Chapter 48

6.5K 138 4
                                    

Tiga bulan kemudian

Hari pernikahan Kevlar dan Denada

"Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan saudara. Saya persilahkan saudara masing-masing menjawab pertanyaan saya." pastor di depan altar menatap ke arah Kevlar dan Denada.

Kevlar mengenakan tuxedo hitam yang membalut tubuh tinggi kekarnya,  tampak tampan dan sempurna. Denada mengenakan gaun pengantin yang bermodel sederhana tapi dihiasi dengan bordiran rumit dan kristal Swarovski di area dada dan di beberapa area rok gaunnya. Denada sendiri sangat kaget saat fitting gaun, sebulan sebelum acara, gaun yang awalnya terlihat sederhana dan polos, berubah menjadi sangat mewah. Belakangan Denada baru menyadari ternyata Serena adalah salah satu perancang pakaian pengantin yang sangat terkenal saat mereka melakukan fitting di gedung bridal milik Serena, bukan di rumah bergaya klasik. Rumah itu ternyata rumah milik orang tua Serena yang tetap difungsikan sebagai galeri kerja Serena.

"Kevlar Maxwell, maukah saudara menikah dengan Denada Parmadita dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?"

"Ya, saya mau." suara Kevlar terdengar tegas dan lantang tanpa melepas tatapan hangatnya dari Denada.

"Denada Parmadita, maukah saudari menikah dengan Kevlar Maxwell dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?"

Denada menggigit bibir bawahnya menahan keharuan mendalam saat mendengar nama belakangnya disebut. Parmadita adalah nama belakang mamanya, wanita yang telah membesarkannya selama ini dan tidak bisa menghadiri pernikahannya karena telah meninggal dunia akibat kanker serviks.

Denada menarik nafas panjang, melirik ke arah barisan kursi paling depan, tampak Bayu dan Clara, saling berpegangan tangan, menatap ke arah altar dengan tatapan penuh keharuan.

"Girl?" Kevlar berbisik pelan, menatap Denada dengan khawatir saat melihat Denada terpaku cukup lama.

Denada menarik nafas panjang, mengejapkan matanya, menahan titik air bening yang nyaris lolos dari sudut matanya.

Aku rindu padamu, mama Sena
Tapi sekarang Kevlar akan menjagaku dengan baik. Mama tidak perlu khawatir.

Sekali lagi Denada menarik nafas panjang. Keheningan menyeruak di dalam gereja, semua tampak penasaran dan menunggu Denada yang tampak terdiam cukup lama.

Denada menatap Kevlar,  mengulas senyum tulus "Ya, saya mau." suara Denada terdengar lembut namun tegas.

Samar terdengar suara helaan nafas lega dan gumaman syukur saat mendengar jawaban Denada setelah terdiam cukup lama.

"Atas nama Gereja Allah dan dihadapan para saksi dan hadirin sekalian, saya menegaskan bahwa perkawinan yang telah diresmikan ini adalah perkawinan  yang sah. Semoga sakramen kudus ini menjadi  sumber kekuatan dan kebahagiaan bagi saudara berdua. Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia."

Kemudian acara dilanjutkan dengan pemasangan cincin pernikahan. Kevlar memasang cincin berwarna putih dengan ukiran keemasan dihiasi berlian di jari manis Denada,  diikuti Denada yang juga memasangkan cincin ke jari manis Kevlar. Cincin milik Kevlar hanya dihiasi dengan satu berlian kecil, tanpa ukiran apapun.

Perlahan Kevlar membuka selubung kepala milik Denada, tersenyum hangat, menatap penuh kelegaan "Aku sangat takut tadi, saat kau terdiam sangat lama. But thanks, girl. Thanks sudah menerima pria tua ini dengan segala kekurangannya."

DESTINY (TAMAT) Where stories live. Discover now