pikiran itu, Sujin jadi tersenyum tipis sendiri. Taehyung bisa perhatian juga ternyata. Ia kembali rasai tekstur rambut Taehyung, jarinya menyelip di antara lindak-lindak dan tumpang tindih jutaan helai itu lalu ia terus rasai aromanya.

Namun aksi belai-belai sepihak itu terhenti, saat Sujin ingat kemalanganya. Jarinya mematung di persimpangan puncak rambut, Sujin dilanda kesesakkan. Bagaimana dirinya bisa setenang ini menikmati pagi? Sujin ingat, sekarang ini semuanya tak sama lagi. Masih ingin menepis kenyataan tapi memang inilah kemalangannya. Sujin masih belum percaya Aelly pergi. Barangkali pagi besok Sujin harus membiasakan diri dengan suara di kepalanya yang seolah berbisik 'Ah iya, anakku sudah meninggal' suara itu bilang seolah menamparnya untuk sadar, supaya Sujin tidak lupa kalau dirinya ini orang malang. Sujin juga belum lupa bagaimana pria ini menyakitinya, Sujin masih ingat sakit hatinya, Sujin menyesal tadi ia sempat membelai rambut Taehyung.

Sujin turunkan senyumnya yang tadi ia tahan beberapa detik, wajahnya kembali datar lalu perlahan tangannya turun dari puncak kepala Taehyung.

Rasanya, senyum saja tak pantas buat Sujin. Kesakitan kembali merundung jantungnya, tentang bagaimana ia begitu membenci pria ini. Pria ini menyakitinya, ciuman dengan wanita lain, meninggalkan anak mereka yang sakit. Dan sekarang, berlagak hero padanya. Ia hancur karena anak perempuannya tiada, dan Taehyung jangan berlagak pahlawan! Sujin masih marah pada pria itu dan jangan harap ia bisa melupakan ini dengan mudah.
   
Sujin hendak bangkit karena merasa jengah dipeluk Taehyung, namun saat itu pula suara Taehyung melontar rendah. "Tidur saja lagi," katanya tepat di depan telinga Sujin.

Telinganya geli karena bibir Taehyung kini main-main daun telinga, Sujin mejauhkan kepalanya, namun detik itu juga Taehyung kembali menarik tubuhnya sampai kepalanya terantuk di dada Taehyung. Sujin berontak, tapi dekapan Taehyung kuat sekali. "Lepaskan aku," Sujin bilang begitu dengan nada datar.

"Aku mau melihat Aelly, katakan di mana tempatnya." Alih-alih mendapat jawaban ia malah dapat rengkuhan Taehyung yang semakin kuat. Pria itu mendusel di ceruk lehernya, napasnya kuat berhembus sampai Sujin merinding dan mencengkram lengan Taehyung yang ada di perutnya.

HALCYON [√]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz