Chapter 16

3.4K 238 11
                                    

Kevlar meraih kedua tangan Denada,  menyatukannya dan menguncinya dengan menggunakan satu tangannya yang besar, di atas kepala Denada.

"Keiii, No!" Denada memekik kecil, menggeleng panik, ia masih sedikit shock dengan pengalaman pertamanya saat bercinta dengan Kevlar yang sedikit brutal dan memberikan kesan menakutkan.

"Aku menginginkanmu,  malam ini,  jadi jangan menolakku." Kevlar berbisik serak, sensual. Jemarinya  mulai melepas kancing kemeja Denada, perlahan, satu per satu, dengan satu tangan. 

"Kei... Jangan plis... Kau akan membunuhku." Denada menggeleng panik dan mengerang gelisah.

"Jangan seperti anak anak,  girl.  Kau sudah melewati yang pertama bukan? Jadi ini tidak akan jadi masalah. So rilex, girl." Kevlar mengecup sekilas bibir Denada, menatap geli wajah Denada yang memerah dan tampak panik.

"Keiiii.... " Denada kembali mengerang, panik, mencoba melepaskan diri, namun tampaknya sia sia.

Denada mengerang, gelisah, mencoba memberontak, namun pegangan Kevlar di kedua lengannya sangat kuat, sebelum akhirnya memejamkan mata, memasrahkan diri di bawah dominasi seorang Kevlar

****************

Denada meremas selimutnya dengan tangan gemetar.  Kevlar benar benar membuat tubuhnya terasa nyaris remuk.  Sekarang ia bisa membayangkan bagaimana seorang wanita panggilan bisa pingsan di tengah permainan, bukan hal yang aneh dengan tubuh raksasa Kevlar dan tenaga seperti banteng. Denada saja merasakan tubuhnya seolah olah dibanting karena gerakan Kevlar yang sangat liar. Setiap sentakan Kevlar terasa bagai hempasan kuat di tubuhnya

"Girl, aku tidak ingin hubungan kita hanya seperti ini, aku benar benar ingin meresmikannya, jadi bersiaplah, aku akan membawamu bertemu orang tuaku dalam beberapa hari ini... " Kevlar memeluk erat tubuh Denada dari belakang dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Denada, memberi kecupan kecupan kecil di bahu dan tengkuk Denada, menghirup aroma tubuh Denada yang memabukkan dirinya.

"Up to you... " Denada berdesah pelan dengan nafas masih tersengal sengal, otaknya masih belum bisa diajak berpikir dengan jernih. Sekujur tubuhnya benar benar terasa lemas, sensasi menyenangkan masih terasa, tapi rasa remuk dan nyeri juga nyaris membuatnya tidak bisa bergerak.

"Aku masih mau... Boleh?" Kevlar membalikkan tubuh Denada yang awalnya membelakanginya kini menghadap ke arahnya.

"Jangan, Kei.. Sakit." Denada mendesah lirih. Ia tidak bohong, seluruh tubuhnya terasa remuk. 

"Satu kali lagi,  ini akan lebih cepat,  oke girl?"

"Plis no,  Kei. Besok aku harus kerja.... " Denada menggeleng lemah, mencoba menolak.

"Aku akan suruh Gerald mengurus ijinnya." Kevlar mengubah kembali posisi tubuhnya di atas Denada,  dengan lembut dia memutar tubuh Denada membelakanginya.

"Kei.... " Denada mengerang mencoba menolak,  tapi Kevlar memegang erat pinggulnya, mencium punggung dan bahunya dengan lembut.

"Rilex, girl" Kevlar berbisik serak dan mengunci tubuh kecil Denada.

********

Denada merasakan tubuhnya seolah olah remuk,  cengkraman Kevlar terasa begitu mematikan di tubuhnya yang kecil

"Kei... Stop pliss...!!! Sakit, Kei. Plis, stop Kei. Sakittttt...... " Denada menjerit menahan sakit, mengerang dan perlahan namun pasti, Denada merasakan kegelapan melingkupinya, sayup sayup terdengar suara Kevlar meneriakkan namanya, namun perlahan semuanya hening dan gelap

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang