16. Let me go

1.1K 160 45
                                    

Tadi sore semurat jingga terlalu pekat, bahkan semerah darah

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


Tadi sore semurat jingga terlalu pekat, bahkan semerah darah. Melalui pesegi jendela, Sujin larut memandangi sampai sumurat-semurat yang mencoraki langit itu tenggelam di sudut langit. Ia hanyut dalam lamunan sampai gulita datang.

Dokter Hye bilang, hasil pemeriksaan rotgen akan keluar sekitar pukul 7 malam ini. Ia menunggu hasil itu seraya menghayutkan diri dalam ruang-ruang kosong di kepala. Ia sendirian, di dekat jendela dilingkupi kecemasan tak berujung.

Dokter Hye memanggilnya, sekitar pukul 7 malam lebih. Di sana, di ruangan itu. Dokter Hye memvonis sakit yang dialami anaknya. Nyatanya takdir menjahatinya lagi, semuanya sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Pikirannya dirancau, di dalam kepala otaknya seperti dipotong-potong, pening sekali. Perutnya melilit pedih karena hari ini ia belum makan sesendok pun. Sujin lupa makan, lupa minum karena asik melarutkan diri mencemaskan anak semata wayangnya. Sujin mendudukkan tubuh di kursi samping brangkar, ia pandangi wajah polos anaknya yang tenang, mata anak itu masih saja tertutup.

Infeksi paru-paru basah keadaanya diperburuk karena imun anaknya yang semakin menurun.

Pantas saja akhir-akhir ini Aelly sering jatuh sakit, ternyata anak itu mengalami sakit yang serius. Sujin hancur, kenapa hari ini begitu buruk? Langit seolah runtuh menimpa ubun-ubunnya yang rentan. Ia linglung seperti orang gila yang bisu, ia hanya duduk saja menemani Aelly. Sujin belum
menghubungi siapa-siapa saat ini, harusnya ia menghubungi Taehyung. Tapi, ia terlanjur marah sampai enggan menghubungi pria itu.

Sujin buang napas panjang, ia jatuhkan kepala di samping kasur. Pedih di perutnya semakin menjadi-jadi, sejemang ia memegangi perutnya. Nyerinya sampai ke ulu hati, lambungnya seperti mendidih. Sujin meringis-ringis sembari menggigiti bibir. Ia dongakkan lagi wajah mencari informasi waktu, ia jumpai benda itu menangkring di sisi tembok, sudah pukul sembilan malam sekarang. Sebenarnya, Sujin ingin makan agar sakit perutnya reda, tapi ia tak tega meninggalkan Aelly sendirian. Lagi pula, mana sanggup ia menelan makanan padahal anaknya sendiri terbujur lemah begini.

Sujin buang tatapannya ke arah jendela, petangnya semakin pekat. Ia jadi teringat perkataan Taehyung yang katanya akan pulang sore. Sujin tersenyum getir, nyatanya pria itu tidak pulang meski sore sudah hilang sejak berjam-jam yang lalu.

"Pria berengsek," makinya dengan penuh kekesalan.

Sujin yakin, saat ini Taehyung masih bersama Haejin sampai lupa waktu. Semua ini gagal, hubungan mereka memang tak pernah ada bagus-bagusnya. Sujin membenci situasi sekarang, kenapa ia harus jadi Sujin yang semenyedihkan ini. Tolol sekali, Sujin menyesal telah memberi banyak kesempatan untuk Taehyung. Sujin marah sekarang, tapi ia juga sedih ketika melihat kondisi anaknya. Sujin harus apa?

Ia juga kesal pada dirinya sendiri. Sujin pengecut, Sujin orang lemah. Tapi, kenapa harus diberi siksaan seluar biasa sakit ini. Ia melihat wanita-wanita bebas di luar sana, kenapa Sujin tak bisa sebebas mereka? Terbang begitu saja menyusuri dunia mencari kebahagiaan, atau barangkali orang yang seperti mereka itu orang kuat ya? Makanya bisa hidup tanpa rasa sakit. Mungkin memang begitu, karena pada dasarnya tidak ada tempat untuk orang lemah dan pengecut sepertinya. Jadi rasakanlah Liu Sujin, inilah konsekuensimu karena jadi wanita lemah. Hidupnya akan selalu sakit.

HALCYON [√]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora