Chapter 23

3.1K 183 12
                                    

Denada membuka matanya dan mencium aroma wangi yang menggoda. Perlahan Denada bangkit dengan tubuh polosnya, meraih kaos oblong milik Kevlar yang masih terlipat rapi dan diletakkan di atas tempat tidur. Setelah memakai kaos oblong yang kebesaran, Denada melangkahkan kaki keluar kamar dan melihat Kevlar sedang sibuk di dapur.

Denada menarik kursi perlahan, dan duduk sambil memandangi punggung Kevlar yang tidak memakai baju. Kevlar hanya mengenakan celana pendek.

Pemandangan indah yang gak boleh ditolak. Tubuh seksi dan kekar itu milikku.

Denada mengulum senyum sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya di atas meja, menatap pergerakan tubuh Kevlar dengan otot kekarnya yang tampak sangat seksi.

"Kau sudah bangun, girl?" Kevlar akhirnya menyadari kehadiran Denada saat hendak menaruh piring di atas meja.

"Hooh." Denada mengangguk sambil tersenyum, menggigit bibir bawahnya, menatap Kevlar.

Kenapa bisa ada makhluk seseksi dan setampan dirimu?

"Better hu?" Kevlar mengecup kening Denada dengan lembut, mengelus rambut Denada.

"I'm fine, Kei. Kau masak apa?"

"Aku hanya buat sandwich saja. Kau butuh energi. Makanlah lalu kita keluar mencari makan. Makan besar yang sesungguhnya dan bukan cemilan seperti ini." Kevlar menyodorkan piring berisi sandwich ke arah Denada.

"Enak..." Denada tersenyum sambil mengusap pipi Kevlar "Wanna hang out?"

"Kau mau ke mana?" Kevlar menarik kursi dan duduk di samping Denada.

"Hm... Biar kupikirkan dulu. Another secret place?"

"Let's see. Sekarang jam 3 sore, masih sempat?" Kevlar melirik jam di layar ponselnya.

"Off course, Kei. Buatlah lebih banyak sandwich sebagai bekal. Aku akan ke bawah mengambil pakaian gantiku."

"Kau mau turun dengan penampilan seperti itu, girl?" Kevlar menaikkan alisnya dan menatap tajam Denada "Kau bahkan tidak memakai pakaian dalam." Kevlar mengecup leher jenjang Denada.

"Tapi aku tidak punya pakaian bersih lagi." Denada mengerang pelan, ciuman singkat Kevlar di lehernya terasa sangat panas.

"Aku yang turun ke unitmu, apa yang kau perlukan, girl? "

"Kaos, celana puntung, dan pakaian dalam." Denada berbisik lirih, wajahnya bersemu merah. "Jaket maybe. Ahh aku lupa, jaketku ketinggalan di kantor karena Gerald menculikku secara paksa dan jaket lainnya ada di rumah." Denada menggigit bibir bawahnya, mengingat kembali kejadian konyol, saat Gerald memaksanya menjenguk Kevlar.

"Pakai saja jaketku, pilih yang kau rasa paling tidak kedodoran. Ahh benar, aku juga penasaran kenapa kau tau aku sakit, girl? Gerald yang memberitahukanmu?"

"Gerald menculikku dari kantor, menyeretku ke sini secara paksa." Denada terkekeh kecil "Dia benar benar kurang ajar."

"Dia menyeretmu? Serius?" Wajah Kevlar tampak menegang.

"Rilex, Kei. Bukan menyeret dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sejujurnya aku jadi khawatir, Gerald menjemputku di ruangan divisiku dan jelas akan menimbulkan banyak pertanyaan dari anak anak divisi." Denada menepuk keningnya, mengingat kemungkinan ia akan di interogasi kembali oleh teman temannya.

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang