Chapter 2

5.5K 274 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Lirik lagunya pas banget buat menggambarkan sosok Kevlar yang tidak percaya dengan cinta karena rasa sakit di masa lalunya

Happy Reading gaes... Semoga suka

**************

Kevlar Maxwell berdiri dan menjabat erat tangan pria paruh baya di hadapannya

"Senang bekerja sama denganmu, anak muda yang sangat berbakat." pria itu menepuk bahu Kevlar, tersenyum ramah

"Saya juga merasa sangat terhormat bisa bekerja sama dengan anda di proyek ini." Kevlar mengangguk sopan, tersenyum tipis

Pria paruh baya itu tersenyum lebar ke arah Kevlar sebelum memberi kode kepada asistennya untuk mengikutinya keluar dari ruangan pertemuan

Kevlar, pria tampan dengan tubuh tinggi kekar, melepas jas dan dasinya. Kevlar membuka beberapa kancing kemeja bagian atasnya, memperlihatkan otot dadanya yang kekar. Kevlar mengeluh samar, menggulung lengan kemejanya hingga menyentuh siku

"Agenda setelah ini?" Kevlar menatap Gerald,  teman baiknya sekaligus asisten kepercayaannya dan juga menjadi tangan kanan di perusahaannya

"Free,  hanya meninjau resort yang sudah selesai dibangun,  itu pun jika kau mau" Gerald bergumam pelan

"Aku lelah,  jadwal beberapa hari ini sangat padat" Kevlar berjalan meninggalkan ruangan pertemuan. Gerald dengan sigap meraih jas dan dasi milik Kevlar,  mengikuti langkah Kevlar meninggalkan ruang pertemuan

"Apa boleh buat,  itu memang tugas dan tanggung jawab seorang CEO." Gerald membukakan pintu ruangan Kevlar

"Resort baru sudah siap?" Kevlar melangkah masuk, duduk di depan meja kerjanya dan melirik ke arah tumpukan berkas di atas mejanya

"Jika sesuai jadwal dan tidak ada halangan,  dua minggu lagi soft opening.  Sekarang sedang dibereskan interiornya,  beberapa unit sudah ready." Gerald melirik ke arah tabletnya

"Kurasa bukan ide buruk untuk meninjau resort itu." Kevlar membaca berkas berkas dan mulai menandatanganinya

"Akan kusiapkan kendaraan." Gerald meraih ponsel di sakunya dan membuat panggilan, meminta supir segera bersiap siap

"Sudah ada kamar yang ready?" Kevlar bertanya tanpa mengangkat kepalanya, jemarinya menyusuri berkas, memeriksa secara cepat sebelum berpindah pada berkas lainnya

DESTINY (TAMAT) Where stories live. Discover now