Chapter 11

3.8K 234 23
                                    

Mari kita mulai lembaran baru. Hanya kau dan aku....
Kevlar Maxwell

**********

Denada tidak menolak saat Kevlar membawanya turun dari mobil sport mewahnya dan membimbingnya masuk ke dalam lift. Tangan besar Kevlar terus menggenggam erat jemari kecil Denada selama berada di dalam lift. Denada juga tidak bertanya apa apa, saat lift berhenti di angka 15 dan Kevlar membawa Denada masuk ke dalam apartmentnya. Saat ini, Denada benar benar terlalu lelah untuk berpikir.

"Kita di mana?" suara lirih Denada akhirnya terdengar saat mereka sudah memasuki apartement yang luas dan mewah. Mata Denada berkeliling memandang interior mewah apartement

"Ini apartementku girl, duduklah dulu, aku mau berganti pakaian." Kevlar mendudukkan Denada di sofa besar yang empuk dan segera berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Denada menghela nafas kasar, mencoba menghalau kegelisahannya. Sejujurnya, Denada takut, jika keluarga Hadrian tahu ia bekerja di Maxwell corp, hari harinya tidak akan tenang. Mereka berdua bisa saja mencarinya di perusahaan Maxwell corp. Denada khawatir, jika ia harus resign dan mencari pekerjaan baru lagi, sedangkan Denada sudah sangat nyaman bekerja di Maxwell corp sekaligus menikmati hidupnya tanpa harus berhubungan dengan keluarga Hadrian

Denada berdiri dan berjalan menuju dapur yang cukup luas. Ada kulkas besar di sisi pantry. Denada membuka kulkas itu dan kembali menemukan minuman kaleng beralkohol memenuhi pintu kulkas.

"Minuman dengan rasa pahit yang aneh, tapi juga sangat digemari di mana mana." Denada berdecak dan meraih satu kaleng, membukanya dengan kasar, menutup kulkas dan membawa kaleng dingin itu hingga langkah kakinya berhenti di depan kaca lebar yang menampakkan kilauan lampu gedung dan kendaraan yang terlihat kecil di bawah sana.

" Shitttt... Pahit." Denada meneguk minumannya dan lagi lagi mengerutkan keningnya saat merasakan sensasi rasa pahit menyentuh tenggorokannya.

"Jangan diminum jika tidak terbiasa." suara serak Kevlar terdengar di samping Denada "Kemarikan, aku punya minuman bersoda di kulkas." Kevlar mencoba menarik kaleng minuman dari tangan Denada.

"No, biarkan aku menikmati pahitnya. Pahitnya sedikit mirip dengan hidupku." Denada terkekeh dengan nada sedih, matanya tampak berkaca kaca.

"Kau tidak mabuk, kan? Harusnya tidak. Minuman ini sangat rendah kadar alkoholnya." Kevlar menatap Denada dengan perasaan khawatir.

"Noooo... Aku waras... Hanya sedikit kesal harus bertemu lagi dengan orang orang dari masa laluku. Sudah dua tahun aku hidup tenang. Shit!! Andai saja tidak ada kewajiban menghadiri acara anniv bodoh itu." Denada menggerutu, menghela nafas kasar.

"Sorry.... " Kevlar bergumam dan berdiri di sisi Denada, menghela nafas penuh penyesalan.

"Sorry? What for? Hm, dan aku juga bingung, kau bukan pegawai di Maxwell corp, kan? Bagaimana kau bisa ada di acara itu? Kau adalah salah satu dari relasi bisnis Maxwell corp? Atau kau mewakili supplier?" Denada membalikkan tubuhnya dan menatap Kevlar yang saat ini sudah mengenakan atasan kaos ketat hitam yang mencetak lekukan otot tubuhnya yang kekar dengan bawahan celana bahan hitam panjang.

"Kau tidak mengikuti acara pembukaan anniv?" Kevlar menatap lurus ke manik mata Denada.

Jika kau ikut, kau harusnya tau siapa diriku

"Tidak...." Denada menggeleng pelan "Dari awal acara, aku sudah keluar dari ballroom, untuk menghindar, tapi tetap saja ketahuan dan bertemu dengan mereka." Denada mengerang, tampak kesal.

