25. Menyerah?

3.5K 256 15
                                    

22.34 KST.

"Kau.. Ingin menyerah?"

"Ingin. Tapi bagaimana dengan keuangan-

Haehan menggeleng kuat. Ia menggenggam tangan Haechan erat.

"Jangan pikirkan itu. Tapi kau-

Haechan tersenyum lembut dan mengusap perlahan pipi sang hyung. Lalu berusaha untuk memeluknya.

"Hyung.. Haechan lelah. Jadi terkenal itu ternyata susah juga.
Echan mau istirahat.. Haechan lelah. Di MV terbaru kemarin, banyak komentar negatif tentang echan. Banyak yang berkomentar kenapa anak yang tidak mempuyai visual ith harus berada dalam unit NCT? Lalu ada yang berkomentar lagi bahkan visual mu dengan Mark jauh berbeda." Haechan berkata dengan suara sedikit serak. Haehan, dia menangis diam, mendengar curahan sang adik.

Haechan kembali berkata "Hyung.. Haechan le-" Haehan langsung mengisyaratkan Haechan diam dengan menepuk pundaknya. Haechan melepaskan pelukan nya, lalu menatap Haehan. Raut wajahnya sangat menyedihkan.

"Hyung tidak akan memaksamu. Itu yang kau ingin tidak masalah. Tapi soal kasus itu-

"Haechan tidak peduli. Biarkan saja soal kasus itu. Suatu saat nanti dunia tau siapa pelaku sebenarnya." Haehan menghela nafas.

"Apa sebelumnya kau pernah bertengkar dengan seseorang? Di agensi atau orang lain?"

Haechan diam berfikir "entahlah. Sejauh ini tidak ada. Bahkan dengan nyonya Shim pun Haechan tidak pernah."

"Bagaimana dengan.. Tuan Lee?"

Haechan diam sejenak. Dia kembali mengingat memori dimana dia bertemu dengan app- Tidak-tidak, maksudnya Tuan Lee itu.

"Hanya secara sengaja tidak bertemu. Begitulah." Haechan mengalihkan pandangannya pada sisi lain.

Haehan menepuk pelan pundak Haechan. Lalu kemudian memberikan senyuman lembut. "Aku senang memiliki adik sepertimu. Ya, walau kenyataan kita bukan sedarah."

"Hyung tidak memaksa.. Berdiri dengan jalan dan pikiranmu sendiri. Jika kau lelah, maka beristirahat-lah. Lalu kemudian bangkit kembali. Mengerti?"

"Hehe, ya hyung.." Dan kembali mereka berpelukan.

***

20.45 Jakarta-Indonesia

"Bahkan beritanya sudah masuk ke Indonesia. Ck, gila." Doyoung memukul meja cukup kuat setelah melihat kasus 'haechan' di televisi.

Jangan lupakan beberapa member NCT 127 yang masih berada di Indonesia, Jakarta.

"Tapi aku dengar Haechan-ie masuk rumah sakit kare-

Jaehyun ingin berbicara tapi lebih dahulu dipotong Doyoung " Aku tidak peduli. Mau dia sakit ataupun mati. Meneteskan air mata saat dia mati pun aku tidak akan mau. Apalagi mengunjungi makamnya saat nanti." Jaehyun, member lain Jungwoo, Yuta, Johnny, mereka terkejut.

"TETAP JAGA MULUTMU, KIM DOYOUNG." Johnny memang marah, tapi dia tak pernah lupa dengan suatu kalimat.

Terkadang ucapan adalah doa.

"Basi." Doyoung dengan muka tidak peduli kembali memakan makan malamnya.

Yang lain hanya diam. Jika Doyoung dan Johnny yang sudah adu mulut, maka mereka tidak akan berkutik sedikit pun.

"Aku tau kau marah! Tapi tetap jaga bicara mu-

"Lalu aku harus apa? Tetap memuja muji anak itu!"

"Bagaimana jika Haechan bukan pelakunya, pikir dulu!?" Tanpa mempedulikan adanya member lain. Johnny dengan Doyoung saling melempar ucapan sarkas. Bahkan Doyoung yang lebih muda dari Johnny, begitu berani.

"Sudah jelas dia pelakunya! Bahkan disitu ada foto bukti!?"

"Seorang sasaeng memang sasaeng! Tapi bukan berarti mereka bisa menyadap akun instawapad NCT begitu mudah!"

"Bisa saja. JIKA MEREKA PINTAR!?"

Dan terus begitu. Yuta, Jungwoo dan Jaehyun hanya diam. Yuta menghembus kan nafasnya kasar. "Kalian berdua, masuk kamar." tanpa banyak bicara mereka menurut. Yuta ikut menyusul dari belakang. Dia terlalu malas melihat hyung dan adiknya itu bertengkar.

Bukan soal tidak bisa tidur karena pertengkaran itu. Kamar mereka kedap suara. Tapi masalahnya adalah, hubungan. Itulah pikiran Yuta.

Jaehyun dan Jungwoo sudah tertidur begitu cepat. Yuta mengambil ponselnya.

"Eohh, Yangyang-ah! Dimana Kun?"

'...

"Baiklah, tolong sampaikan padanya. Jika sudah sampai dorm, telepon Yuta-hyung."

'...

"Baiklah."

Tit.

Singkat, padat, jelas.

"Oh astaga.. Kepalaku jadi sakit."

Mari menunggu esok untuk melihat berita selanjutnya. Jangan pedulikan Doyoung dan Johnny yang sibuk. Jangan pedulikan kepala Yuta, dia hanya pusing dan stress dengan keadaan.

Bersambung..

(-""-;)

Heart Wall Where stories live. Discover now