Chapter 26

2.7K 173 8
                                    


Beberapa hari kemudian

"Maaf pak." Nadya tampak bersusah payah menahan daun pintu.

"Ada apa, Nadya?" Kevlar menaikkan alisnya dan menatap Nadya.

"Mba Bella memaksa masuk." Nadya masih tampak mencoba menahan pintu ruangan Kevlar.

Kevlar menghembus nafas kasar.  Pasti Bella sudah membuat banyak keributan jika ia bisa lolos hingga ke lantai atas dan membuat keributan dengan sekretarisnya. Seharusnya jika melewati prosedur standar, Bella masih tertahan di resepsionis lobby, di lantai dasar.

"Biarkan dia masuk,  thanks Nadya." Kevlar memberi kode dengan anggukan kepalanya.

Nadya membuka pintu dan sosok Bella melangkah masuk dengan penuh percaya diri sambil mengibaskan rambutnya diiringi ketukan high heelsnya yang terdengar lantang dan tegas.

"Ada apa, Bella?" Kevlar menatap malas ke arah Bella, tidak ingin berbasa basi.

"Apa benar desas desus itu, Kev?" Bella menarik kursi dan duduk di depan meja Kevlar,  menyilangkan kakinya dan memperlihatkan pahanya di balik rok mininya.

"Desas desus apa?" Kevlar menjawab tanpa minat.

"Kau dan karyawanmu,  berpacaran?"

"Ohh itu, iya itu fakta,  ada apa?" Kevlar menjawab santai dengan nada datar, menatap Bella dengan tatapan tanpa emosi.

"Damn.... Kenapa harus dia dan bukan aku?" suara Bella meninggi, wajahnya tampak gusar.

"Kau?" Kevlar menaikkan alisnya, mendengus kasar, menatap Bella.

"Iya, kita kan punya hubungan dekat, Kev."

"Come on,  Bella. Dari awal aku sudah jelaskan jika hubungan kita just for fun.  Kau harusnya sudah tau, kan?"

"Lalu kenapa akhirnya kau memilih dia? Dari antara sekian banyak wanita? Kau malah memilih menjalin hubungan serius dengan dirinya?"

"Karena dia spesial."

"Aku juga spesial." Wajah Bella tampak gusar, tidak percaya dengan jawaban Kevlar.

"Tidak ada yang spesial selain dirinya."

"Kevlar." Bella menghela nafas panjang, menatap Kevlar.

"Stop it, Bella. Jangan membuat keributan dan mempermalukan dirimu,  Bella.  Pulanglah...." Kevlar menarik nafas panjang,  mencoba menetralkan emosinya.

"Aku tidak akan mengalah dengan karyawanmu." Bella mendengus kesal dan segera berdiri dan berjalan menghampiri Kevlar.

"Gunakan logikamu, Bella." Kevlar bersikap waspada saat Bella semakin mendekat ke arah kursinya.

"Like this?" Bella menarik kerah kemeja Kevlar, sensual, mencium bibir Kevlar dengan penuh gairah. 

Kevlar menaikkan alisnya, melihat ulah Bella.

What's the hell?

Kevlar hanya terdiam dan tidak bereaksi sama sekali sampai Bella melepaskan tautan bibir mereka.

Tangan Bella bergerak memberikan sentuhan sensual di dada dan area selangkangan Kevlar. Bella kembali mencium Kevlar,  dan sekali lagi Kevlar tidak merespon sama sekali.

DESTINY (TAMAT) Where stories live. Discover now