"Apa yang kau hindari, girl?" Kevlar melangkah, menipiskan jarak di antara mereka berdua.

"Segalanya, semua yang membuat lukaku kembali terasa sakit." Denada terkekeh, getir "Aku kelihatan putus asa banget ya?"

"Frankly said, yes girl." Kevlar mengangguk, bergumam serak, menatap wajah Denada, wajah yang belakangan mengacaukan hari harinya.

"Hufttt...." Denada mengeluh samar. Kembali membuang pandangan matanya ke arah jendela kaca, menatap hiruk pikuk perkotaan di bawah gedung.

"Nada....." suara Kevlar terdengar serius "Be my girl. Be mine...." Kevlar melangkah mendekati Denada, mengikis jarak di antara mereka berdua.

"Huhh?" Denada mendongak, menatap Kevlar yang menjulang tinggi di hadapannya.

Kevlar meraih kaleng minuman dari tangan Denada dan meletakkannya di atas meja, dekat jendela.

Kevlar kembali melangkah, mengikis jarak dan dengan lembut meraih tengkuk Denada. Kevlar merendahkan tubuhnya yang tinggi untuk mengecup bibir Denada. Denada mencoba menarik kepalanya tapi tangan Kevlar menahan kuat kepala Denada.

"Hmmfff..... " Denada mengerang mendapat serangan ciuman dari Kevlar.

"Balas ciumanku. Plis...." Kevlar mengusap pelan bibir Denada dan kembali menciumnya. Kening kevlar berkerut saat menyadari Denada hanya terdiam dan tidak merespon ciumannya.

"Nada...." Kevlar menggeram kesal saat Denada sama sekali tidak membalas ciumannya

Kevlar dengan cepat menggendong Denada ala bridal style dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.

"Kei....?" Denada memekik kaget, menatap Kevlar dengan tatapan penuh tanya.

"Biarkan aku membantumu melupakan masa lalumu. Mari kita mulai lembaran baru. Hanya kau dan aku...." Kevlar membaringkan tubuh Denada di atas ranjang berukuran king size dengan sprai berwarna abu abu pucat. Kevlar menggeram samar, jantungnya berdetak cepat, gairahnya nyaris meledak dan celananya terasa sesak karena sesuatu di dalamnya memberontak

"Kei...." Denada mencoba mendorong tubuh besar Kevlar, tapi sia sia. "Hmmmffff....." Denada kembali dibungkam dengan ciuman liar dari Kevlar.

"Just trust me girl, okay?" Kevlar berbisik lembut dengan suara serak, sebelum mengunci tubuh kecil Denada dalam pelukan eratnya.

****************

Kevlar melenguh keras penuh kepuasan. Kevlar mengecup pelan bibir Denada yang gemetar, mata Denada tertutup tapi Kevlar bisa melihat sisa sisa air mata di sudut mata Denada.

"I'm really sorry, girl. Istirahatlah dulu.. " Kevlar meraih tissue dan membersihkan bagian bawah tubuh Denada yang dipenuhi cairan dan bercak darah.

Kevlar menarik selimut menutupi tubuh Denada yang masih tampak bergetar "Sleep well, my girl. Thanks sudah bertahan... " Kevlar memeluk erat tubuh Denada

"Kei.... " Denada bergumam lirih, serak.

"Istirahatlah. Kita akan bahas besok.... " Kevlar mengecup kening Denada, menariknya merapat ke dada bidangnya yang lebar

*********

Chapter ini memang pendek karena sudah di edit agar bisa dibaca segala usia dan menghindari kasus report naskah.

Buat teman teman yang udah cukup umur dan punya akun di karyakarsa bisa unlock extended partnya, hanya 3K. Atau bisa beli paket baca duluan 10K.

Hari ini pasti banyak yang kaget, updatenya kepagian, soalnya takutnya bablas gak ada signal dan baru bisa up besok 🤭🤭

Thanks dah reading, vote and komen ya
Love you all

Makassar, 22 Juni 2022
Ig : agustini_tandean
Karyakarsa : AgustiniTandean

DESTINY (TAMAT) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin