13. Lupakan Sejenak

2.7K 275 4
                                    

Happy reading..ヾ(〃^∇^)ノ💤
.
.
.

1 minggu. Member lain jauh lebih sibuk untuk mempersiapkan MV, sementara Haechan harus bisa mengontrol MV dan persiapan 3 solo lagu untuk comeback.

Lelah? Sangat.
Setiap hari dia harus tidak tidur hingga pukul 3 pagi. Dan dari jam 3 hanya bisa tidur hingga pukul 6 pagi.

Ia bahkan hampir jatuh sakit, dan penyakit parahnya hampir kambuh kembali.
Bahkan mau tidak mau bibi Zhai dan bibi Zhim harus berani tegas dengan tuan mereka sendiri.

Haechan hanya bisa pasrah. Dia memang seorang tuan Lee Hyuck, tetapi jika yang lebih tua sudah lebih tegas. Maka ia tidak berani membantah.

15 Januari 01.00 pagi KST.

Untuk ke 66 kalinya Haechan meremas kertas dan membuang ke kotak sampah khusus kertas.

Singkat.
Ia ingin membuat lagu yang bisa menyampaikan perasaanya, tetapi juga harus ada sesuatu yang bisa tersampaikan dengan mudah.

'hidup itu singkat. Lahir, bayi, balita, Anak-anak, remaja, dewasa. Lalu mati menghadap langit paling tinggi-'

***

Tok.. Tok..

Permisi tuan muda. Yang diluar pintu menyahut.

"Ah, ya? Silahkan masuk bi Zhai."

Cklek.

Bibi Zhai menghembuskan nafas pelan sebelum berani mendekati tuan muda.

"Maaf tuan muda, sebaiknya anda tidur. Anda mengerjakan pembuatan lirik lagu dari pagi bahkan sampai pagi lagi." Bibi Zhai mengamati banyak kertas yang berserakan, ada juga yang berada di kotak sampah.

"Tapi bi.. Ini baru lagu solo yang kedua, tinggal 1 lagu untuk comeback bulan depan." Haechan merengek bak balita.

"Bukankan besok anda ada jadwal untuk MV terbaru?" Bibi Zhai tersenyum. Dan Haechan yang diam dengan bibir mengkerut lucu.

Bibi Zhai memperhatikan Haechan dan tersenyum tipis melihat tingkah Haechan, ditambah Haechan menggunakan sweater warna hijau tosca muda, dan kaos kaki putih bermotif beruang coklat.

Ahhh, dia teringat pada sang anak laki-lakinya yang sekarang bekerja di Shanghai, China. Mengikuti jejak ayahnya/suaminya.

"Tuan muda.."

Haechan menghembuskan nafasnya pelan lalu membereskan kertas lirik lagunya.
Ketika ia ingin membereskan kertas berserakan dilantai, bibi Zhai menghentikannya.

"Biar saya saja tuan muda.. Tidurlah." Bibi Zhai tersenyum lembut.

Haechan tersenyum membalas "Baiklah bi, terimakasih.." Beranjak ke kasur, menutupi dirinya dengan selimut hitamnya.

5 menit..
10 menit...

Haechan terlelap dengan cepat. Barulah mulai bibi Zhai membereskan kertas berserakan dengan pelan-pelan, agar terlalu tidak menimbulkan suara.

Selesai. Bibi Zhai berniat keluar dari kamar. Dan mengucapkan ;

"Selamat tidur, tuan muda.." satu senyuman lembut seperti seorang ibu ter-ukir diwajahnya.

***

Jam menunjukkan pukul 07.47 pagi KST.
Beberapa member Dream bersiap berkumpul untuk diskusi lirik lagu. Begitu pula Haechan.

Renjun duduk disebelah Haechan. Mereka berdua sedang menunggu yang lain. Baru mereka berdua yang sampai.

Haechan sedari tadi hanya diam melamun. Bukan memikirkan banyak hal, dia benar-benar menahan rasa ingin tidur.

Puk!

"Haechan-ah, ada denganmu?" Haechan sedikit melonggo karena Renjun tiba-tiba menepuk pundaknya.

Renjun memperhatikan kantung mata Haechan. Menghitam, seperti mata panda.

"Ah, baiklah.. Kau begadang kan?" Renjun langsung menyilangkan tangannya dan tersenyum.

"Ya, begitulah hyung.." Haechan tidak tersadar apa yang dia ucapkan memancing emosi hyung yang hanya beda bulan di sampingnya.

Dia kembali melonggo, dan mulai merasakan hawa menyeramkan'. Dirasakannya rambutnya dielus oleh Renjun.

"Wah bagus.. Begitu nya.." Renjun tersenyum. Haechan terkekeh kecil "ya-ya eh-".
Kali ini nyawanya terselamatkan begitu ada dua kembar J yang datang.

"Jaemin! Jeno-ya!" Jaemin melihat tangan Haechan yang seperti minta kode SOS minta pertolongan.

Dia mendekat dan langsung menyuruh Haechan berpindah, kini Jaemin berada di kursi yang awalnya Haechan duduki.

'Tolong.. Renjun-hyung
sedang mengamuk..'

Baiklah, Jaemin mengerti setelah memperhatikan kantung mata Haechan.

Kini hening, tersisa Renjun hanya tersenyum sedari tadi, sesekali melirik Haechan.

15 menit dari itu, Mark, Chenle dan Jisung datang. Dari kejauhan nampak Mark yang seperti adik, Chenle anak kedua, dan Jisung anak pertama.

Mark langsung duduk dan menunggu sebentar sebelum mulai berbicara.

"Baiklah, kita mulai?" semua mengangguk setuju. Haechan berusaha mengangguk sebisa mungkin.

"Baiklah.. Jadi begini soal lirik MV nya....-'

2 jam.
Membahas lirik bahkan membutuhkan waktu dua jam. Itu belum sepenuhnya. Tinggal bagian higtnote tertinggi bagian Haechan dan detail lagu.

"haechan-ah, kau bisa menentukan sendiri hightnotennya, naskah lirik lagu
u sudah diketik nanti akan kukirim dan kau tinggal tambahkan hightnote yang menurutmu pas.---Mark menjeda---untuk detail lagu, besok kita akan tentukan dan langsung recording. Datang pukul setengah enam pagi. Mengerti?" Mark menjelaskan dan semua tersenyum setuju.

Chenle mulai merenggangkan tubuhnya yang sedari tadi hanya diam.

"Baik, sekarang kita melakukan apa?" Semua menatap satu sama lain.

"Ingin main kemansion?" Haechan bersuara. Dan semua mata tertuju padanya.

"Boleh, sudah lama tidak main kemansion mu." Jeno mengeluarkan senyuman andalannya.

"Boleh. Aku juga ingin  tau kamarnya dan bertanya pada bibi Zhai dan bibi Zhim soal kau tidak tidur." Renjun tersenyum.

Sekarang tubuh Haechan benar merinding.
50% senang dan setengahnya ia takut akan suara dan senyuman dari seorang Huang Renjun.

Astaga, bahkan senyuman dan nada bicara nya lebih mengerikan dari bibi Zhai. Haechan berguman dalam hatinya.

Kini mereka dalam perjalanan menuju mansion Haechan. Diperjalanan, 2 mobil yang berisikan canda tawa. Bahkan Haechan sendiri tertawa.

"Haha, ada-ada saja.." Haechan menatap keluar jendela, menatap awan yang menutup matahari namun tetap bersinar terang.

'Baiklah Haechan.. Mari lupakan sejenak soal lagu solo dan MV, kau juga butuh waktu untuk bersenang senang..'

Dia kembali tersenyum, seolah melepaskan sejenak beban soal lagu.

Bersambung..

Emak ;
Time to sleep.. *my real name xD

Heart Wall Where stories live. Discover now