20. Datang

1.9K 234 10
                                    

"Bibii!!" Dia turun dari tangga.

"Tuan muda Lee Hyuck! Jangan berlari ditangga!" Bibi Zhai seperti ibu.

Pagi yang sangat bersinar. Sinar matahari hari ini sangat mendukung ketampanan Lee Hyuck, Haechan. Tidak-tidak, maksudku Hyuck-Haechan.
Dia berlari turun tangga. Dengan menggunakan setelan pakaian sweater berwarna rainbow pastel, ah.. Itu membuatnya terlihat begitu lucu.

"Biii, dimana hyung?" Pertayaan dari Haechan untuk bibi Zhai.

"Tuan muda Haehan ada di halaman belakang tuan." Bibi Zhai menunduk sebagai rasa hormat.

"Oh begitu.. Bibi bisa tolong suruh supir menyiapkan mobil?" Haechan langsung seperti gugup.

Bibi Zhai menyergit bingung. Untuk apa?
Sekarang Haechan harusnya libur karena Haehan, dan tidak boleh kemana mana.
Jangankan untuk membeli makanan atau baju, kedepan mansion saja bahkan dilarang keras oleh Haehan.

"Tuan muda akan kemana?"

"Ehhhh, pokoknya suruh siapin mobil aja bi.."

Bibi Haehan menghela nafas. Baik, dia mengerti tuan muda satu ini ingin kemana. Agensi SM.

Hari ini hari terakhir tuan muda untuk latihan creograpy tari dengan yang lain. Mana mungkin tuan muda tidak datang.

"Baiklah. Saya mengerti." Bibi Zhai hanya bisa tersenyum.

"Baik! Aku akan.. Ke halaman belakang dulu. Dadah bibi!" Haechan langsung berlari menuju halaman belakang.

Hahh.. Dasar tuan muda.








"Bukankah Hyung sudah bilang. Tidak -nya tidak! Nanti kau-"

"Hyunggg~ percayakan padaku! Aku akan pulang lebih awal dan dalam keadaan baik-baik saja! Ya?~" Haechan sedang berusaha untuk membujuk Hyung nya satu ini.

Aegyo? sudah.
Puppy eyes? sudah.
Segala macam cara sudah dicoba. Tidak mudah untuk membujuk hyung nya ini.

Mereka mungkin bukan sekadung, tapi percayalah.

Mereka itu seperti matahari yang memantulkan cahaya ketanaman.

Sejauh-jauhnya matahari, ia masih memantulkan cahaya terbaik untuk tanaman, agar tumbuh dengan subur.

"Baik." Haechan dengan cepat membulatkan mata dan senyuman menawannya mendengar ucapan Haehan.

"Tapi jangan harap kau memeluk ku saat tidur."

Begini. Haechan itu orangnya tidak bisa tidur jika tidak memeluk sesuatu.

Jika tidak ada guling, nya bantal penggantinya. Jika tidak ada bantal nya sebaliknya. Tidak ada dua-duanya nya orang, bahkan para Bibi" pun pernah ia dipaksa untuk tidur dengannya. Jika tidak ketiga-nya.. Ya begadang atau tidak tidur sama sekali.

"Terserah, yang penting Haechan harus datang! Dadah!" Haechan langsung berlari pergi.

Jika aku punya anak nanti, akan ku ku tegaskan untuk tidak kerasa kepala seperti Haechan.

***

"Tuan muda, mari saya antar." Supir tersebut membuka pintu mobil, tetapi Haechan menggeleng.

"Bapak.. Dirumah aja.. Haechan sendiri aja. Ya?"

Supir mana bisa membantah ucapan atasan. Atau majikan.

Huftt.. Andai dia anak-ku, mungkin akan ku marahi.

"Baik tuan. Ini kunci mobilnya." Supir hanya tersenyum pasrah dan menunduk memberi kunci.

Haechan memikirkan mobilnya disamping mobil yang sepertinya milik manager mereka. Disamping sisi kanan ada mobil para member Dream.

"Sepertinya mereka sudah datang. Aku harus cepat masuk." Haechan dengan cepat-cepat mengunci mobil nya, dan berlari memasuki gedung.

Beberapa staff dan petugas kebersihan yang melihat Haechan terkejut. Beberapa hari tidak terlihat, tiba-tiba muncul seperti reinkarnasi.

Tak! Tak! Tak!

"Annyeonghaseyo~!" Haechan berlari kecil dan melambai tangan.

Para member yang melihat langsung membulatkan mata.

"Wah-wah! Haechan-ah! Kau datang?" Member yang paling bucin Haechan. Pecinta semangka.

"Lee-Haechan!" Jaemin langsung tersenyum.

"Haechan~!" Itu Renjun.

"Hehe (ˊ ᴗ ˋ .)" Ya, pasti tau siapa.

"ECHANN~!!" Jisung langsung menutup telinga mendegar suara lumba-lumba disamping. Bukan lumba-lumba sungguhan, maksudnya lumba-lumba jadi-jadian.

Tuhan.. Telingaku, astaga..

Jisung ingin mengomel, tapi jiwanya masih sadar bahwa lumba-lumba itu masih hyungnya.

"Apa latihannya sudah mulai?"

"Belum, kami bahkan baru sampai." Mark tersenyum.

"Kupikir kau tidak datang hari
terakhir latihan." Renjun sedikit membuka mulutnya.

"Mana mungkin tidak datang! Pasti datang! Walau harus berusaha membujuk Haehan-hyung.."

"Hah?" Member hanya melonggo meng-ah.

"Tidak penting! Sekarang waktunya latihan!" Haechan begitu bersemangat. Bahkan matanya begitu bersinar.

"Mari, waktunya mulai latihan. Haechan, kemarin sudah kukirim video creograpy-nya kan? Tinggal part mu saja, lalu mengulang sepenuhnya." Pelatih tari datang. Semua member menatap Haechan. Haechan tersenyum dan mengangguk.

Walau di benaknya ada sesuatu yang sakit dan membuatnya terus menahan sakit itu.

Sialan. Aku tidak membawa obat ku.. SETIAP BAWA OBAT TIDAK KAMBUH, GILIRAN TIDAK BAWA MALAH KAMBUH! SIALAN!"

Jadi nanti malam tidur tidak bisa meluk Haehan-hyung, gitu? Huwaaa malas meluk bantal guling terusss

Doakan saja semoga dia bisa latihan dan sakitnya itu hilang. Maksudnya, tidak kambuh sampai akhir latihan.

Bersambung..

Selamat malam~!
Maafkan baru update kkkkk-
Ada ide.. Cuman gini, ide nya itu muncul pas lagi rebahan, kamar mandi, atau pas saat lagi nggk main HP. Giliran pas main HP, mau ngetik malah jadi Jaehyun:)

Okdhlah- semoga suka cerita chap kali ini
💚🥢







(ノ*˙︶˙*)ノ彡┻━┻

Heart Wall Where stories live. Discover now