17. Cerita

2.1K 243 1
                                    

Tempat yang bersih.
Suara air terjun seperti melodi.
Suara aliran air seperti melodi.
Melodi yang terdengar asing, tetapi nyaman untuk didengar.

Seorang lelaki berpakaian serba putih mulai membuka matanya. Menyesuaikan cahaya tempat tersebut.

'Ini.. Ini dimana?' dia mulai berjalan tak kenal arah. Ia hanya lurus. Dan lurus.

'Kakek? Hyung? Nenek?'

Puk!

'Hyung!' dia melompat karena seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.

'Siapa kau! Jelmaan iblis?' lelaki itu berani bertanya, meski rasa takut ada.

'Sembarangan! Aku.. Bibi Han.'

'Bibi Han? Siapa lagi itu! A-aku tidak mengenalmu!'

'Jelas saja kau tidak mengenalku.. Kita saja baru bertemu pertama kalinya dialam atas.. Astaga.' dia yang bernama bibi Han itu hanya bisa menepuk jidatnya.

'Kau, Lee Dong-hyuck kan?' Bibi Han tersenyum manis.

'Ya.. Aku Dong-hyuck, atau Haechan.' lelaki itu Haechan, dia tidak takut lagi.

'Ayo! Ikut bibi!'

'E-eh!'

Bibi Han menarik tangan Haechan.
Mengelilingi taman bunga.
Kemudian singgah dibawah pohon sakura.

'Eummm, bibi.. Bagaimana bibi bisa mengenalku?'

Bibi Han tersenyum. Ini pertayaan yang dia nantikan.

'Sebelum nya.. Terimakasih selama ini telah bersama dengan Haehan.'

'Huh?'

'Bibi.. Adalah.. Ibu kandungnya.'

Haechan langsung berdiri dan menatap wanita di hadapan nya dengan takut, kembali.

'Jangan takut.. Ada alasanya bibi memberikan Haehan pada orang lain..

Mau bibi ceritakan?'

Haechan kembali duduk dan meng-angguk pelan.

'Jadi..



13 april 1990.
01.15 pagi KST.

"JANGAN MACAM-MACAM INGIN KABUR!? SERAHKAN DARAHMU!?" Seorang dengan baju serba hitam mengejar wanita yang tengah menggendong anaknya, sambil berteriak.

"PSIKOPAT GILA! ENYAHLAH KAU! JANGAN COBA-COBA MEREBUT BAYIKU!?" Perempuan itu masih tetap berusaha berlari sekuat tenaga.

"ISTRIKU HARUSKAH AKU MEMBERIKAN PELAJARAN UNTUK MU?" Dia berteriak. Teriakan kegilaan seorang psikopat.

Ditengah acara kejar-kejaran, 2 cahaya datang. Klakson mobil menjadi tanda untuk segera pergi.

Brak!!!

Sang psikopat tewas ditempat.

Lantas, bagaimana dengan perempuan dan bayinya?

"U-uh?" Perempuan itu berusaha membuka matanya.

"A-anakku!" Dia langsung memeluk erat bayinya.

Kembali berlari. Tanpa tau arah. Tanpa menyadari ia menembus benda apa saja yang ada didepannya.

Sampai ia didepan suatu rumah kecil.

"Maaf.. Ibu hanya bisa menitipkan mu disini. Jaga dirimu baik-baik.." Dia menaruh bayinya didepan, kemudian memencet bel.

Ting!

"Ya, siapanya? Eh?" Wanita, yang sepertinya pemilik rumah itu membuka pintu.

"Ba-bayi! SAYANG! SAYANG! CEPAT KESINI!"

Disisi lain, perempuan tadi...

Sepasang kekasih diketahui
tewas ter-tabrak mobil.
Korban berinisial H dan HH. Korban H sebagai seorang ibu,
diketahui memiliki bayi. Tetapi dilokasi kejadian tidak ditemukan sang bayi.
Saat polisi masih mencari tau dimana keberadaan bayi H, dan kronologis kejadian ini.




'Begitulah.. Sekarang, kau paham?'

'Ya-ya.. Aku mengerti..'

Bibi Han menunduk dalam.

'Bibi juga ingin.. Minta maaf.'

Haechan langsung menatap kembali bibi Han. Salah satu alisnya ia naik-an.

'Mungkin.. Karena Haehan, orang tua mu jadi-'

'Tidak-tidak! Itu bukan salah bibi mau-pun Haehan-hyung! Itu, memang terjadi secara waktu dan nyata. Bukan ubah alur cerita, maupun drama.' Haechan tersenyum.

Bibi Han tersenyum. Ia menatap wajah Haechan sangat dalam.

'Sekarang.. Bangun lah. Haehan menunggumu.'

'Ya. Aku.. Akan bangun.'

'Dan tolong sampaikan salam bibi padanya, nya?'

'Tentu..'

Tubuh Haechan mulai memudar mengikuti terbangnya bunga sakura. Ia melambaikan tanganya pada bibi Han.

'Sampai jumpa bibi!'

Bibi Han tersenyum lembut..











"Bibi Han."

"Haechan-ah! Kau sudah sadar!" Haehan yang disampingnya langsung berdiri.

"Bibi Han." Haechan belum bisa fokus, sepertinya.

"Bibi Han? Siapa, bibi Han.. Chan?" Haehan kembali duduk dan menggenggam tangan mungil Haechan.

Haechan tersadar apa yang ia ucapkan. Apa yang terjadi, bibi Han, cerita bibi Han. Mimpi. Itu semua mimpi pesan.




Bersambung..

Heart Wall Where stories live. Discover now